EVALUASI KINERJA KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN MULTINASIONAL JEPANG YANG BEROPERASI DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF PERUSAHAAN INDUK JEPANG
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KPU KOTA PASURUAN
S K R I P S I
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Dina M Nim : 201010160311122
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan segala hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat KPU Kota Pasuruan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkap isyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang. Selama penyusunan skripsi, penulis telah mendapatkan bimbingan, dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Drs. Marsudi, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.
4. Ibu Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Dosen Pembimbing 1 Skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaianSkripsi ini. 5. Ibu Dra. Sandra Irawati, MM selaku Dosen Pembimbing 2 Skripsi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Skripsi ini. 6. Ibu Erna Retna Rahadjeng, MM selaku Dosen Wali Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Bapak H. Muhaimin, SH.MM selaku Sekretaris Sekretariat KPU Kota Pasuruan yang mengijinkan Penulis melakukan Penelitian.
(4)
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
9. Seluruh pegawai Sekrtariat KPU Kota Pasuruan yang telah banyak membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian terutama Bapak Laksono yang telah memberikan bantuan dalam penelitian.
10.Kedua Orang Tua Ku tercinta yang telah berjuang demi kuliah dan selalu memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Adik Ku tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada Ku sehingga dapat menyelesaikan Skripsi.
12.Teman – teman seperjuanganku (Puri, Kristin, Bayu, Aris, Tegar) dan anakkos C.14 terutama mba Mila, Vela, Cindy dan Mba Mita yang sudah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu terselesaikannya Skripsi ini.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.Tak ada yang sempurna dalam setiap karya manusia, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, 27 April 2014
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C.Batasan Masalah ... 5
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
E. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 7
B. Landasan Teori ... 10
1. Kepemimpinan ... 10
2. Gaya Kepemimpinan ... 15
3. Kinerja ... 22
4. Pengukuran Kinerja ... 23
5. Faktor - faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 25
6. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja ... 26
C.Kerangka Pikir ... 28
D.Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian ... 30
(6)
B. Jenis Penelitian ... 30
C.Populasi dan Sampel ... 30
D.Jenis dan Sumber Data ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ... 33
G.Pengukuran Data ... 36
H.Teknik Pengujian Instrumen ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 36
J. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.HASIL PENELITIAN ... 43
1. Sejarah Umum Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 43
2. Visi dan Misi Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 47
3. Tugas dan Kewenangan ... 48
4. Struktur Organisasi Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 50
B. Hasil Analisis Data ... 57
1. Data Karakteristik Responden ... 57
C.Hasil Uji Instrumen ... 62
1. Uji Validitas ... 63
2. Uji Reliabilitas ... 65
D.Hasil Analisis Data ... 66
1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 66
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
3. Uji Hipotesi ... 76
4. Pembahasan ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Kinerja ... 2
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ... 8
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ... 35
Tabel 3 Rentang Skala ... 39
Tabel 4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57
Tabel 5 Data Responden Berdasarkan Umur ... 58
Tabel 6 Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 59
Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jabatan/ pangkat... 60
Tabel 8 Data Responden Berdasarkan MasaKerja ... 61
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62
Tabel 10 Hasil Uji Validitas ... 64
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas ... 65
Tabel 12 Rentang Skala Gaya Kepemimpinan Inisiasi Struktur ... 66
Tabel 13 Rentang Skala Gaya Kepemimpinan Konsiderasi ... 69
Tabel 14 Rentang Skala Gaya Kinerja Pegawai ... 71
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi ... 50
Gambar 2 Kurva Uji F... 77
Gambar 3 Kurva Uji t untuk Inisiasi Struktur ... 79
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
1.1Kuesioner
1.2Data Skor Hasil Kuesioner Variabel 1.3Perhitungan Uji Validitas
1.4Perhitungan Uji Reliabilitas
1.5Perhitungan Regresi Linear Berganda 1.6Surat Keterangan Penelitian
(10)
DAFTAR PUSTAKA.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi II, Cetakan Kesembilan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.
Blogspot, 2013, Pengertian dan Tanggung Jawab Kepemimpinan, (Online). (http://ypb97.blogspot.com/2010/01/pengertian-dan-tanggung-jawab.html, diakses 10 Desember 2013)
Friska Idviosa, 2013, Arti Penting Kepemimpinan, (Online),
(http://www.e-journal.com/2013/09/syarat-syarat-kepemimpinan.html, diakses 10 Desember 2013)
Hersey, SR, Ralph E. dan Blanchard Theodore, management of organizational behavior: utilizing human resources, 4th edition, prentice-hall. Inc. Diterjemahkan oleh Agus Dharma, Ph. D. 1982. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ian, 2011, Landasan Teori Manajemen, (Online),
(http://teori-mgt-ian.blogspot.com/2011/01/pengertian-kinerja_20.html), diakses 10 Desember 2013
Kartini, Kartono. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Grafindo Persada : Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
(11)
(http://nasuhasmith13.blogspot.com/2011/03/teori-dasar-kepemimpinan.html, diakses 10 Desember 2013)
Nazir, Moch. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Randhita, Ricky. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dalam Organisasi Pemerintah Kelurahan. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Mulyadi, deddy. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi; Edisi Ketiga, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Rimaru’s, Pengukuran Kinerja Karyawan, (Online),
(http://rimalrimaru.com/pengukuran-kinerja-karyawan/. Des, 10, 2013) Robbins, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa oleh Tim Index. Index:
Jakarta.
Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen: Edisi Kesepuluh, jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Setiyawan, Budi & Waridin. (2006). Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi. Semarang: JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta.
Wikepedia, Kinerja, (online),
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian.
Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Istilah gaya adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Kepemimpinan di suatu organisasi perlu mengembangkan staf dan membangun motivasi yang menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi, maka pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat, yang bertujuan menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi kedudukannya.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kesuksesan pemimpin ialah dengan mempelajari gayanya, karena gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Untuk itu pemimpin harus dapat memberikan model gaya kepemimpinan yang membuat pegawai merasa nyaman dalam melakukan perkerjaannya, sehingga perkerjaan yang dihasilkan berkualitas dan sesuai yang diharapkan.
Menurut Robbins (2003) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja
(13)
2
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai.
Peranan kepemimpinan akan menjadi penting dan dibutuhkan untuk menyelaraskan berbagai macam kebutuhan dan juga untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif. Kenyataan tersebut menjadikan pemimpin harus secara nyata memiliki upaya untuk membuat hubungan kerja yang baik dengan pegawai agar mau mengikuti instruksi apa yang telah diberikan dan memiliki ketelitian dalam berkerja sehingga perkerjaan selesai dengan tepat waktu.
Dari berbagai cara yang dilakukan oleh pemimpin dalam menggerakkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi pada akhirnya harus dapat pula menimbulkan kinerja dari para bawahannya. Secara tidak langsung kepemimpinan ikut menentukan terbentuknya kinerja pegawai. Semakin baik kepemimpinan seseorang terhadap bawahan, maka semakin tinggi pula kinerja bawahannya.
Berkaitan dengan gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai dalam suatu instansi, dalam hal ini penelitian dilakukan pada Sekretariat KPU Kota Pasuruan yang berada di Jl. Panglima Sudirman no. 119 A Kota Pasuruan. Sekretariat KPU Kota Pasuruan adalah salah satu Lembaga Pemerintah yang menyelenggarakan pemilihan umum untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dalam Pemilihan Umum
(14)
3
Anggota DPR/ DPD/ DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Sekretariat KPU Kota Pasuruan memiliki pegawai yang berjumlah 30 orang. Dalam instansi ini pegawai dituntut untuk melakukan perkerjaannya secara maksimal, dimana pemimpin memberikan instruksi-instruksi pada pegawai secara langsung dalam kinerjanya. Tetapi selama ini kinerja pegawai dalam proses persiapan pemilu banyak yang berkerja kurang maksimal dan masih sering mengalami kesalahan misalnya dalam pengecekan surat suara yang cacat, pembagian alat tulis guna simulasi pemilu, mempersiapkan kotak pemilu. Hal itu bisa terjadi karena kurang adanya hubungan kerja dan perhatian oleh pemimpin pada pegawai sehingga pegawai menjadi tidak nyaman dalam berkerja.Berikut data kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan pada pemilu tahun 2013 :
Tabel 1.1
Data Kinerja Sistem Aplikasi yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu tahun 2013
INDIKATOR KINERJA
KINERJA
TARGET REALISASI
(1) (2)
Pengecekan surat suara yang cacat dan tidak cacat
500/hari 450/hari
Pelipatan surat suara 500/hari 450/hari
Pengepakan surat suara 2.000/5 TPS 1.860/5 TPS
