Pengujian Autokorelasi Pengujian Heterokedastisitas

48 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pekembangan Non Performing Loan Bank Negara Indonesia selama Periode Triwulan I 2007 – Triwulan III 2010 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Non Performing Loan Bank Pemerintah di Indonesia selama periode penelitian adalah pada triwulan IV tahun 2008 sebesar 0,44 dan terendah sebesar -1,03 terjadi pada triwulan IV tahun 2007, Non Performing Loan Bank Pemerintah di Indonesia terbesar pada triwulan I tahun 2007 sebesar 4,24 dan Non Performing Loan Bank Pemerintah di Indonesia yang terendah yaitu pada triwulan III tahun 2008 dan triwulan IV tahun 2009 sebesar 0,75 . 4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik Best Linear Unbiassed Estimator Sebelum kita uji persamaan Regresi Linier Berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu apakah Y = 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X          yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linear Unbiassed Estimator, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut benar-benar linear tidak bias.

1. Pengujian Autokorelasi

Asumsi pertama dari regresi linier adalah ada atau tidaknya autokorelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Dalam analisis nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,375. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin Watson. Jumlah variabel bebas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 49 adalah empat buah K=4 dan ,jumlah data adalah sebanyak 15 n=15 maka diperoleh D L = 0,688 dan D U = 1,977. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke dalam kurva Durbin Watson. Berdasarkan kurva Durbin Watson maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berada pada daerah keragu-raguan. Gambar 5. Kurva Durbin Watson Daerah Daerah Daerah Daerah Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian Tolak Tidak ada Tolak Ho autokorelasi Ho 0 d L = 0,688 d U = 1,977 4-d U = 2,023 4-d L = 3,312 d 1,582 Sumber : Lampiran 2 dan Lampiran 6 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai DW berada pada daerah Ketidakpastian hal itu disebabkan karena tidak ada kemungkinan terjadi korelasi antara komponen pengganggu ke-t dengan komponen pengganggu ke t-1.

2. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 5. Tabel 7 . Hasil Pengujian Heterokedastisitas Variabel Taraf Signifikasi Dari Korelasi Rank Spearman Taraf  Uji Kesimpulan Cash Ratio X 1 0,970 0,05 Homoskedastisitas Loan to Deposit Ratio X 2 0,990 0,05 Homoskedastisitas Aktiva Produktif Bermasalah X 3 0,541 0,05 Homoskedastisitas Non Performing Loan X 4 0,394 0,05 Homoskedastisitas Sumber : Lampiran 4 Dari hasil pengujian heterokedastisitas diperoleh tingkat signifikansi dari korelasi Rank Spearman lebih besar dari taraf level of signifikan yaitu 5 0,05.

3. Pengujian Multikolinieritas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas Pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas Pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas Pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 1 28

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas Pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 2 8

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

Pengaruh rasio likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas pasar, efisiensi dan solvabilitas terhadap return on asset (roa) pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

KATA PENGANTAR - KEMAMPUAN RASIO LIKUIDITAS DAN KUALITAS AKTIVA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH DI INDONESIA

0 0 18