Teknik Cuplikan Sampling Validitas Data

58 maupun observasi langsung aktif di situs peninggalan sejarah di Kabupaten Semarang. 3. Mencatat dokumen dan arsip Content analysis. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di museum, perpustakaan, sekolah, dan sekretariat MGMP.

E. Teknik Cuplikan Sampling

Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal sampling yang diambil untuk mewakili informasinya dengan kedalaman dan kelengkapannya tetapi tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya. Sampling yang bersifat internal tersebut mengarah pada kemungkinan generalisasi teoretis Sutopo, 2002 : 55. Pendapat tersebut diperkuat oleh Moleong 1999 : 165 yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor kontekstual, maksudnya sampling dalam hal ini berguna untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya construction yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik, maksud lain sampling dalam penelitian kualitatif ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sample dan oleh Goetz dan Le Compte dalam Sutopo, 2002 : 189 disebut “Criterion based selection”. Dalam penelitian ini dipilih informan yang dipandang paling berwenang yaitu pengawas, Kepala Sekolah, Wakasek bagian kurikulum, guru Sejarah, peserta didik SMPN kelas 1, juru kunci dan sejarawan. Namun mengacu pada pendapat Patton 59 dalam Sutopo, 2002 : 185 pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan dalam memperoleh data. Di samping itu juga menggunakan time sampling yaitu cuplikan waktu yang dipilih dan dipandang tepat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan permasalahan yang dikaji Sutopo, 2002 : 56 yaitu pada saat guru sedang menyajikan materi pengajaran sejarah.

F. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan dikumpulkan digunakan “teknik informant review atau umpan balik dari informan” Miles dan Huberman, 1992 : 453. Selain itu teknik trianggulasi juga digunakan untuk lebih menvalidkan data. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Untuk memperoleh data tentang peninggalan sejarah dikumpulkan dari hasil wawancara dengan juru kunci, cendikiawan, sejarawan dan guru sejarah, peserta didik dan pengurus MGMP. Untuk memperoleh data tentang materi pengajaran sejarah yang berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Semarang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, wakasek kurikulum, Guru sejarah dan peserta didik SMPN kelas 1 di Kabupaten Semarang. Teknik trianggulasi yang digunakan hanyalah trianggulasi sumber karena sumber informant review adalah informant kunci. Tipe trianggulasi yang digunakan merupakan strategi untuk mengurangi bias sistematik di dalam data. “Selain itu data dapat dikembangkan dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya verifikasi” Sutopo, 2002 : 78. 60

G. Teknik Analisis Data