diperoleh dalam penelitian ini kemungkinan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan waktu deasetilasi. Selain itu, metode pengukuran juga
dilaporkan menentukan tinggi-rendahnya nilai DD Khan et al. 2002 dalam Kim 2004.
Protokol produksi kitosan berpengaruh nyata terhadap viskositas .
Nilai viskositas kitosan hasil penelitian ini berkisar dari 120 cps sampai dengan
17200 cps Lampiran 1. Protan Laboratorium, menggolongkan viskositas menjadi empat 4 kelompok, yaitu viskositas rendah 200 cps, viskositas
sedang 200-799 cps, viskositas tinggi 800-2000 cps, dan viskositas sangat tinggi 2000 cps. Perlakuan PAM memiliki viskositas terendah yaitu 140
cps dan viskositas tertinggi diperoleh dengan perlakuan AMP, yaitu sebesar 17.180 cps. Pada protokol produksi PAM, tahap pertamanya adalah
deproteinasi kitosan dengan 3,5 NaOH dan diakhiri dengan tahap demineralisasi. Beberapa hasil peneliti sebelumnya menunjukkan pengaruh
demineralisasi yang berbeda terhadap viskositas atau berat molekul kitosan. Odote et al. 2005 mengemukakan bahwa demineralisasi dengan asam
mineral HCl, terutama pada konsentrasi yang lebih tinggi, dapat menurunkan viskositas. Tetapi Kim 2004 menyatakan bahwa penghilangan tahap
demineralisasi justru dapat menurunkan nilai viskositas kitosan. Hasil penelitian ini Tabel 1 menunjukkan kecenderungan
menurunnya viskositas kitosan dengan adanya perlakuan basa secara berurutan PA atau AP. Dari dua urutan ini, urutan PA memiliki pengaruh
lebih besar dalam menurunkan viskositas kitosan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh efek pengembangan struktur kitin oleh NaOH encer pada
tahap deproteinasi. Struktur yang telah terkembang ini akan dengan mudah terdegradasi oleh alkali pekat 50 saat proses deasetilasi A. Kitosan
memiliki struktur serupa selulosa, sehingga sangat rentan terhadap alkali Sjostrom 1993.
Tabel 1. Viskositas kitosan hasil beragam protokol proses produksi
4.2. Sifat Papan Isolasi
Sifat papan isolasi diuji mengikuti prosedur standar JIS A 5905 2003, dan nilai rata-ratanya tertera di dalam Tabel 2. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa protokol produksi kitosan hanya berpengaruh nyata terhadap daya serap air papan isolasi.
Tabel 2. Hasil rata-rata pengujian sifat-sifat papan isolasi dari jerami padi
Protokol Produksi Viskositas cps
MPA 280
PMA 860
MAP 540
AMP 17180
PAM
140
APM 340
Sifat Papan Isolasi
DM DP
DA 2
4 2
4 2
4
Kadar Air 7.07
7.48 7.47
6.98 7.80
6.96 Kerapatan gcm
3
0.30 0.30
0.33 0.33
0.35 0.31
Pengembangan Tebal
20.12 21.43
17.90 19.80
20.38 16.22
Daya Serap Air 276.11 295.71 227.74 233.22 231.25
244.13 MOR kgcm
2
0.0337 0.0022 0.0103 0.0006 0.0043 0.0155
MOE kgcm
2
0.0219 0.0286 0.0200 0.0275 0.0271 0.0196
Kondktivitas Panas Wm.K
0.1217 0.1182 0.1095 0.1266 0.1130 0.1208
Koefisien Absorpsi Suara
2.99 1.74
1.88 2.00
2.75 2.19
Kadar air rata-rata papan isolasi berkisar dari 6.96 hingga 7.80 Lampiran 3 dan memenuhi standar JIS A 5905 : 2003 untuk papan isolasi
kelas A yang mensyaratkan kadar air 5 -13. Papan isolasi hasil penelitian ini memiliki kerapatan rata-rata dari 0.30 grcm
3
hingga 0.35 grcm
3
, sesuai kerapatan target menurut standar JIS A 5905 : 2003 yaitu kurang dari 0.35
grcm
3
. Pengembangan tebal papan isolasi yang dibuat berkisar dari 16.22 hingga 21.43, sehingga tidak memenuhi standar JIS A 5905 : 2003 10.
JIS A 5905 : 2003 tidak memiliki persyaratan daya serap air, MOE, MOR, dan koefisien absorbsi suara. Lampiran 3 menyajikan data tentang sifat-sifat
papan isolasi ini. Nilai konduktivitas panas yang ditemukan pada papan isolasi penelitian ini berkisar dari 0.1095 Wm.K hingga 0.1266 Wm.K,
memenuhi persyaratan standar JIS A 5905: 2003 0.0552 Wm.K. Kemampuan kitosan membentuk gel yang stabil Suptijah 2006
menyebabkannya berfungsi sebagai perekat di dalam papan isolasi. Fungsinya sebagai perekat diharapkan mampu meningkatkan sifat-sifat papan isolasi
melalui peningkatan potensi ikatan antar serat pulp sebagaimana fungsi dari pati tapioka Tsoumis 1991. Tetapi nilai DD yang sangat rendah diduga
menghambat fungsi kitosan sebagai perekat. Kegagalan peningkatan ikatan antar serat oleh kitosan dimanifestasikan oleh tingginya kadar rongga yang
berakibat tertampungnya air secara berlebihan Emilia 2001. Sifat kekuatan yang rendah juga dapat menjadi indikasi rendahnya ikatan antar serat yang
merupakan faktor utama sifat kekuatan ini Scott 1996 dalam Lertsutthiwong et al. 2000.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Semua protokol yang dipergunakan dalam penelitian ini menghasilkan kadar air yang memenuhi standar Protan Laboratorium kurang dari 10. Tetapi
nilai DD yang dihasilkan jauh dibawah standar minimum 70. Protokol produksi dan konsentrasi kitosan dalam penelitian ini hanya
berpengaruh terhadap daya serap air papan isolasi. Namun demikian kadar air, kerapatan, dan konduktivitas panas yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5905
: 2003. Sifat-sifat lain seperti pengembangan tebal, daya serap air, modulus patah, dan modulus elastisitas belum memenuhi standar JIS A 5905 : 2003.
Kemungkinan DD kitosan yang tinggi akan memperbaiki sifat perekatan kitosan dalam papan isolasi. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan untuk
mencari kondisi demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi kitin yang dapat menghasilkan nilai DD kitosan yang tinggi.