18
Pros edur Penga mbilan Sampel Semen
Pengambilan sampel semen dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 hari. Pada saat pengambilan sampel semen digunakan domba betina sebagai teasers
pemancing libido pejantanGambar 6. Sampel diambil dengan menggunakan vagina buatan dan langsung dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Gambar 6. Proses Pengambilan Sampel Semen
Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis dilakukan dengan cara pengamatan langsung tanpa menggunakan mikroskop. Evaluasi semen secara makroskopis meliputi pemeriksaan
volume, pH, warna, dan konsistensi.
a. Pengukuran vol ume
Semen ditampung seluruhnya dalam tabung penampung yang bermulut lebar untuk sekali ejakulasi ke mudian volume di dalam tabung diukur
dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml kemudian dibaca hasil yang ditunj uka n oleh ska la.
b. Kadar pH
Kertas pH berskala yang telah disiapkan dicelupkan ke dalam semen yang sudah homogen kemudian dibaca hasilnya dan dicocokan pada kertas pH.
19
c. Warna Semen
Semen yang ada di dalam tabung reaksi diamati dengan menggunakan latar be laka ng putih da n dilakuka n di tempa t yang mempunyai penerangan
cukup.
d. Konsistensi
Tabung yang berisi semen dimiringka n 45
o
Pemeriksaan Mikroskopis
dan dikembalikan seperti semula. Kecepatan semen kembali ke dasar tabung diamati. Jika cepat maka
konsistensi semen cair dan jika lambat maka konsistensi semen kental.
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan mikroskop. Evaluasi semen secara mikroskop is meliputi gerakan massa spermatozoa,
konsentrasi spermatozoa, gerakan individu motilitas spermatozoa, persentase spermatozoa hidup viabilitas, persentase spermatozoa abnormal, dan HOS test.
a. Gerakan massa
Gerakan massa diamati dengan cara meneteskan satu tetes semen ke mudian diletakkan pada gelas objek yang steril. Sampel diamati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 100 kali terhadap pergerakan massa spermatozoa. Gerakan massa digolongkan menjadi sangat baik +++ jika
banyak gelombang gelap, tebal, dan aktif ; baik ++ jika gelombang kecil- kecil, tipis, jarang, dan lambat; cukup + jika hanya terlihat gerakan
individu, dan buruk 0 jika sedikit atau tidak ada gerakan individu Toelihere, 1993.
b. Konsentrasi
Dua µl semen domba dicampurkan dengan 998 µl pengencer. Keduanya dicampurkan pada tabung eppendorf dengan menggunakan mikropippet
ke mudian campuran diho mogenkan de ngan memutar tabung seperti angka 8. Campuran semen kemudian diambil sebanyak 8-10 µl dan dimasukan ke
counting chamber. Preparat kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Pada counting chamber dipilih 5 kotak besar
kemudian di dalam masing- masing kotak besar terdapat 16 kotak kecil. Spermatozoa yang ada di dalam kotak dihitung dan hanya dihitung di dua
20
sisi saja kiri dan atas atau kanan dan bawah. Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
Jumlah spermatozoa per ml = n x 5 x FP x 10.000 Di mana
n = Jumlah spermatozoa yang dihitung FP = Faktor pengencer 100, 200, atau 500
‘5’ = Faktor koreksi di mana hanya 5 dari 25 kotak yang dihitung 10.000 = Faktor koreksi yang dibutuhkan karena di dalam cover slip .0001 ml
per chamber.
c.Motilitas