Penentuan Analisa Faktor Pengolahan Data

64

4.2.4 Penentuan

DMU Yang Efisien Berdasarkan nilai efisiensi relatif Technical Efficiency = TE pada Tabel 4.5 dapat ditentukan DMU yang Efisien, DMU 1, DMU 2, DMU 3 dan DMU 4, DMU 6, DMU 7 dan DMU 8 adalah DMU efisien karena nilai efisiensi relatifnya sama dengan 1 TE = 1. Tabel 4.6 DMU yang Efisien DMU Nilai Efisiensi Relatif Keterangan DMU 1 1,000000 Efisien DMU 2 1,000000 Efisien DMU 3 1,000000 Efisien DMU 4 1,000000 Efisien DMU 5 0,718712 Tidak Efisien DMU 6 1.000000 Efisien DMU 7 1,000000 Efisien DMU 8 1,000000 Efisien Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa DMU 1, DMU 2, DMU 3, DMU 4, DMU 6, DMU 7 dan DMU 8 adalah DMU yang efisien karena nilai efisiensi relatifnya sama dengan 1 TE = 1, hal ini disebabkan karena DMU tersebut dapat menghasilkan output dalam kuantitas yang besar dan ditunjang pula dengan penggunaan input dalam kuantitas yang kecil, sedangkan DMU 5 dinyatakan tidak efisien karena nilai efisiensi relatifnya kurang dari 1 TE ≤ 1 .

4.2.5 Analisa Faktor

DEA Analisa faktor DEA diperlukan untuk mengetahui nilai bobot yang diberikan model terhadap tiap faktor. Model yang dimaksud adalah model DEA CRS primal yaitu model DEA yang memiliki performansi secara tepat critical 65 dari cabang terbaik. Faktor yang mendapat nilai bobot yang kecil berarti memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap produktivitas. Dari data yang terdapat pada Tabel 4.3 Data Input dan Output Jurusan Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur bulan Maret 2012-Februari 2013 dilakukan pengolahan untuk analisa faktor DEA. Pengolahan dilakukan dengan Software LINDO 6.1. Untuk model dan hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C. Informasi dari model ini adalah nilai performansi tiap DMU dan bobot yang diberikan model untuk tiap faktor dalam menghasilkan nilai performansi tersebut dan hasilnya diberikan pada Tabel 4.7. Nilai pada bagian kanan tabel merupakan nilai rata-rata dari bobot yang diberikan untuk tiap faktor, nilai pada bagian bawah tabel merupakan efisiensi relatif Technical Efficiency dari tiap DMU sedangkan variansi besar bobot yang diterima oleh tiap DMU menunjukkan bahwa setiap faktor memberikan konstribusi yang berbeda pada setiap DMU artinya jika faktor mendapat bobot yang besar hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut lebih berpengaruh pada pengambilan keputusan pada suatu DMU. Pada tabel 4.7 Hasil Perhitungan DEA CRS Primal dapat diketahui konstribusi masing-masing faktor terhadap peningkatan efisiensi relatif DMU. Faktor yang memiliki nilai bobot terbesar menunjukkan pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas, sedang faktor yang memiliki bobot nilai yang kecil memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap peningkatan produktivitas. 66 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan DEA CRS Primal Bobot Variabel Decision Making Unit DMU Bobot Rata – rata DMU 1 DMU 2 DMU 3 DMU 4 DMU 5 DMU 6 DMU 7 DMU8 Input Jumlah Mahasiswa Putus Kuliah 0,000001 0,005709 0,044329 0,000001 0,000001 0,000001 0,036351 0,000001 0,086391 Kapasitas Kelas 0,025000 0,016798 0,000001 0,000001 0,004222 0,025000 0,000857 0,208371 0,255250 Lama Waktu Studi 0,000000 0,090842 0,153257 0,199986 0,161998 0,000001 0,139999 0,062291 0,808374 O ut put Jumlah Pengajar 0,001594 0,000001 0,000204 0,000001 0,000001 0,000001 0,000001 0,000346 0,002146 Jumlah Mahasiswa Yang Lulus Dengan IPK 3,5 0,000000 0,000001 0,000001 0,000001 0,000001 0,000268 0,000001 0,000001 0,000274 Jumlah SKS 0,002790 0,003322 0,003060 0,001810 0,002648 0,002844 0,002817 0,003114 0,022405 Jumlah Dosen yang Mendapat Penelitian 0,000001 0,000001 0,000001 0,031818 0,000001 0,000001 0,000001 0,000001 0,031825 Efisiensi 1000000 1000000 1000000 1000000 0,718712 1000000 1000000 1000000 67 Berdasarkan nilai bobot rata-rata pada Tabel 4.7, perangkingan faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan efisiensi relatif DMU yaitu faktor yang pertama adalah Lama Waktu Studi dengan bobot sebesar 0,808374; faktor yang kedua adalah Kapasitas Kelas dengan bobot sebesar 0,255250; faktor yang ketiga adalah Jumlah Mahasiswa Putus Kuliah dengan bobot sebesar 0,086391; faktor yang keempat Jumlah Dosen Yang Mendapat Penelitian dengan bobot sebesar 0,031825; faktor yang kelima adalah Jumlah SKS dengan bobot sebesar 0,022405; faktor yang keenam adalah Jumlah Pengajar dengan bobot sebesar 0,002146 dan untuk faktor Jumlah Mahasiswa Yang Lulus Dengan IPK 3.5 memiliki bobot yang kecil, bukan berarti variabel tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan efisiensi DMU. Nilai bobot rata-rata yang terbesar terdapat pada faktor Lama Waktu Studi dengan bobot sebesar 0,808374. Hal ini berarti faktor Lama Waktu Studi memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi relatif DMU. Perubahan sedikit nilai pada Lama Waktu Studi naik atau turun akan menyebabkan perubahan pula pada tingkat efisiensi relatif.

4.2.6 Penentuan