Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif

17 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan hatinurani serta bela rasa terhadap sesama.

2.1.3.1 Langkah

– Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Berikut adalah langkah – langkah menurut Subagya 2010:65. Gambar 2.1 Langkah – langkah Paradigma Pedagogi Reflektif Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan langkah – langkah sebagai berikut : 1 Konteks Pada tahap ini siswa diajak untuk mencermati konteks – konteks yang ada dalam hidupnya sehingga mereka mampu untuk mengenali faktor yang berpotensi mendukung atau menghambat pembelajaran yang dialaminya. Pada tahap ini pula guru memahami dunia siswa, keluarga, dan lingkungan, budaya dan adaat, tekanan social, politik, agama, ekonomi yang ada di lingkupnya yang mempengaruhi siswa dan arah baik maupun buruk. Pengalaman Refleksi Aksi Evaluasi Konteks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pemahaman pada konteks akan membantu guru untuk menciptakan suasana belajar yang berkualitas. Konteks siswaa antara lain taraf perkembangan pribadi, kondisi social budaya, dan agama Subagya, 2005. 2 Pengalaman Pengembangan kompetensi 3C paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan atau yang ingin dikembangkan dari bahan yang di pelajari Subagya, 2005. Tahap pengalaman merupakan tahap yang sangat penting untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang akan dicapai baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Tahap ini juga menjadi dasar bagi tahap refleksi dan aksi dalam melakukan kelanjutan dari tahap pengalaman. Kegiatan pembelajaran ada beberapa Kompetensi Dasar KD yang sangat sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa, dengan kasus seperti ini guru bisa mensiasati dengan memberikan pengalaman tidak langsung. Pengalaman tidak langsung ini bisa dilakukan dengan cara bermain peran, melihat gambar atau tayangan gambar, dll. Pembelajaran yang melibatkan pengalaman akan membuat siswa tidak selalu focus pada buku yang akan membuat siswa mampu mengalami langsung pengalaman belajar sesungguhnya. Karna jika siswa terlalu tergantung pada buku pelajaran, maka pengalaman belajar siswa tidak akan mampu direfleksikan dan akan sulit pula dalam menerapkan aksi dari pengalaman tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 3 Refleksi Tahap refleksi adalah unsur penting dalam Paradigma Pedagogi Reflektif, karena tahap refleksi ini menjadi penghubung antara pengalaman dan tindakan. Menurut Subagya 2005, refleksi merupakan tahap di mana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat, dan makna nilai yang diperjuangkan. Pada tahap ini guru membantu siswa dalam melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan yang membantu siswa memahami, mendalami, dan meyakini temuannya. Melalui refleksi diharpkan siswa mampu meyakini makna nilai yang terkandung didalam pengalamannya dan siswa dapat membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu. 4 Aksi Perwujudan dari hasil pengalaman yang sudah direfleksi adalah sebuah aksi. Kegiatan aksi ini merupakan sikap atau perbuatan yang ingin dilakukan siswa atas kemauan mereka sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan yang ingin diperjuangkan. Menurut Subagya 2005:3, sampai kesadaran, tetapi harus berlanjut sampai pada bersikap dan berbuat kemauannya sendiri. Seikap dan niat adalah aksi batin, sedangkan perbuatan merupakan aksi lahir. 5 Evaluasi Tahap terakhir dari pembelajaran yang berbasis pedagogi reflektif adalah evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memantau kemajuan akademik dan menilai kemajuan pembentukan pribadi siswa secara menyeluruh. Selain itu pemberian evaluasi juga diberikan untuk melihat apakah siswa sudah mampu mencapai kompetensi yang ingin dicapai atau belum. Pada tahap ini guru 20 mengobservasi perbuatan siswa yang spontan, yang meunjukkan perkembangan nilai kemanusiaan. Guru mencatat peristiwa yang cukup mencolok. Perlunya observasi karena ciri khas nilai kemanusiaan adalah kebebasan dan siswa berbut dari kemanuannya sendiri.

2.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif