Tabel  5  Rata-rata  suhu  udara  dan  kelembaban  Taman  Menteng,  Suropati,  dan  Situ Lembang
Kelembaban  udara  yang  diamati  pada  tiap  taman  merupakan  kelembaban nisbi  relatif  yaitu  membandingkan  kandungantekanan  uap  air  aktual  dengan
keadaan  jenuhnya  atau  pada  kapasitas  udara  untuk  menampung  uap  air  Handoko, 1994.  Kelembaban  udara  di  Taman  Suropati  merupakan  yang  tertinggi  jika
dibandingkan dengan Taman Menteng 51 dan Taman Situ Lembang 48 yakni sebesar  52. Jarak tanam  antar pohon  yang tepat,  pemilihan pohon penaung  yang
sesuai,  serta  kondisi  kanopi  yang  saling  bersinggungan  sehingga  menciptakan keteduhan berperan meningkatkan nilai kelembaban udara dalam taman.
5.3.1 Iklim Mikro pada Taman Menteng
Nilai  suhu  udara  rata-rata  Taman  Menteng  berada  di  antara  nilai  suhu  udara rata-rata Taman Suropati 33,6°C dan Taman Situ Lembang 34,4°C  yaitu 33,9°C.
Faktor-faktor  yang  memengaruhi  kenyamanan  tidak  hanya  berasal  dari  suhu  udara tetapi  juga  dari  kelembaban,  intensitas  penyinaran  matahari,  serta  pergerakan  udara
angin. Adanya perkerasan membuat suhu udara di beberapa titik di Taman Menteng menjadi  lebih  panas.  Areal  bermain  basket,  futsal,  voli,  jalan  setapak,  plaza,
bangunan  pengelola,  serta  display  rumah  kaca  merupakan  bagian  dari  hardscape Taman  Menteng.  Sementara  itu  bagian  taman  yang  tidak  mengalami  perkerasan
seperti areal bermain anak dan hamparan rumput merupakan bagian dari softscape.
P  I P  II
P III Rata-rata
Taman Menteng Suhu udara °C
34,0 34,2
33,6 34,0
Kelembaban 51,4
45 58,2
51,6 Taman Suropati
Suhu udara °C 33,9
33,3 33,6
33,6 Kelembaban
53,2 54,5
48,9 52,2
Taman Situ Lembang Suhu udara °C
34,5 34,3
34,3 34,4
Kelembaban 48,8
46,6 48,0
47,8
Gambar 17 Lokasi titik pengambilan data suhu udara dan kelembaban pada Taman Menteng
Dengan  luas  total  taman  24.546  m
2
Dinas  Pertamanan  DKI  Jakarta  2008, Taman  Menteng  memiliki  luas  tutupan  kanopi  pohon  sebesar  11.676  m
2
.  Luas tutupan kanopi tiap grid diperoleh dari citra satelit Google Earth 2010. Luas tutupan
kanopi tiap grid dihitung dengan cara digitasi dari citra. Dari pemetaan tapak taman dengan  grid  20  x  20  meter  didapat  61  titik  pengambilan  data  suhu  udara  dan
kelembaban. Gambar 17 menunjukkan pembagian grid di Taman Menteng. Dari tiga kali pengamatan, didapatkan persamaan regresi linier. Pengamatan I
menunjukkan persamaan regresi linier antara suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon  dengan  fungsi  y  =  -0,004x  +  34,86  dan  R
2
=  0,775;  persamaan  regresi  linier kelembaban dengan luas tutupan kanopi  pohon adalah  y = 0,026x + 46,44 dan R
2
= 0,885.  Pengamatan  II  menghasilkan  persamaan  suhu  udara  dengan  luas  tutupan
kanopi pohon y = -0,005x + 35,18 dan R
2
= 0,727; untuk faktor kelembaban didapat y
y = -0,004x + 34,72 R² = 0,801
32,8 33,0
33,2 33,4
33,6 33,8
34,0 34,2
34,4 34,6
34,8 35,0
50 100
150 200
250 300
350 400
S u
h u
C
Luas Tutupan m
2
= 0,025x +39,38 dan R
2
= 0,809. Pengamatan III menghasilkan persamaan suhu udara dengan luas tutupan kanopi  pohon  y = 0,002x + 34,11 dan R
2
= 0,757; untuk faktor kelembaban  y  =  0,026x  +  53,23  dan  R
2
=  0,848.  Perbedaan  koefisien  x  disetiap pengukuran terjadi karena saat pengambilan data suhu udara dan kelembaban, faktor
klimatik lain seperti angin dan radiasi matahari turut memengaruhi nilai yang didapat. Koefisien  x  untuk  setiap  persamaan  menunjukkan  bahwa  dengan  menambah  1  m
2
luas  tutupan  kanopi  pohon  dalam  taman  akan  memengaruhi  faktor  suhu  udara  atau kelembaban.  Nilai  R
2
menunjukkan  koefisien  determinasi,  yaitu  seberapa  besar pengaruh  luas  tutupan  kanopi  pohon  terhadap  perubahan  nilai  suhu  udara  maupun
kelembaban dalam taman. Grafik  hubungan  suhu  udara  dan  kelembaban  dengan  luas  tutupan  kanopi
pohon  di  Taman  Menteng  serta  data  pengambilan  suhu  udara  dan  kelembaban disajikan dalam  gambar  lampiran 1
– 6 serta tabel lampiran 4 – 9. Setiap hubungan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon maupun hubungan kelembaban dengan
luas tutupan kanopi pohon menghasilkan persamaan regresi linier dan nilai R
2
.