Pembagian alat tulis untuk simulasi pemilu 1.000 bungkus
998 bungkus
Mempersiapkan kotak pemilu 1.600 kotak 1.600 kotak Sumber : Data Sekretariat KPU Kota Pasuruan
(15)
4
Dalam instansi pegawai juga diharapkan mampu menyelesaikan perkerjaan yang telah diberikan oleh pemimpin, hal ini dilakukan pemimpin agar persiapan pemilu dapat selesai tepat waktu dan hasilnya tidak merugikan orang lain. Pemimpin telah memberikan jadwal penyelesaian kepada pegawai itu sendiri dan pegawai diharapkan bisa mencapai jadwal yang telah ditetapkan. Tetapi selama ini pegawai bagian teknis pemilu tidak bisa mencapai waktu yang telah ditetapkan oleh pemimpin. Hal tersebut terjadi karena gaya kepemimpinan yang diterapkan selama ini ditengarai kurang bisa memupuk gairah kerja para pegawai dan juga sebagian pegawai ada yang merasa kurang nyaman dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Apabila pegawai memiliki kinerja yang baik maka mereka dapat mencapai hasil yang maksimal dan perkerjaan bisa selesai tepat waktu. Dapat diketahui bahwa selama ini dalam instansi pegawai dalam berkerja dipantau langsung oleh kasubag. Tetapi pemimpin dianggap kurang bersahabat karena tidak pernah melakukan pengawasan langsung terhadap pegawai sehingga pegawai merasa kurang diperhatikan dalam berkerja.
Berdasarkan penjelasan diatas faktor yang menentukan apakah kinerja pegawai berjalan dengan baik atau tidaknya, semua itu dapat diukur dan dilihat salah satunya melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan pada instansi yang ada, apakah pegawai tersebut merasa nyaman berkerja dalam instansi tersebut. Kalau mereka merasa nyaman dan puas berkerja dalam perusahaan tersebut, tentunya mereka akan berusaha untuk memberikan kinerja yang baik terhadap perusahaan tersebut. Maka dari itu seorang pemimpin harus mempunyai keluwesan serta perhatian dengan bawahannya, bukan hanya memberikan tugas
(16)
5
tanpa adanya perhatian terhadap bawahannya. Jika gaya kepemimpinan tersebut dilakukan oleh pemimpin dan bawahan merasa nyaman, maka bawahan juga akan memberikan sikap positif kepada instansi di dalam rangka proses pencapaian tujuan instansi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis terdorong mengulas secara ilmiah dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat KPU Kota Pasuruan.”
B.Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan permasalahan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan di Sekretariat KPU Kota Pasuruan ? 2. Bagaimana kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
3. Apakah gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
4. Dari gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi apakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
C.Batasan Masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini menggunakan teori perilaku dari Negara Bagian Ohio meliputi Inisiasi Struktur dan Konsiderasi, dan kinerja pegawai yang diteliti adalah bagian teknis pemilu.
(17)
6
D.Tujuan Penelitian.
1. Untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
2. Untuk mendeskripsikan kinerja pegawai yang diterapkan di Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
3. Untuk menganalisis pengaruh signifikan gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
4. Untuk menganalisis dari gaya kepemimpinan insiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
E.Kegunaan Penelitian.
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Instansi
Pemimpin perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam memperbaiki kinerja dan produktivitas pegawai, sehingga Sekretariatan dapat meningkatkan kinerja terhadap masyarakat sebagaimana fungsi Sekretariatan KPU sebagai instansi penyelenggara pemilu.
2. Bagi Peneliti Lain
(18)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Penelitian Terdahulu.
Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menggunakan penelitian terdahulu tentang gaya kepemimpinan dan kinerja sebagai berikut : Penelitian oleh Indra Eko Novianto (2011) dengan judul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Malang”. Dengan variabel bebas gaya kepemimpinan dan variabel terikatnya adalah kinerja. Berdasarkan hasil penelitian , membuktikan bahwa seluruh variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang dengan hasil koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil sebesar 0,131.
Penelitian terdahulu oleh Rokhmaloka Habsoro Abdilah (2011) Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (studi pada pegawai Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah). Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,680.
(19)
8
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Uraian
1. Judul Penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Pemerintah Kabupaten Malang
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh variabel dalam gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Malang. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui
variabel-variabel dalam gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Malang. 3. Mengetahui gaya kepemimpinan yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Malang serta mengetahui hasil perbandingan antara
(20)
9
Lanjutan
penilaian pribadi karyawan dengan penilaian dari pimpinan.
