Swadesi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan tercatat sebagai lembaga perbankan ke-22 yang go public.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Deskrpsi Variabel Non Performing Loan
Salah satu resiko yang dihadapi oleh suatu bank adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang diberikan atau yang sering
disebut kredit bermasalah atau Non Performing Loan. Dalam grafik berikut ini disajikan besarnya NPL bank-bank go public dari
tahun 2004-2007 : Gambar 2 : Posisi Non Performing loan NPL bank- bank Go Public
tahun 2004-2007 dalam persentase
Pada tahun 2004, tingkat Non Performing Loan yang tidak sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia terdapat 4 bank yaitu,
Sumber : Lampiran 4
Bank Lippo, Bank Mandiri, Bank Nusantara Parahyangan, dan Bank Panin. Sementara 16 Bank lainnya memiliki tingkat Non
Performing Loan dibawah 5 . Ini menunjukkan selama tahun 2004 mayoritas NPL yang cukup baik. Tingkat NPL yang paling
tinggi selama tahun 2004 dimiliki oleh Bank Nusantara Parahyangan sebesar 8,33 dan NPL paling rendah dimiliki oleh
Bank Central Asia sebesar 0, 52. Pada tahun 2005 tingkat Non Performing Loan bank-bank
go public secara keseluruhan mengalami kenaikan. Sebanyak 4 bank yaitu, Bank Kesawan, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia,
dan Bank Panin. Pada tahun ini tingkat NPL Bank Mandiri mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari 7,10 menjadi
25,28 . Hal yang sama juga dialami Bank Negara Indonesia, dari tingkat NPL sebesar 4,6 menjadi 13,7 . Tingkat NPL yang
paling tinggi selama tahun 2004 dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 25,28 dan NPL paling rendah dimiliki oleh Bank Mega
sebesar 1, 50. Pada tahun 2006 jumlah bank dengan tingkat NPL yang
tinggi bertambah menjadi 6 bank, yaitu Bank Artha Graha International, Bank Kesawan, Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia, Bank Panin, dan Bank Permata. Bank yang memiliki tingkat NPL paling tinggi adalah Bank Mandiri sebesar 16,35 .
Sedangkan Bank yang memiliki NPL yang paling rendah yaitu
Bank Mayapada yaitu 0,65. Akan tetapi pada tahun 2006 rata- rata NPL keseluruhan mengalami penurunan 0,91 menjadi
4,50. Pada tahun 2007 tingkat NPL pada sektor perbankan semakin baik dengan rata-rata 3,40. Hal ini dapat dilihat dengan
hanya 3 bank yang memiliki rasio NPL di atas 5 yaitu, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Panin. Bank yang
memiliki tingkat NPL yang paling tinggi masih dipegang Bank Mandiri sebesar 8,64. Sedangkan NPL yang terendah dimiliki
oleh Bank Central Asia dengan 1,03.
4.2.2. Deskripsi Variabel Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal suatu bank,.
Dalam grafik berikut ini disajikan besarnya rata-rata CAR bank- bank go public dari tahun 2004-2007
Gambar 3 : Posisi Capital Adequacy Ratio CAR bank- bank Go Public tahun 2004-2007 dalam persentase
Sumber : Lampiran 5
Pada tahun 2004 tingkat Capital Adequacy Ratio pada sektor perbankan secara umum berada pada standar yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8 . Ini menunjukkan bahwa bank-bank tersebut melakukan pengelolaan modal dan
assets dengan baik. Tingkat CAR paling tinggi dimiliki oleh Bank Panin sebesar 37,43 dan tingkat CAR paling rendah adalah
Bank Bumiputera yaitu sebesar 9,98. Pada tahun 2005 tingkat CAR yang paling tinggi masih dimiliki oleh Bank Panin sebesar
28,72 dan tingkat CAR paling rendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional 9,71 . Pada tahun 2006 tingkat CAR
yang paling tinggi dimiliki oleh Bank UOB Buana sebesar 30,36 dan tingkat CAR paling rendah dimiliki oleh Bank Eksekutif
Internasional dan Bank Kesawan yaitu sebesar 9,37 . Pada tahun 2007 tingkat CAR pada sektor perbankan secara
umum masih sama dengan tiga tahun sebelumnya yaitu berada pada standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8
tingkat CAR yang paling tinggi dimiliki oleh Bank Mayapada sebesar 29,95 dan tingkat CAR paling rendah dimiliki oleh Bank
Mega 11,84 .