Gambar 18 Hubungan suhu udara dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng selama tiga kali pengamatan
y = 0,025x + 46,55 R² = 0,864
44,0 46,0
48,0 50,0
52,0 54,0
56,0 58,0
50 100
150 200
250 300
350 400
K elem
ba ba
n
Luas Tutupan m2
Gambar 19 Hubungan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng selama tiga kali pengamatan
Gambar  18  dan  19  menunjukkan  tiga  kali  pengamatan  suhu  udara  dan kelembaban  dalam  Taman  Menteng.  Dari  hasil  perhitungan  rata-rata  tiga  kali
ulangan,  didapatkan  bahwa  persamaan  regresi  linier  hubungan  suhu  udara  dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng adalah y = -0,004x + 34,72 dengan R
2
= 0,801. Persamaan regresi linier hubungan kelembaban dengan luas tutupan kanopi pohon di Taman Menteng adalah y = 0,025x + 46,55 dengan R
2
= 0,864. Dari hasil ini dapat  disimpulkan  bahwa  sebesar  80  penurunan  suhu  udara  dipengaruhi  oleh  luas
tutupan  kanopi  pohon,  dan  86  peningkatan  kelembaban  dalam  taman  dipengaruhi oleh luas tutupan pohon. Selain faktor suhu udara dan kelembaban, faktor angin dan
radiasi  matahari  juga  berperan.  Angin  seringkali  berhembus  cukup  kencang  dan terkadang matahari tertutup awan sehingga memengaruhi data.
a.
b. Gambar 20 Pola garis isoterm a dan isohigro b di Taman Menteng
Penutupan  vegetasi  dalam  Taman  Menteng  memengaruhi  distribusi  suhu udara maupun kelembaban. Gambar 20 menunjukkan pola persebaran suhu udara a
dan kelembaban b dalam Taman Menteng. Pada area yang kurang terdapat tutupan kanopi pepohonan, suhu udara cenderung lebih tinggi dan kelembaban lebih rendah.
Sebaliknya  pada  daerah  yang  banyak  terdapat  kanopi  pepohonan  suhu  udara cenderung lebih rendah dan kelembaban menjadi lebih tinggi.
Fluktuasi  suhu  udara  dalam  tapak  cukup  signifikan.  Hal  ini  disebabkan  oleh unsur cuaca lain seperti lama penyinaran matahari dan angin. Kondisi kanopi pohon-
pohon  penaung  yang  ada  belum  cukup  dewasa  sehingga  kerapatan  yang  kurang menyebabkan polusi yang terkonsentrasi di jalan yang berbatasan dengan taman turut
memengaruhi  iklim  mikro  Taman  Menteng.  Selain  unsur  cuaca  dan  kanopi  pohon, lanskap di sekitar taman juga turut memengaruhi suhu udara dalam taman.
Berdasarkan  pengamatan  lapang,  bagian  taman  yang  berbatasan  langsung dengan  Jalan  Prof.  Moh.  Yamin  merupakan  bagian  dari  koridor  biru  Kali  Gresik
Gambar 21. Pohon yang digunakan di areal yang berbatasan langsung dengan jalan adalah  pohon  tabebuia  Tabebuia  chrysanta  yang  kondisi  tajuknya  kurang  masif.
Pada  bagian  daerah  milik  jalan  damija  telah  ada  pohon  eksisting  berupa  beringin Ficus  benjamina  dan  menjadikan  pedestrian  yang  ada  menjadi  nyaman.  Formasi
pohon  beringin  juga  membantu  mengurangi  polusi  asap  serta  bising  dari  kendaraan yang melintas.