Metode Penelitian Jenis penelitian penjelasan, yang dimana
menggunakan alat analisis regresi linear berganda dan uji koefisien determinasi.
Hasil Penelitian Hasil analisis membuktikan bahwa seluruh
variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang, hasil koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil sebesar 0,131.
2. Judul Penelitian Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi jawa Tengah)
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengujidan menganalisispengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah.
2. Untukmenguji dan
menganalisispengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Kesbangpol.
(21)
10
Lanjutan
Metode Penelitian Menggunakan regresi linear berganda dan uji koefisien determinasi.
Hasil Penelitian Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,680.
Berdasarkan pada tabel 2.1 dapat diketahui bahwa persamaan penelitian yang sekarang adalah pada tema yang diteliti, yaitu meneliti tentang variabel gaya kepemimpinan yang dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja. Sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitian, teori, indikator dari variabel bebas atau variabel terikat yang digunakan dan alat analisis. Penelitian yang sekarang menggunakan teori perilaku yang indikatornya adalah inisiasi struktur dan konsiderasi, sedangkan indikator kinerja menurut Mangkunegara(2002) adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, keandalan, dan sikap.
B.Landasan Teori.
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam manajemen dan organisasi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan jantung atau intinya manajemen dan organisasi. Menurut Rivai dan Mulyadi ( 2010 : 2 ) menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas, adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
(22)
11
mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa– peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono 2003) pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau berkerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dalam kelompok.
Menurut Robbins dan Coulter (2010:146) menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin. Kepemimpinan merupakan proses memimpin sebuah kelompok dan mempengaruhi kelompok itu dalam mencapai tujuannya.
Dari rumusan-rumusan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk tercapainya suatu tujuan tertentu. Jadi dari pengertian tersebut di atas jelas sekali terlihat bahwa seseorang pemimpin dengan kepemimpinannya haruslah mampu mempengaruhi, mengubah dan menggerakan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan.
(23)
12
Menurut Robbins dan Coulter ( 2010 : 147 ) dikemukakan beberapa teori kepemimpinan yaitu :
1. Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin dengan teori sifat harus memiliki kemauan yang keras untuk mendorong pencapaian tujuan dengan cara yang dapat menginspirasi orang lain sehingga memperoleh hasil yang luar biasa, visi yang jelas mengenai standar yang diharapkan. Adapun sifat yang dimiliki seorang pemimpin :
a. Penggerak
Pemimpin menunjukan tingkat usaha yang tinggi. Mereka memiliki keinginan yang relative tinggi terhadap keberhasilan, ambisius, memiliki banyak energy, tidak kenal lelah dalam aktivitasnya, dan menunjukan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin
Pemimpin memiliki hasrat yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka menunjukan kemauan untuk menerima tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas
Pemimpin membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya dengan cara jujur dan tidak berkhianat, dan dengan menjaga konsistensi antara kata-kata dan perbuatannya.
(24)
13
Pengikut mencari pemimpin yang tidak ragu-ragu. Dengan demikian, para pemimpin harus dapat menunjukan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
e. Kecerdasan
Pemimpin harus cukup cerdas agar dapat mengumpulkan menyatukan, dan menafsirkan banyak informasi, dan mereka harus dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan yang tepat.
f. Pengetahuan yang relevan mengenai perkerjaan
Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tingkat tinggi mengenai perusahaan, industri, dan permasalahan teknis. Dengan pengetahuan yang mendalam, pemimpin dapat membuat keputusan terbaik dan memahami implikasi keputusan tersebut.
g. Extraversion
Pemimpin adalah orang yang enerjik dan penuh semangat. Suka bergaul, tegas, dan jarang sekali berdiam atau menarik diri.
