BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Standar kompetensi farmasis Indonesia menyebutkan bahwa peran farmasis diharapkan tidak hanya menjual obat seperti yang selama ini terjadi,
tetapi lebih kepada menjamin tersedianya obat yang berkualitas, mempunyai efikasi, jumlah yang cukup, aman, nyaman bagi pemakainya, dan harga yang
wajar serta pada saat pemberiannya disertai informasi yang cukup memadai, diikuti pemantauan pada saat penggunaan obat dan akhirnya dilakukan evaluasi.
Anonim, 2004
b
Filosofi profesi farmasi menurut standar kompetensi farmasis Indonesia adalah “Pharmaceutical Care”, yang perlu diterjemahkan ke dalam misi, visi, dan
seterusnya. Misi dari praktek farmasi adalah menyediakan obat dan alat-alat kesehatan lain dan memberikan pelayanan yang membantu orang atau masyarakat
untuk menggunakan obat maupun alat kesehatan dengan cara yang benar. Pernyataan yang diberi judul peranan farmasis Apoteker menuju
Indonesia sehat 2010 telah disebarluaskan di internet. Pernyataan sebanyak 4 lembar tersebut telah diperinci secara jelas, satu persatu perhatian utama atau
fokus tiap-tiap apoteker di manapun dia bertugas. Apoteker Pengelola Apotek pada poin f, secara tertulis diharapkan: melakukan kerjasama yang baik dengan
apotek sekitarnya dalam rangka meningkatkan pelayanan pada pasien Daris, 2004.
1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kode etik apoteker farmasis Indonesia berdasarkan keputusan kongres nasional XVII ISFI nomor: 007KONGRES XVIIISFI2005 pada tanggal 18 Juni
2005. Pada bab I pasal 5 mengingatkan kepada setiap apoteker farmasis harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata. Pada bab III pasal 12
telah menganjurkan setiap apoteker farmasis harus mempergunakan setiap waktu yang ada untuk meningkatkan kerjasama. Anonim, 2005
a
Apotek jaringan muncul sebagai suatu sistem kerjasama antar apotek yang mulai populer dewasa ini. Beberapa apotek jaringan di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta DIY berdasarkan rekomendasi ISFI-DIY adalah K-24, JAPISFI, KIMIA FARMA, dan WIPA. Nama-nama jaringan tersebut merupakan contoh
dari sekian banyak jaringan yang ada. Dari beberapa latar belakang yang telah disebutkan di atas; muncullah
beberapa permasalahan yang dirasa menarik untuk diteliti dan ditelusuri lebih dalam oleh peneliti.
1. Permasalahan
Pada penelitian ini timbul beberapa masalah yang akan diteliti; msalah-masalah tersebut antara lain:
a. apakah para Apoteker Pengelola Apotek APA di Propinsi DIY mengetahui bahwa apotek yang mereka kelola tergabung pada suatu jaringan?
b. apakah definisi dari apotek jaringan menurut para APA? c. apakah diperlukan suatu peraturan tersendiri dalam hukum untuk mengatur
apotek jaringan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. apakah ada peraturan atau persyaratan utama tertentu yang perlu dipenuhi untuk dapat bergabung dalam jaringan tersebut?
e. apakah ada sanksi yang diberlakukan pada anggota jaringan tersebut? f. apakah yang membuat para APA tertarik untuk bergabung atau bekerja pada
suatu apotek jaringan? g. apakah dengan adanya apotek jaringan maka dapat meningkatkan pelayanan
kefarmasian? h. apakah dalam satu jaringan pernah dilakukan suatu kerjasama dalam berbagai
hal? i. apakah bentuk kerjasama dalam satu jaringan yang dapat meningkatkan
pelayanan kefarmasian? j. apakah ada kelebihan yang terdapat dalam jaringan tersebut?
k. apakah ada kekurangan yang terdapat dalam jaringan tersebut? l. apakah jaringan tersebut sudah cukup ideal bagi para APA di Propinsi DIY
yang tergabung di apotek jaringan? m. bentuk apotek jaringan seperti apakah yang paling ideal atau yang diharapkan
oleh para APA di propinsi DIY yang tergabung di apotek jaringan?
Perkembangan apotek yang semula berdiri sendiri lalu menjadi satu dibawah suatu jaringan atau sengaja berkumpul beberapa apotek untuk
membentuk jaringan ini apakah juga diikuti dengan meningkatnya pelayanan kefarmasian pada pasien? apakah jaringan-jaringan ini tetap mengutamakan
pelayanan kefarmasian yang mengacu ke pasien? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang serupa atau sama dengan judul penelitian yang telah dibabarkan belum pernah dilakukan sebelumnya, begitu juga penelitian dengan
topik penelitian yang sama juga belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian penyusun dapat memberikan jaminan kepada siapapun untuk keaslian
penelitian ini.
3. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah: a. mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap apotek jaringan yang ada
di DIY, b. mengetahui bentuk apotek jaringan yang paling ideal atau yang paling
diharapkan oleh para APA, dan c. dapat dikembangkan apotek jaringan untuk meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat bukan hanya sebagai konsumen semata tetapi juga sebagai pasien.
B. Tujuan Penelitian