Gambar 21 Bagian taman yang berbatasan dengan Jalan Prof. Moh. Yamin
Grid  yang  berada  di  bagian  yang  berbatasan  langsung  dengan  Jalan  Prof. Moh. Yamin ini yaitu grid nomor 54
– 61. Suhu udara rata-rata tertinggi berada pada grid  ke-61.  Grid  ini  merupakan  grid  yang  dekat  dengan  persimpangan  Jalan  HOS
Cokroaminoto  dengan  Jalan  Prof.  Moh  Yamin  sehingga  suhu  udara  menjadi  lebih tinggi.  Areal  ini  didominasi  perkerasan  dan  merupakan  welcome  area  yang  menuju
axis Taman Menteng. Nilai kelembaban untuk bagian ini berkisar dari 40
– 60. Pada bagian yang mendapat  kanopi  beringin  nilai  kelembaban  menjadi  lebih  tinggi  dibandingkan
dengan  yang  tidak.  Pada  bagian  welcome  area  yaitu  grid  ke-61,  nilai  kelembaban kecil  karena  tidak  adanya  kanopi  pohon  yang  cukup  masif  untuk  meningkatkan
kelembaban.  Area  menjadi  lebih  silau  karena  tidak  ada  groundcover.  Selain  itu, terdapat  bangunan  display  rumah  kaca  di  grid  yang  berbatasan  yang  turut
memengaruhi iklim mikro bagian ini.
Gambar 22 Bagian taman yang berbatasan dengan Jalan HOS Cokroaminoto
Bagian  taman  yang  berbatasan  langsung  dengan  Jalan  HOS  Cokroaminoto Gambar  22  sama  halnya  dengan  bagian  yang  berbatasan  langsung  dengan  Jalan
Prof.  Moh. Yamin  yang  dipengaruhi oleh lanskap jalan. Bagian ini juga berhadapan dengan  area  pelayanan  yaitu  pertokoan  dan  hotel.  Vegetasi  yang  digunakan  pada
bagian  ini  yaitu  pucuk  merah  Syzygium  oleana,  tabebuia  Tabebuia  chrysanta, mahoni  Swietenia  mahagoni,  kamboja  kuburan  Plumeria  rubra,  dan  palem  raja
Roystonea  regia.  Pucuk  merah  yang  termasuk  jenis  semak  ini  ditanam  sebagai aksen  atau  penambah  estetika.  Pucuk  merah  ditanam  bersama  dengan  kamboja
kuburan.  Kamboja  kuburan  juga  memberikan  nilai  estetika.  Begitu  pula  tabebuia yang  ada  memiliki  tajuk  yang  tidak  masif  dan  ditanam  berjauhan  sehingga  tanaman
ini hanya berfungsi sebagai aksen. Palem raja ditanam sejajar dengan trotoar sebagai pengarah.  Mahoni  yang  ada  belum  mencapai  ukuran  dewasa.  Dengan  lebar  tajuk
sekitar  1,5  meter  dan  tinggi  2,5  meter,  mahoni  ini  belum  mampu  memberikan naungan dan tajuk yang masif.  Keberadaan groundcover di bagian ini seperti rumput
gajah Axonopus compressus, pandan wangi Pandanus amaryllifolius, dan ubi hias Ipomoea  batatas  membantu  mengurangi  silau  serta  melembutkan  struktur  dari
dominasi penggunaan elemen keras. Nilai suhu udara di bagian ini cukup bervariasi. Pada area yang dekat dengan
pintu masuk gedung parkir taman memiliki nilai suhu udara tertinggi. Area ini hampir seluruhnya  adalah  perkerasan  dan  tidak  terdapat  vegetasi  penaung.  Hanya  terdapat
groundcover  yang  menjadi  batasan  jalan  masuk  parkir  dengan  taman  yaitu    Suhu udara  terendah  terdapat  di  area  yang  terdapat  pohon  trembesi  dan  mahoni.
Kelembaban di bagian ini tertinggi berada di grid yang memiliki suhu udara terendah yaitu di grid ke-45. Adanya vegetasi penaung cukup mampu menurunkan suhu udara
serta meningkatkan nilai kelembaban. Area olahraga merupakan area dengan perkerasan terluas di Taman Menteng.