2. Teori Perilaku
Dalam teori ini menjelaskan tentang teori kepemimpinan yang mengidentifikasi perilaku yang membedakan antara pemimpin efektif dan tidak efektif. Teori ini memusatkan perhatiannya pada empat kajian utama mengenai perilaku pemimpin, yaitu :
(25)
14
a. Universitas Lowa terdapat 3 dimensi perilaku :
a) Gaya Demokratis : melibatkan karyawan, mendelagasikan kewenangan, dan mendorong partisipasi.
b) Gaya Autokrasi : mendikte metode kerja, membuat keputusan sepihak, dan membatasi partispasi.
c) Gaya laissez-faire : Memberikan kebebasan kepada kelompok untuk membuat keputusan dan menyelesaikan tugas.
b. Negara bagian Ohio terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Konsiderasi : memperhatikan ide dan perasaan anggota grup. b) Inisasi Struktur : Membuat struktur kerjadan hubungan kerja
demi mencapai tujuan.
c. Universitas Michigan terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Orientasi pada karyawan : Menekankan pada hubungan interpersonal dan memenuhi kebutuhan karyawan.
b) Orientasi pada produksi : Menekankan pada aspek tugas dan teknis kerja.
d. Grid Manajerial terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Perhatian terhadap orang : Mengukur perhatian pemimpin pada bawahannya dengan skala 1 sampai 9 (rendah ke tinggi)
b) Perhatian terhadap produksi : mengukur perhatian pemimpin terhadap penyelesaian pekerjaan (rendah ke tinggi)
(26)
15
“Dunia korporasi dipenuhi dengan cerita gagalnya para pemimpin mencapai kesuksesan akibat kegagalan mereka dalam memahami konteks hal yang mereka lakukan”. Dalam teori ini terdapat 3 teori kontingensi :
a. Model Fiedler
Teori kepemimpinan ini menjelaskan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dan banyaknya kendali serta pengawasan terhadap situasi itu.
b. Teori kepemimpinan situasi Hersey Blanchard
Teori kontingensi yang focus terhadap kesiapan pengikutnya. c. Teori jalur-tujuan
Teori kepemimpinan yang menyatrakan bahwa tugas pemimpin adalah membantu pengikutnya mencapai tujuan dan mengarhkan atau memberikan dukungan sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa tujuan mereka sejalan dnegan tujuan kelompok atau organisasi.
1. Gaya Kepemimpinan
Dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin mempunyai gaya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, meskipun seringkali mereka mengembangkan beberapa gaya kepemimpinan, tapi ada satu gaya kepemimpinan yang paling dominan yang paling sering dijalankan oleh pemimpin. Rivai dan Mulyadi (2010:42) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seseorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang
(27)
16
konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukan secara langsung dan tidak langsung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negative, dimana pembedaan itu didasarkan pada cara upaya mereka memotivasi pegawai. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negative. Pendekatan kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi.
Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya lainnya yaitu gaya otokratik, partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau laissez faire). Pemimpin yang otokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkannya. Kepemimpinan ini pada umumnya negative, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaat antara lain :
(28)
17
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Sementara itu, pemimpin partisipatif lebih banyak mendesentarlisasikan wewenang yang dimiliknya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak. Adapun pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkan kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalhnya sendiri. Diantara ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi adalah kea rah penerapan praktek partisipasi secara lebih luas karena dianggap paling konsisiten dengan perilaku organisasi.
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tepramen, watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gaya dirinyalah yang membedakan dengan orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku seseorang untuk memotivasi orang lain agar mereka mau berkerja sama untuk mencapai tujuan. Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:36) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan
(29)
18
bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/ organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Gaya pemimpin ini selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
c. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai symbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
Sedangkan gaya kepemimpinan Teori perilaku (Robbins dan Coulter,2010:148) menurut penelitian Ohio State adalah :
(30)
19
1. Inisiasi Struktur
Mengacu pada sejauh mana pemimpin menentukan perannya dan peran anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Inisiasi struktur mencakup perilaku yang berusaha mengorganisasi perkerjaan, hubungan kerja dan tujuan.
2. Konsiderasi
Sejauh mana pemimpin memiliki hubungan kerja dengan karakteristik saling percaya dan rasa hormat terhadap gagasan dan perasaan anggota kelompok. Pemimpin yang memiliki perhatian tinggi bersedia membantu anggota kelompok dengan setara. Pemimpin memperhatikan kenyamanan, kesejahteraan status, dan kepuasan anggotanya.
Dengan menggunakan salah satu dari dua gaya tersebut di atas dan dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasinya. Menurut teori ini macam-macam gaya kepemimpinan tersebut dapat dipergunakan oleh pemimpin dalam perilaku yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang dipilih pemimpin akan efektif jika dapat memotivasi untuk menaikkan usaha-usaha dari para bawahan dimana perilaku tersebut harus dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.
