I. Pendahuluan
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Demikian pula halnya dengan pembangunan
Bali, sejak tahun 1970-an tetap memperioritaskan sektor pertanian disamping pariwisata dan industri kecil. Ke tiga sektor ini diharapkan tumbuh secara
berkesinambungan balanced dan saling mendukung interdependence. Namun sejak tahun 1980-an terlihat bahwa terjadi ketimpangan yang semakin
besar antara satu sektor dengan sektor yang lainnya. Sektor pariwisata maju dengan pesat, sementara sektor pertanian mengalami kemajuan yang sangat
lambat, bahkan mengarah ke stagnasi. Peran sektor pertanian di Bali secara garis besar dapat digambarkan
antara lain : a menyerap sekitar 32,18 tenaga kerja , b menyumbangkan sekitar 19,1 terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto, c menyediakan
bahan pangan untuk masyarakat Bali, d konservasi sumberdaya alam dan budaya Bali, e sebagai katup pengaman terhadap potensi gejolak sosial, krisis
ekonomi, dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian berperan cukup besar dalam perekonomian
Bali, namun hanya sebagain kecil petani yang memadai kesejahteraannya. Terhadap kenyataan ini, banyak hal yang sudah ditempuh pemerintah ataupun
dianjurkan oleh para ahli dalam rangka membina masyarakat tani atau masyarakat pedesaan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya
antara lain melalui pendekatan kelompok. Pembinaan melalui pendekatan kelompok adalah suatu cara pembinaan masyarakat tani atau masyarakat
pedesaan dalam suatu kelompok yang telah terorganisir dengan baik dalam suatu kesatuan. Dengan cara ini proses pendidikan dan pembinaan petani
dianggap lebih cepat dan murah serta dapat mengurangi tenaga penyuluh pertanian disamping meningkatkan efektivitas kerja tenaga penyuluh pertanian
tersebut. Masyarakat Bali umumnya melakukan kebiatan dalam kehidupan yang bekelompok yang sebagian besar dari kelompok-kelompok tersebut merupakan
kelompok-kelompok tradisional. Salah satu dari kelompok tersebut adalah sistem
subak. Subak selain merupakan sistem fisik juga merupakan sistem sosial yang fungsi utamanya adalah mengatur pengairan agar air dapat dibagikan secara adil
dan merata kepada seluruh anggota subak. Kegiatan subak tidak terpaku hanya pada kegiatan irigasi, namun kegiatannya telah berkembang luas yang
mencakup kegiatan-kegiatan seperti : simpan-pinjam, pengadaan sarana produksi bersama, penggalian dana bersama, upacara keagamaan, kegiatan
gotong royong, pengaturan pola tanam dan waktu tanam, dan berbagai kegiatan lainnya.
Program-program pembangunan dari pemerintah terutama pembangunan pertanian senantiasa memanfaatkan kelompok tani subak sebagai sasaran
programnya, yang pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani anggota subak. Program-program pembangunan yang telah sampai ke
subak pada akhirnya akan sangat mempengaruhi dinamika subak, baik pengaruh yang meningkatkan kedinamisan subak maupun yang mungkin
menurunkan kedinamisan subak tersebut. Permasalahan yang kemudian perlu dibahas adalah bagaimana sesungguhnya pengembangan dan pemberdayaan
subak saat ini dalam menunjang pembangunan pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani anggota subak dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya di Bali. Penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi tulisan yang dibuat oleh
Prof. Ebisawa Tadashi The dean of the research institute of paddy culture, Graduate School of Letters, Art and Sciences, Waseda University yang menaruh
minat tinggi tentang organisasi tradisional pengairan di Bali, yaitu Subak. Uraian dalam laporan ini mencoba untuk mengulas bagaimana pemberdayaan subak di
Bali dalam menunjang pembangunan pertanian, dengan satu contoh kasus sebagai ilustrasi adalah subak Basangalas, Kecamatan Abang, Kabupaten
Karangasem, Bali. Secara keseluruhan laporan ini terdiri dari : I Pendahuluan, II Peranan subak dalam pembangunan pertanian di Bali, III Pemberdayaan
subak dalam persfektif lembaga usaha ekonomi pedesaan, IV Pengembangan dan pemberdayaan subak Basangalas dan permasalahannya, dan V Penutup.
II. Peranan Subak Dalam Pembangunan Pertanian di Bali