Di  area  ini  terdapat  lapangan  basket,  voli,  dan  futsal.  Grid  yang  merupakan  bagian dari area olahraga yaitu grid ke-2, 8, 11, 20, 23, 36, 39, dan 52. Bentuk lapangan yang
berorientasi  utara-selatan  menjadikan  area  permainan  tidak  terganggu  oleh  sinar matahari  ketika  pagi  dan  sore  hari.  Saat  siang  hari  yang  terik  pantulan  sinar  dari
perkerasan  cukup  mengurangi  kenyamanan,  namun  dengan  adanya  barisan pepohonan peneduh di sekitarnya mampu meningkatkan kualitas visual, kenyamanan,
serta  mengontrol  angin.  Jenis  yang  ditanam  di  sekitar  area  tersebut  yaitu  trembesi Samanea  saman,  kamboja  kuburan  Plumeria  rubra,  bintaro  Cerbera  manghas,
dadap merah Erythrina  cristagalli, biola cantik Ficus lyrata, dan damar Agathis alba. Trembesi mendominasi area disekitar lapangan. Dengan adanya trembesi, luas
tajuk  trembesi  yang  cukup  luas  dan  bersifat  menaungi  mampu  memengaruhi kenyamanan di sekitar lapangan.
Pada bagian  yang berbatasan dengan Jalan Kediri ditanami vegetasi penaung seperti  menteng  Baccaurea  racemosa,  damar  Agathis  alba,  trembesi  Samanea
saman,  dan  kelapa  sawit  Elaeis  guinensis.  Pohon  menteng  ditanam  sebagai  batas terluar taman dengan Jalan Kediri. Damar ditanam secara massal dengan jarak tanam
sekitar  1,5  meter.  Diantara  tanaman  damar  terdapat  beberapa  pohon  kelapa  sawit yang ditanam sejajar. Trembesi ditanam sejajar pada bagian  yang dekat dengan area
lapangan.  Untuk  groundcover  digunakan  rumput  gajah.  Kanopi  yang  ada  belum mencapai ukuran maksimal namun sudah cukup membuat naungan yang memberikan
kenyamanan  di  bagian  ini.  Suhu  udara  di  bagian  ini  lebih  rendah  sekitar  1-2°C dibandingkan  dengan  areal  lapangan  olahraga.  Meskipun  berbatasan  dengan  Jalan
Kediri,  bagian  ini  tetap  nyaman  karena  Jalan  Kediri  merupakan  jalan  lingkungan kompleks  perumahan  yang  rendah  intensitas  kendaraannya.  Hal  ini  berbeda  dengan
bagian  yang  berbatasan  dengan  Jalan  Prof.  Moh.  Yamin  dan  Jalan  HOS Cokroaminoto yang memiliki intensitas kendaraan tinggi.
Axis  yang  berupa  jalur  sirkulasi  di  Taman  Menteng  ini  memiliki  tanaman pengarah  yaitu  sawo  kecik  Manilkara  kauki  yang  ditanam  berkesinambungan.
Selain  berfungsi  sebagai  pengarah,  dari  segi  fungsi  penanaman  tanaman  ini  juga dapat  berfungsi  sebagai  peneduh  karena  bentuk  tajuk  V  dari  sawo  kecik  mampu
memberikan  naungan.  Saat  pengamatan  ukuran  sawo  kecik  belum  mencapai maksimal sehingga saat siang hari  yang terik area axis terasa kurang nyaman. Selain
sawo  kecik,  terdapat  pula  beringin  karet  Ficus  elastica  sebagai  penaung  serta beberapa  jenis  groundcover.  Pada  bagian  axis  terdapat  tiga  buah  kolam  air  mancur.
Keberadaan  elemen  air  ini  dapat  mengurangi  kesan  kaku  dari  dominasi  perkerasan axis.
Jalur  sirkulasi  yang  ada  dalam  Taman  Menteng  cukup  banyak.  Setiap  jalur sirkulasi selalu memadukan jenis vegetasi penaung, pengarah, semak rendah, maupun
groundcover  yang  menarik.  Ruang-ruang  yang  terbentuk  dengan  adanya  jalur sirkulasi  ditanamai  dengan  berbagai  jenis  pohon  peneduh  seperti  khaya  Khaya
senegalensis,  matoa  Pometia  pinnata  Forst.,  kayu  manis  Cinnamomum  burmanii Bl.,  biola  cantik  Ficus  lyrata,  asam  kranji  Pithecellobium  dulce  Benth,  damar
Agathis alba, dan kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq.. Pada bagian tengah taman terdapat  lapangan  rumput  mini  football.  Dengan  adanya  tegakan  pohon  akan
menciptakan  semakin  banyak  naungan  sehingga  suhu  udara  menjadi  lebih  rendah serta mengontrol nilai kelembaban.
5.3.2 Analisis Data Hasil Kuisioner Taman Menteng