Dari berbagai tinjauan teoritis di atas, gaya kepemimpinan seorang pemimpin pada dasarnya tidak mungkin terlepas dari unsur-unsur perilaku, karena faktor perilaku sangat penting untuk mencapai keefektifan
(31)
20
kepemimpinan. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu sikap atau pola perilaku seorang pemimpin dalam memotivasi semangat seseorang orang lain agar mereka mau berkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Syarat Kepemimpinan
Ada beberapa syarat-syarat kepemimpinan yang harus ada dalam seorang pemimpin. Syarat-syarat tersebut merupakan hal pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dalam memimpin ia mempunyai kekuasaan dan wibawa sebagai seorang pemimpin. Menurut Kartono(2013) mengatakan bahwa pemimpin itu harus mempunyai kelebihan, yaitu :
a. Kapasitas meliputi : Kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan kemampuan menilai.
b. Ilmu pengetahuan yang luas.
c. Tanggungjawab, mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif, atau suka berkeja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor. e. Status meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular,
tenar.
3. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:34) fungsi artinya jabatan (perkerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu
(32)
21
bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang ,mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/ organisasi.
4. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepimimpinan
Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh pemimpin dan kepemimpinannya, sehingga ia memiliki kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan pegawainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus melaksanakan serta memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
Menurut Ranupandojo(2000:152), Miljus mengatakan bahwa tanggung jawab para pemimpin adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas, kualitas, keamanan dan sebagainya)
b. Melengkapi para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya
c. Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka
(33)
22
e. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan
f. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan perkerjaan yang efektif g. Menilai pelaksanaan perkerjaan yang mengkomunikasikan hasilnya h. Menunjukan perhatian pada karyawan
Agar seorang pemimpin dapat mencapai tujuannya secara efektif, maka ia harus memiliki wewenang untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain. Ada beberapa macam wewenang pemimpin, diantaranya adalah:
a. Top Down Authority (Penetapan dari atasan), yaitu wewenang yang dimiliki oleh seseorang karena adanya pelimpahan wewenang dari pimpinan atau atasannya.
b. Bottom Up Authority (Penetapan dari bawahan), yaitu wewenang yang dimiliki seseorang karena ditunjuk sebagai pemimpin oleh para pengikutnya.
5. Pengertian Kinerja
Pemikiran awal yang muncul ketika kita membicarakan Kinerja adalah hasil dari suatu pekerjaan atau output. Menurut Mangkunegara (2002:67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Robbins dan Coulter (2010:188) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil akhir dari sebuah aktivitas. Entah aktivitas tersebut telah berjam-jam latihan intensif
(34)
23
sebelum konser atau balap atau melaksanakan kewajiban kerja seefisien dan seefektif mungkin, kinerja adalah apa yang dihasilkan dari aktivitas tersebut.
Menurut Kusnadi (2003:64) menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Hariandja (2002:195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi tersebut untuk meningkatkannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang Kinerja seperti yang telah dikemukakan di atas maka pada penelitian ini yang dimaksud Kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai karyawan berdasarkan standar yang berlaku untuk mencapai perkerjaan dan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
6. Pengukuran Kinerja
Secara teoritikal berbagai metode dan teknik mempunyai sasaran yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para pegawai secara obyektif untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya bermanfaat bagi organisasi atau instansi, seperti untuk kepentingan mutasi pegawai maupun bagi pegawai yang bersangkutan sendiri dalam rangka pengembangan karirnya.
(35)
24
Menurut Soeprihantono dalam Utomo (2006) ada beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yaitu : prestasi kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan dan pengabdian, kejujuran, kedisiplinan, kerja sama dan kepemimpinan.
Menurut Gomez (dalam Utomo, 2006) dalam melakukan penelitian terhadap kinerja yang berdasarkan perilaku yang spesifik ini maka ada delapan dimensi yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain :
a. Kualitas Kerja, Kualitas ini akan dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapan.
b. Kuantitas Kerja, Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
c. Pengetahuan Perkerjaan, Luasnya pengetahuan mengenai perkerjaan dan keterampilan.
d. Kreatifitas, Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e. Kerja sama, Kesadaran untuk berkerja sama dengan orang lain.
f. Inisiatif, Keaslian ide-ide yang disampaikan sebagai program organisasi dimasa yang mendatang.
g. Ketergantungan, Kesadaran dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penjelasan kerja.
h. Kualitas Personil, Menyangkut kepribadian, Kepmimpinan, kemampuan dan integritas pribadi.
