29 7.
Nilai organoleptik hedonik aroma 8.
Nilai organoleptik hedonik rasa 9.
Nilai organoleptik skor tekstur
1. Kadar Air AOAC dengan modifikasi, 1995
Sampel ditimbang sebanyak 5 g di dalam cawan aluminium kering dipanaskan di oven selama 24 jam yang diketahui berat kosongnya. Kemudian
bahan tersebut dikeringkan dalam oven dengan suhu awal sekitar 50
o
C dan suhu dinaikkan setiap jam sampai suhu 70
o
C selama 2 jam, selanjutnya didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan
dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai
diperoleh berat yang konstan Kadar air bb = Berat awal sampel g
– Berat akhir sampel g x 100 Berat awal sampel g
2. Kadar Vitamin C Sudarmadji, et al., 1997
Sampel ditimbang sebanyak 5 g, digerus dengan penambahan akuades dan dimasukkan dalam labu takar. Kemudian ditambahkan akuades sampai volume 100
ml dan diaduk hingga merata. Campuran lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1 dan dititrasi segera dengan larutan Iodin 0,01 N sampai timbul warna biru stabil
Kadar vitamin C mg100 g bahan = ml Iodin 0,01 N x 0,88 x FP x 100 Berat sampel g
3. Total asam Ranganna, 1978
Ditimbang bahan sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan akuades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring
30 dengan kertas saring. Diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu ditambahkan phenolphthalein 2-3 tetes kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,01 N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna merah jambu
yang stabil. Dihitung total asam dengan rumus : Total asam = ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP x 100
Berat contoh g x 1000 x valensi Keterangan :
FP = Faktor pengencer
BM = Berat molekul asam dominan asam sitrat = 192
4. Total padatan terlarut Muchtadi dan Sugiyono, 1989.