d. Imunoterapi Imunoterapi telah banyak dilakukan di klinik onkologi, namun masih dalam
research and trial. Untuk karsinoma nasofaring, penelitian telah dilakukan dengan menggunakan interferon dan Poly ICLC Guigay J et al, 2006.
e. Obat Antivirus Acyclovir mampu menghambat sinteis DNA virus, sehingga obat antivirus ini
penting pada karsinoma nasofaring anaplastik yang merupakan VEB carrying tumor dengan pemeriksaan DNA EBV positif Guigay J et al, 2006.
2.12 Komplikasi
Toksisitas dari radioterapi mencakup xerostomia, fibrosis dari leher, hipertiroidisme, trismus, kelainan gigi, serta hipoplasia struktur otot dan tulang yang
diradiasi. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi akibat radioterapi terhadap kelenjar hipofisis. Kehilangan pendengaran sensorineural mungkin dapat terjadi sejalan
dengan penggunaan obat cisplatin dan radioterapi. Toksisitas ginjal dapat terjadi kepada pasien yang diberikan ciplastin. Bleomycin meningkatkan risiko menderita
fibrosis paru. Osteonekrosis dari mandibula merupakan komplikasi yang langka dari radioterapi dan dapat dihindari dengan perawatan gigi yang tepat Nasir,2009
2.13 Pencegahan
Penyebab karsinoma nasofaring yang belum sepenuhnya jelas, maka pencegahan hanya dapat dilakukan dengan menhindarkan dari paparan faktor risiko
yang dapat diubah, seperti menghindari polutan-polutan maupun makanan yang dapat menyebabkan karsinoma nasofaring, serta perubahan sosial ekonomi Rozein et al,
2006
2.14 Prognosis
Pasien yang berobat ke institusi kesehatan memiliki gejala utama yaitu pembesaran kelenjar getah bening yang dimana sudah merupakan stadium lanjut. Jika
sudah terdapat metastase , maka angka harapan hidupnya kira-kira 10. Dari
beberapa penelitian, rata-rata angka harapan hidup pasien karsinoma nasofaring sekitar 30 hingga 48 Witte dan Bryan, 1998
Angka harapan hidup secara terperinci dibagi atas stadium dari penderita tersendiri. Dimana semakain tinggi stadiumnya , maka semakin kecil angka harapan
hidup pasien tersebut. Stadium 1 memiliki angka harapan hidup tertinggi yaitu 72, staduim 2 sebesar 64, stadium 3 sebesar 62, sedangkan stadium 4 sebesar 38
American Cancer Society, 2013.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beberapa faktor risiko karsinoma nasofaring. Model kerangka konsep pada penelitian ini adalah model
etiologik, maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
_____________________
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
Pada kerangka konsep model etiologi diatas merokok, ikan asin, usia, sukuras, jenis kelamin , dan riwayat keluarga merupakan variabel bebas, sedangkan
karsinoma nasofaring merupakan variabel tergantung. Karsinoma
Nasofaring Usia
Suku Jenis Kelamin
Riwayat Keluarga Ikan Asin
Merokok Pekerjaan