(36)
25
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002) mengatakan bahwa terdapat lima indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, antara lain :
a. Kualiatas, Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyelesaikan beberapa cara ideal dan penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas. b. Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah sejumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu, Tingkat suatu aktivitas yang diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan dilihat dari sudut koordinasi yang dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. d. Keandalan, yaitu sejauh mana karyawan dapat mengikuti instruksi,
memiliki inisiatif, teliti serta hati-hati dalam melakukan perkerjaannya. e. Sikap, yaitu perilaku sehari-hari yang ditunjukan karyawan terhadap
perusahaan, perkerjaan dan sesama rekan kerja.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Tinggi atau rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar menentukan kebijaksanaan instansi dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki kinerja tersebut. Menurut Gibson (2011) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
a. Faktor individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
(37)
26
b. Faktor Psikologis : Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi : Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditemaptkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kehaliannya.
b. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
8. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:42) gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Berangkat dari pendapat diatas, maka jelaslah bahwa secara teoritis gaya kepemimpinan termasuk salah satu faktor utama dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang
(38)
27
sesuai dengan aspirasi anggota yang dipimpin, maka akan terjadi hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan secara proporsional. Dengan demikian sangatlah penting jika sebuah organisasi memperhatikan aspek kepemimpinan, dimana aspek kepemimpinan tersebut juga tidak akan terlepas dari gaya kepemimpinan.
Maka untuk meningkatkan kinerja pegawai, seorang pemimpin harus bisa memberikan suatu dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga pegawai lebih termotivasi berkerja lebih baik dan bersemangat. Disamping itu pula keberhasilan hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan selalu terjaga dengan baik agar dapat meningkatkan semangat kerja yang pada akhirnya dapat memacu kinerja pegawai.
Sehebat apapun pemimpin akan dibuktikan apabila tujuan organisasi dimana ia memimpin dapat tercapai. Tercapainya tujuan organisasi tersebut merupakan perwujudan kinerja pegawai yang tinggi. Namun demikian, tercapai tidaknya tujuan organisasi bergantung pada sejauh mana seorang pemimpin mampu mengendalikan anggotanya untuk saling berkerja sama dalam rangka menyamankan visi dan misi organisasi. Diharapkan dengan adanya kesamaan visi dan misi organisasi tersebut, maka terciptalah kondisi kerja yang memungkinkan adanya peningkatan kinerja pegawai.
Setelah dilihat dari pengertian dan rumusan-rumusan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
(39)
28
pegawai begitu besarnya karena pada dasarnya gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar lebih giat dalam berkerja demi tercapainya suatu tujuan tertentu.
Singkatnya, bahwa dengan adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, maka akan dicapai peningkatan kemampuan (ability) pegawai, motivasi, kualitas supervisi (kepemimpinan) dan sikap pegawai terhadap tugas, yang pada gilirannya dapat menunjang peningkatan kinerja, sehingga dapatlah dikatakan bahwa terdapat keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai.
C.Kerangka Pikir.
Berdasarkan uraian landasan teori yang ada, maka kerangka berfikir digambarkan sebagai berikut :
Kerangka penelitian diatas merupakan perumusan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan penelitian mengenai hubungan gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel Kinerja (Y), sedangkan variabel bebas adalah Gaya Kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan yang mempunyai 2 variabel menurut teori perilakuyaitu Inisiasi struktur dan konsiderasi, sedangkan variabel kinerja memiliki 5 indikator dan juga didukung
Kinerja Pegawai (Y) Gaya Kepemimpinan (X) :
- Inisiasi Struktur (X1)
(40)
29
teori menurut Mangkunegara yaitu Kualitas Kerja (Y1), Kuantitas Kerja (Y2),
Ketepatan Waktu (Y3), keandalan (Y4), Sikap (Y5).
D.Hipotesis.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
2. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
(1)
Menurut Soeprihantono dalam Utomo (2006) ada beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yaitu : prestasi kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan dan pengabdian, kejujuran, kedisiplinan, kerja sama dan kepemimpinan.