4.2.3. Deskripsi Variabel Loan to Deposit Ratio
Untuk melakukan penghitungan Loan to Deposit Ratio LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu
perbandingan total kredit dengan besarnya total dana pihak ketiga. Sehingga diperoleh rasio rata-rata LDR masing-masing bank tahun
2004-2007 seperti yang disajikan pada grafik dibawah ini: Gambar 4 : Posisi Loan to Deposit Ratio LDR bank- bank Go Public
tahun 2004-2007 dalam persentase
Pada tahun 2004 hanya ada tiga bank yang memiliki tingkat LDR sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan tingkat LDR
sebesar 85-110. Bank-bank tersebut yaitu Bank Kesawan, Bank NISP, dan Bank Rakyat Indonesia. Tingkat LDR paling tinggi
dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 89,12. Sedangkan tingkat LDR terendah masih dimiliki oleh Bank Lippo yaitu
sebesar 22,46 Pada tahun 2005 jumlah bank yang memiliki tingkat LDR
sesuai dengan peraturan Bank Indonesia menurun menjadi dua Sumber : Lampiran 6
bank. Bank-bank tersebut yaitu Bank NISP, dan Bank Rakyat Indonesia. Tingkat LDR paling tinggi dimiliki oleh Bank Rakyat
Indonesia sebesar 97,25. Sedangkan tingkat LDR terendah masih dimiliki oleh Bank Lippo yaitu sebesar 32,12 .
Pada tahun 2006 hanya ada tiga bank yang memiliki tingkat LDR sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan tingkat LDR
sebesar 85-110. Bank-bank terebut yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Kesawan, dan Bank UOB Buana. Tingkat LDR paling tinggi
dimiliki oleh Bank CIMB Niaga sebesar 100,53 . Sedangkan tingkat LDR terendah dimiliki oleh Bank Central Asia yaitu
sebesar 38,85 . Pada tahun 2007 tingkat LDR pada sektor perbankan
mengalami perbaikan. Bank-bank yang memiliki tingkat LDR yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia berjumlah 6 bank yaitu,
Bank Danamon, Bank Kesawan, Bank Mayapada, Bank Panin, Bank Permata, dan Bank UOB Buana. Tingkat LDR paling tinggi
dimiliki oleh Bank Bank Mayapada sebesar 101,12 . Sedangkan tingkat LDR terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif yaitu sebesar
24,74 . 4.2.4.
Deskripsi Variabel Return On Assets
Return on Assets merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu bank untuk
memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. ROA diperoleh dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan total
aktiva. Dari laporan keuangann tahunan bank tersebut tercantum besarnya ROA. Sehingga diperoleh rasio ROA dari masing-masing
bank tahun 2004-2007. Dalam grafik berikut disajikan besarnya rata-rata ROA bank-bank yang go public dari tahun 2004-2007.
Gambar 4 : Posisi Return On Assets ROA bank- bank Go Public tahun 2004-2007 dalam persentase
Pada tahun 2004, Bank dengan tingkat ROA tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 5,77 sedangkan
tingkat ROA terendah dimiliki oleh Bank Kesawan sebesar 0,37 . Pada tahun 2004 Rata-rata ROA pada sektor perbankan cukup
baik yaitu 2,81. Sumber : Lampiran 7
Pada tahun 2005, Bank dengan tingkat ROA tertinggi masih sama dengan tahun sebelumnya adalah Bank Rakyat
Indonesia sebesar 5,04 sedangkan tingkat ROA terendah dimiliki oleh Bank Bumiputera sebesar -1,24 . Pada tahun 2005
Rata-rata ROA pada sektor perbankan turun menjadi 1,65. Pada tahun 2006, Bank dengan tingkat ROA tertinggi
adalah Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 4,36 sedangkan tingkat ROA terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif International
sebesar -1,41 . Pada tahun 2004 Rata-rata ROA pada sektor perbankan kembali menurun dari tahun sebelumnya menjadi
1,57. Pada tahun 2007, Bank dengan tingkat ROA tertinggi
adalah Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 4,61 sedangkan tingkat ROA terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif International
sebesar 0,05 . Pada tahun 2007 Rata-rata ROA pada sektor perbankan mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya dengan
meningkat menjadi 1,83.
4.3. Analisis dan Uji Hipotesis