B. Kerangka Teori
Keterangan : Memacu
EPITEL NASOFARING
FASE LATEN FASE LITIK
KARSINOMA NASOFARING UNDIFFERENTIATED
STADIUM III APC
IL 17
VEGF METASTASE STADIUM IV
EBV
ANGIOGENESIS STAT 3, IL 23
SEL Th 0
SEL Th 17 LIMFOSIT B
TUMOR TUMBUH Act-1
FIBROBLAST IL 17 R
NF K β
commit to user
Keterangan Kerangka Teori
Infeksi virus EBV pada limfosit B dimungkinkan karena adanya ikatan antara reseptor membran glikoprotein Gp350220 pada virus dengan CD21 pada
limfosit B sebagai targetnya. Setelah mengkikat reseptor CD21 pada limfosit B, EBV dalam waktu 1-2 jam akan masuk pada sitoplasma sel pejamu kemudian
terjadi fusi TR terminal repeat yang berakibat episom berbentuk sirkuler, partikel-partikel EBV tersebut selanjutnya akan terurai dan genom-genom EBV
akan masuk kedalam nukleus yang merupakan bentuk EBV infeksi laten, ditandai dengan proses aktifasi sel dan proliferasi sel tersebut sebagai pengabadian EBV
pada limfosit B limfosit B immortal. Sebagaian besar genom virus dalam cell line yang ditransformasikan oleh EBV berada dalam bentuk episom. Di dalam sel
pejamu terjadi 2 fase proses infeksi yaitu infeksi litik dan laten. Infeksi litik ditandai dengan replikasi virus secara lengkap yang dapat menginfeksi sel dan
menular ke orang lain. Sedangkan fase laten ditandai adanya ekspresi gen tertentu yang merupakan bagian dari genom dan dapat menghindar dari respon imun
pejamu. Langkah awal infeksi litik ditandai dengan aktivasi protein ZEBRA yang
disandi oleh BZLF1 yang terdapat di sel epitel dan limfosit B. Pada saat ini produk beberapa produk yang berbeda-beda dari gen yang mempunyai korelasi
dengan tahapan replikasi litik dapat diidentifikasi dan dikategorikan menjadi early membrane antigen EMA, early intra-celuler antigen EA, viral capsid antigen
VCA, dan laten membrane antigen LMA. Pada infeksi laten terjadi ekspresi dari beberapa protein yaitu EBNA1,2,3a,3c dan EBNA-LP, LMP dam Ebstein
commit to user
Barr Encoded mRNAEBER. LMP1 dapat menginduksi cyclin D2 dan menghambat efek
tumour growth factor
TGF- 1 pada sel B, mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terkontrol.
LMP1 menginduksi sintesis DNA pada proses proliferasi sel. LMP1 mengaktifasi
nuclear factor-
appa B lymphocyte
NF- B
dan jalur
janus kinases
JAK oleh aktifasi daerah terminal karbon 1 dan 2 yang menyebabkan proliferasi sel tidak
terkontrol. LMP1 menginduksi ekspresi proto-onkogen seluler
B
–
cell leukemia
–
2
bcl-2 yang akan melindungi sel dari proses apoptosis. Selain itu LMP1 menghambat proses diferensiasi sel juga melalui jaras bcl-2. LMP1 dapat
menginduksi aktivasi gen yang mengekspresikan protein A-20 yang dapat menginaktivasi fungsi p53 sehingga menghambat proses apoptosis sel.
Dari beberapa hal di atas diketahui bahwa ekspresi LMP 1 berperan pada proses
imortalisasi dan merupakan salah satu tahap dalam proses karsinogenesis KNF.
Karsinoma nasofaring akan mengekspresikan beberapa protein antigen, seperti EBNA1-6 dan LMP1,2. Protein antigen LMP1 akan mempunyai efek
imunologik, dimana akan dikenali oleh APC yang mempresentasikan sel Th CD4
+
. Dengan aktifnya CD4
+
akan mengeluarkan beberapa sitokin-sitokin diantaranya Th 17 yang akan membentuk sitokin IL 17.
Pada sel stromal dan fibroblas, IL-17 menginduksi cakupan luas dari mediator angiogenik, termasuk
vascular endothelial growth factor VEGF
, yang diketahui memicu inflamasi dan angiogenesis tumor. IL-17 dapat meningkatkan
produksi
VEGF
melalui fibroblas dan oleh karenanya dapat memicu pembentukan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pembuluh darah baru yang diinduksi oleh fibroblas dalam kondisi inflamasi dan pada tumor. Siklus IL-17-
VEGF
yang memodulasi angiogenesis melibatkan faktor angiogenik lain, yaitu TGF-
. Banyak sel kanker yang mengekspresikan TGF- pada kadar yang tinggi, yang tampaknya meningkatkan pertumbuhan kanker dan
metastasis dengan menstimulasi angiogenesis. IL-17 menginduksi VEGF, yang menyebabkan induksi TGF-
dan oleh karena itu
VEGF
dapat memperantarai angiogenesis. TGF-
meningkatkan penerimaan
VEGF
oleh sel endotel dengan cara meningkatkan ekspresi reseptor
VEGF
. IL-17 juga menginduksi IL-6 dan PGE2 dan meningkatkan ekspresi ICAM-1 dalam fibroblas. Keseluruhan molekul
tersebut diketahui memiliki peran utama dalam angiogenesis dan invasi tumor. Angiogenesis akan memacu pertumbuhan tumor Stadium III dan metastase
Stadium IV.
C. Kerangka Konsep