Menurut Gomez (dalam Utomo, 2006) dalam melakukan penelitian terhadap kinerja yang berdasarkan perilaku yang spesifik ini maka ada delapan dimensi yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain :
a. Kualitas Kerja, Kualitas ini akan dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapan.
b. Kuantitas Kerja, Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
c. Pengetahuan Perkerjaan, Luasnya pengetahuan mengenai perkerjaan dan keterampilan.
d. Kreatifitas, Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e. Kerja sama, Kesadaran untuk berkerja sama dengan orang lain.
f. Inisiatif, Keaslian ide-ide yang disampaikan sebagai program organisasi dimasa yang mendatang.
g. Ketergantungan, Kesadaran dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penjelasan kerja.
h. Kualitas Personil, Menyangkut kepribadian, Kepmimpinan, kemampuan dan integritas pribadi.
(2)
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002) mengatakan bahwa terdapat lima indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, antara lain :
a. Kualiatas, Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti menyelesaikan beberapa cara ideal dan penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas. b. Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah sejumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu, Tingkat suatu aktivitas yang diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan dilihat dari sudut koordinasi yang dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. d. Keandalan, yaitu sejauh mana karyawan dapat mengikuti instruksi,
memiliki inisiatif, teliti serta hati-hati dalam melakukan perkerjaannya. e. Sikap, yaitu perilaku sehari-hari yang ditunjukan karyawan terhadap
perusahaan, perkerjaan dan sesama rekan kerja.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Tinggi atau rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar menentukan kebijaksanaan instansi dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki kinerja tersebut. Menurut Gibson (2011) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
a. Faktor individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
(3)
b. Faktor Psikologis : Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi : Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditemaptkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kehaliannya.
b. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
8. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:42) gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Berangkat dari pendapat diatas, maka jelaslah bahwa secara teoritis gaya kepemimpinan termasuk salah satu faktor utama dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang
(4)
sesuai dengan aspirasi anggota yang dipimpin, maka akan terjadi hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan secara proporsional. Dengan demikian sangatlah penting jika sebuah organisasi memperhatikan aspek kepemimpinan, dimana aspek kepemimpinan tersebut juga tidak akan terlepas dari gaya kepemimpinan.
Maka untuk meningkatkan kinerja pegawai, seorang pemimpin harus bisa memberikan suatu dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga pegawai lebih termotivasi berkerja lebih baik dan bersemangat. Disamping itu pula keberhasilan hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan selalu terjaga dengan baik agar dapat meningkatkan semangat kerja yang pada akhirnya dapat memacu kinerja pegawai.
Sehebat apapun pemimpin akan dibuktikan apabila tujuan organisasi dimana ia memimpin dapat tercapai. Tercapainya tujuan organisasi tersebut merupakan perwujudan kinerja pegawai yang tinggi. Namun demikian, tercapai tidaknya tujuan organisasi bergantung pada sejauh mana seorang pemimpin mampu mengendalikan anggotanya untuk saling berkerja sama dalam rangka menyamankan visi dan misi organisasi. Diharapkan dengan adanya kesamaan visi dan misi organisasi tersebut, maka terciptalah kondisi kerja yang memungkinkan adanya peningkatan kinerja pegawai.
Setelah dilihat dari pengertian dan rumusan-rumusan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
(5)
pegawai begitu besarnya karena pada dasarnya gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar lebih giat dalam berkerja demi tercapainya suatu tujuan tertentu.
Singkatnya, bahwa dengan adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, maka akan dicapai peningkatan kemampuan (ability) pegawai, motivasi, kualitas supervisi (kepemimpinan) dan sikap pegawai terhadap tugas, yang pada gilirannya dapat menunjang peningkatan kinerja, sehingga dapatlah dikatakan bahwa terdapat keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai.
C.Kerangka Pikir.
Berdasarkan uraian landasan teori yang ada, maka kerangka berfikir digambarkan sebagai berikut :
Kerangka penelitian diatas merupakan perumusan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan penelitian mengenai hubungan gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel Kinerja (Y), sedangkan variabel bebas adalah Gaya Kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan yang mempunyai 2 variabel menurut teori perilakuyaitu Inisiasi struktur dan konsiderasi, sedangkan variabel kinerja memiliki 5 indikator dan juga didukung
Kinerja Pegawai (Y) Gaya Kepemimpinan (X) :
- Inisiasi Struktur (X1) - Konsiderasi (X2)
(6)
teori menurut Mangkunegara yaitu Kualitas Kerja (Y1), Kuantitas Kerja (Y2), Ketepatan Waktu (Y3), keandalan (Y4), Sikap (Y5).
D.Hipotesis.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
2. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan.