Reklamasi di Fiery Cross Reef

4.1.1.3 Analisis Hukum Internasional Terkait Reklamasi Gugusan Pulau Oleh China di Laut China Selatan yang Berada di Zona Laut Bebas Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa terdapat gugusan pulau di Laut China Selatan yang direklamasi oleh China dimana gugusan pulau tersebut terletak di zona laut bebas. Adapun gugusan pulau tersebut ialah : Fiery Cross Reff, Cuarteron Reff, Subi Reff, dan Gaven Reef. Untuk pembahasan lebih mendalam, maka akan dibahas terlebih dahulu letak geografis dan perkembangan gugusan-gugusan pulau tersebut untuk kemudian dianalisis satu demi satu sah atau tidaknya tindakan China reklamasi gugusan pulau yang menghasilkan pulau buatan tersebut.

4.1.1.3.1 Reklamasi di Fiery Cross Reef

Fiery Cross Reef Yongshu Jiao menurut China dan Kagitingan Reef menurut Filiphina merupakan salah satu karang yang terletak di Kepulauan Spratly yang berdiri diatas zona laut bebas Laut China Selatan Berada di luar laut teritorial, landas kontinen maupun ZEE China. Fiery Cross Reef terletak sekitar 255 mil laut dari sebelah barat Pulau Palawan pada derajat 9 ° 33’N – 112 ° 54’E. Fiery Cross Reef terdiri atas sebuah tepian atau onggokan yang terendam dengan batu-batu yang muncul ke permukaan yang ukurannya tidak lebih dari 1 meter diatas permukaan laut pada saat air pasang. 13 Keadaan awal Fiery Cross Reef dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 13 The Department of Foreign Affairs of Republic of the Philippines, Notification and Statement of Claim on West Philippine, Manila, Department of Foreign Affairs of Republic of the Philippines, 2013, Hlm 9-10. 10 Gambar 1.4 Keadaan awal Fiery Cross Reef sebelum direklamasi oleh China. Tampak pada gambar terdapat konstruksi berbeton yang berdiri disebelah ujung selatan. Gambar diambil pada tanggal 22 Januari 2006 melalui citra satelit. Pada awal perkembangan Fiery Cross Reef ditandai dengan permintaan dari UNESCO kepada China untuk membangun sebuah stasiun observasi dan pemonitor cuaca guna memonitor cuaca dan melakukan observasi laut di sekitar Spratly Island, Laut China Selatan. Hal ini dimintakan UNESCO ketika UNESCO mengadakan konferensi pada bulan Maret tahun 1987 yang berhubungan dengan sebuah survey laut global secara luas dan menyeluruh. 14 China kemudian memilih Fiery Cross Reef pada bulan April 1987 sebagai tempat dibangunnya stasiun observasi pemonitor cuaca dikarenakan luasnya yang cukup besar dan juga Fiery Cross Reef terisolasi dari gugusan pulau yang diokupasi oleh negara-negara pengklaim gugusan pulau di Laut China Selatan 15 , seperti halnya Vietnam. Selanjutnya laporan yang dikutip dari IHS Jane 16 menyebutkan bahwa China mulai membangun konstruksi berbeton berlantai dua pada tahun 1990 dimana 14 Lee Lai To, China and the South China Sea dialogues, Westport, Praeger Publisher, 1999, Hlm 14. 15 Min Gyo Koo, Island Disputes and Maritime Regime Building in East Asia : Between a Rock and a Hard Place, New York, Springer, 2010, Hlm 154. 16 IHS Jane’s merupakan situs internasional yang menampilkan berita, informasi dan analisis terkait pertahanan, geopolitik, transportasi, dan isu-isu internasional, melalui janes.com 11 diduga konstruksi bangunan tersebut merupakan sebuah pos pengamatan. Bangunan ini kemudian dilengkapi dengan sebuah landasan helikopter dan dermaga kecil 17 seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1.5 Konstruksi berbeton milik China yang mulai dibangun pada tahun 1990 di Fiery Cross Reef. Terlihat konstruksi tersebut sudah selesai dibangun melalui gambar diatas yang diambil pada tanggal 22 Januari 2006 melalui pengamatan satelit. Pada perkembangan selanjutnya, China memulai reklamasi pulau buatannya pada bulan Agustus 2014. Diantara bulan Agustus dan November, kapal keruk China membuat lahan baru yang membentang dan mencakup seluruh karang dan koral yang membentuk Fiery Cross Reef. Luas lahan yang terbentuk adalah sepanjang 3000 meter dan lebar sekitar 200-300 meter. Reklamasi yang dilakukan oleh China ini telah menambah luas area Fiery Cross Reff dari luas awal 0,08 k m 2 hingga mencapai 0,96 k m 2 . 18 Adapun hingga saat ini konstruksi-konstruksi bangunan yang sudah selesai di bangun di Fiery Cross Reef adalah stasiun observasi dan pemonitor cuaca yang telah dijelaskan sebelumnya, 17 Asia Maritime Transparency Initiative, A Fiery Cross To Bear, http:amti.csis.orgfiery-cross Online, 7 Januari 2016. 18 Ibid. 12 sebuah garnisun militer, sistem pertahanan anti udara dan anti permukaan, artileri pantai, peralatan-peralatan kounikasi, radar-radar, sebuah landasan helikopter helipad dan landasan pacu udara runway, depot bahan bakar, sebuah dermaga, pelabuhan untuk sipil, dan pelabuhan besar baik untuk menurunkan maupun mengangkut kombatan permukaan. 19 Keadaan Fiery Cross Reef setelah reklamasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 1.6 Keadaan Fiery Cross Reef setelah reklamasi yang dilakukan oleh China. Gambar diambil pada tanggal 3 September 2015 melalui pengamatan satelit. Fiery Cross Reef saat ini menjadi objek klaim sengketa antara China, Filiphina, Taiwan dan Vietnam, namun China telah selangkah di depan dengan mereklamasi Fiery Cross Reef menjadi pulau buatan dengan berbagai instalasi- instalasi militer yang telah disebutkan diatas sehingga kontrol atas Fiery Cross Reef secara penuh berada di tangan China. 20 Melihat pada perkembangan dan 19 Congressional Research Service, Op.Cit,. Hlm 9. 20 Sputnik News, Manila protested against Beijings test flights over the disputed Kagitingan Reef Fiery Cross Reef in the Spratly archipelago, http:sputniknews.comasia201601131033 045817philippines-china-.html, 13 April 2016. 13 keberadaan fasilitas militer di Fiery Cross Reef, bahwa keberadaan instalasi militer seperti halnya garnisun militer, sistem pertahanan anti udara dan anti permukaan, artileri pantai, peralatan-peralatan kounikasi, radar-radar, sebuah landasan helikopter helipad dan landasan pacu udara runway digunakan oleh China untuk menegakkan kedaulatannya atas Fiery Cross Reef yang telah direklamasi dan dijadikan pulau buatan sekaligus menjadikannya base point untuk penarikan garis pangkal base line. Padahal pada pasal 60 ayat 8 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa pulau buatan tersebut tidak memiliki status pulau dan laut teritorialnya sendiri dan dengan demikian pulau buatan tersebut tidak dapat dijadikan base point untuk penarikan garis pangkal. Oleh karena China menjadikan Fiery Cross Reef sebagai base point 21 untuk penarikan garis pangkal sebagai bagian upaya menegakkan klaim U-Dash Line melalui pendirian pulau buatan diatasnya, hal ini akan menganggu perdamaian yang nantinya akan berujung pada perang antar negara pengklaim China, Taiwan, Vietnam, dan Filiphina. Sehingga tindakan China ini melanggar pasal 88 UNCLOS 1982 dimana laut bebas ditujukkan untuk maksud damai. Selain itu pulau buatan di Fiery Cross Reef terletak di zona laut bebas, maka segala bentuk penegakkan kedaulatan oleh China terhadap Fiery Cross Reef adalah dilarang. Hal ini dikarenakan tidak ada suatu negara pun yang dapat menegakkan kedaulatannya atas laut bebas, termasuk menegakkan kedaulatannya dengan mendirikan pulau buatan yang berdiri diatas zona laut bebas sesuai dengan pasal 89 UNCLOS 1982. 21 Menurut pasal 7 ayat 4, menara mercusuar dapa dijadikan base point untuk menarik garis pangkal. Pendirian menara mercusuar oleh China di Fiery Cross Reef merupakan upaya China menjadikan Fiery Cross Reef sebagai base point untuk menarik garis pangkal dalam klaim U- Dash Line, dalam Asia Maritime Transparency Initiative, Fiery Cross Reef Tracker, http:amti.csis.orgfiery-cross-reef-tracker Online, 27 April 2016. 14 China boleh-boleh saja membangun pulau buatan ataupun membangun instalasi diatas Fiery Cross Reef seperti halnya yang dilakukan oleh China ketika pada tahun 1987, China membangun fasilitas stasiun observasi dan pemonitor cuaca sesuai permintaan UNESCO 22 sesuai dengan pasal 60 ayat 1 huruf b juncto pasal 56. Namun sayangnya pembangunan fasilitas stasiun observasi dan pemonitor cuaca di Fiery Cross Reef tersebut disisipi kepentingan China guna menguasai Fiery Cross Reef,menegakkan kedaulatannya atas Fiery Cross Reef, dan menjadikannya base point sebagai bagian dari upaya menegakkan klaim U- Dash Line. Tindakan China ini jelas bertentangan dengan pasal 60 ayat 8, pasal 88, dan pasal 89 UNCLOS 1982.

4.1.1.3.2 Reklamasi di Cuarteron Reef