0.20 Analisis struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor utama yang terdaftar di indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia
Lanjutan Lampiran 2
kinerja perusahaan, apakah perusahaan tergolong perusahaan yang likuid yang berarti dapat memenuhi kewajibannya ketika kewajibannya tersebut sudah jatuh
tempo. Rasio likuiditas antara lain terdiri dari:
1. Rasio Lancar Current Ratio CR
Rasio Lancar Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan
Kasmir 2010:111. CR yang tinggi menunjukkan kondisi perusahaan yang baik berarti perusahaan tergolong perusahaan yang likuid dapat menutup kewajiban
lancarnya dengan aktiva yang dimiliki. Menurut Mardiyanto 2009:55, makin tinggi jumlah aktiva lancar relatif terhadap utang lancar makin tinggi rasio
lancar, yang berati pula makin tinggi tingkat likuiditas perusahaan.
2. Rasio Cepat Quick Ratio QR
Rasio Cepat Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar
utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan inventory. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancarnya
Kasmir 2010:111.
3. Rasio Perputaran Kas Cash Turnover Ratio CTR
Rasio Perputaran Kas Cash Turnover menurut James O. Gill, digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan
untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan utang dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan Kasmir 2010:111. Modal kerja bersih adalah selisih aktiva lancar dan utang lancar.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas
mengukur kesanggupan
perusahaan untuk
menghasilkan laba Mardiyanto 2009:54. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan Kasmir 2010:115. Jadi
dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dapat mengukur kinerja perusahaan karena berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas
diantaranya adalah:
1. Rasio Margin Laba Profit Margin PM
Meningkatnya PM
mengindikasikan bahwa
perusahaan mampu
menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari aktivitas penjualannya Mardiyanto 2009:62. Dengan begitu, rasio margin laba yang tinggi
menunjukkan kondisi perusahaan yang baik.
2. Tingkat Pengembalian Atas Total Aktiva Return on Asset ROA
Lanjutan Lampiran 2
ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi Mardiyanto 2009:62. Menurut Kasmir 2010:115
ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang
efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Dengan begitu, ROA yang tinggi mengindikasikan investasi yang baik telah dilakukan oleh perusahaan.
3. Tingkat Pengembalian Atas Total Ekuitas Return on Equity ROE
ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin
tinggi rasio ini, makin baik yang artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya Kasmir 2010:115.
Rasio Aktivitas
Menurut Mardiyanto 2009:54 rasio aktivitas atau aktiva mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam menghasilkan pendapatan penjualan.
Menurut Kasmir 2010:113 rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Dengan begitu, rasio aktivitas
juga dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan karena dari aktivalah operasional perusahaan dapat berjalan. Rasio aktivitas antara lain terdiri dari:
1. Rasio Perputaran Aktiva Assets Turnover Ratio ATO
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan, kemudian juga mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva Kasmir 2010:114. Menurut Mardiyanto 2009:58 perputaran aktiva yang semakin
meningkat menunjukkan bahwa aktiva perusahaan makin produktif dalam menghasilkan pendapatan penjualan.
2. Rasio Perputaran Persediaan Inventory Turnover Ratio ITO
Menurut Kasmir 2010:114 rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan
berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti
dalam satu tahun. Menurut Mardiyanto 2009:57 semakin tinggi nilai perputaran persediaan, semakin cepat barang dagangan laku terjual. Dengan perputaran
persediaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
3. Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover Ratio WCTO
Rasio perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu yang
berarti seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode. Untuk mengukur rasio ini kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja
Kasmir 2010:114. Rasio Nilai Pasar
Market Value
Rasio nilai pasar mengukur kinerja saham perusahaan di pasar modal Mardiyanto 2009:54. Menurut Kasmir 2010:116 rasio nilai pasar yaitu rasio
yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar