berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
11
dari Allah sendiri. Maka, pesan dapat dikonkretkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang diutarakan oleh Huber dalam terjemahannya,
Katekese ialah usaha saling menolong terus menerus dari setiap anggota untuk mengartikan dan mendalami hidup pribadi ataupun hidup bersama
menurut pola Kristus menuju kepada hidup Kristiani dewasa. Katekese adalah pemakluman Sabda Allah, suatu bentuk pewartaan, pewartaan,
bahwa
Allah mewahyukan
rencana penyelamatan-Nya
yang dilangsungkan Kristus dalam kekuatan Roh Kudus. Allah mewahyukan
diri-Nya dalam rahasisa Kristus Sabda-Nya kepada manusia dan sendiri bertindak dengan pengantara Roh Kudus untuk membuka hati manusia
kepada Sabda yang diwartakan Huber, 1977:20.
Dari kutipan di atas disimpulkan, bahwa katekese merupakan proses yang harus diusahakan oleh setiap anggota Gereja secara berkelanjutan agar hidupnya
dapat bermakna bagi dirinya dan orang lain. Sebab pokok pewartaan katekese adalah supaya umat semakin dewasa dalam beriman Kristiani. Sabda yang
diwahyukan oleh Allah melalui Roh Kudus. Kini Sabda yang diwartakan oleh nabi-nabi pada zaman dahulu telah hadir seorang Putera, yaitu Yesus sendiri
yang merupakan Sabda yang nyata. Fungsinya untuk membuka hati manusia supaya menyakini, bahwa sabda yang diwahyukan itu sungguh-sungguh ada.
Oleh karena isi titik tolak katekese sekarang adalah “manusia” tidak seperti katekese lama yang mengutamakan segi doktrin seperti dalam Teologi Dogmatik
Neosklastika. Katekese sekarang yang berpusat pada manusia, artinya manusia yang “menerima Kabar Gembira” Huber, 1977: 22. Jadi manusia menerima
Kabar Gembira merupakan awal permulaan sejarah keselamatan manusia dari perbudakan dan dosa pada zaman dahulu sebelum masehi. Untuk menyelamatkan
umat manusia Allah menyerahkan Putra-Nya yang Tunggal demi menebus dosa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya Ia sudah mengalahkan dosa dan maut lalu membawa manusia pada kebebasan.
Oleh karena itu kebebasan tidak berhenti sampai disitu harus diwartakan secara berkelanjutan. Adapun titik tolak katekese sekarang yang perlu
dikembangkan, yaitu “
Pertama
Wahyu Allah harus dilihat sebagai pelaksanaan
inisiatif cinta kasih Allah kepada manusia”. Jadi pesan yang disampaikan oleh Allah merupakan ungkapan cintah kasih Allah terhadap manusia sebagai ciptaan.
Hal ini nyata dalam penyerahan putera-Nya yang tunggal untuk menebus dosa umat manusia.
“Kedua Allah tidak dipandang sebagai Allah nan juah dan
abstrak, tetapi Allah adalah Allah yang hidup dan bekerja diantara kita umatnya demi penyelamatan kita”. Dalam berkatekese dapat diupayakan supaya umat
memahami, bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Allah selalu menyertai perjalanan hidup para pengikut-Nya.
Ketiga
” Hubungan manusia dengan Allah hubungan Bapa dengan Putera. Titik tolak katekese yang perlu
ditegaskan lagi adalah hubungan antara manusia dengan Allah sama seperti Yesus dengan Bapa-Nya pada zaman Yesus. Umat tidak perlu berpikir, bahwa
Allah itu tidak nyata dalam perkara hidup mereka melainkan Allah itu dapat dirasakan lewat setiap orang yang dijumpai.
“Keempat
Bahwa manusia dipanggil untuk suatu tugas di atas dunia turut serta membangun dan menyelamatkan dunia
dalam rangka besar rencana keselamatan Tuhan terhadap umat manusia”. Tentu tugas utama manusia sebagai ciptaan Allah adalah menjalin hubungan yang baik
dengan Tuhan dan sesama, maka dengan adanya katekese seluruh umat diharapkan agar aktif terlibat dalam kegiatan karya katekese.