sudah ada orang asing masuk ke desa ini dan menganjurkan saudara- saudara untuk berhenti bergotong royong. Coba, siapa yang akan
merawat pura, merawat sekolahan kalau bukan kita sendiri. TTM, hal:65.
Kutipan di atas merupakan gambaran desa Tabanan. faktor ekologis merupakan keadaan alam yang akan mempengaruhi gaya hidup dan perilaku
seeorang. Keadaan di desa Tabanan kebudayaannya masih sangat kuat, sitem gotong royong sering dilakukan warga, dan mereka sering membantu sesama,
mereka tidak ingin apabila budaya mereka dipengaruhi dengan budaya asing.
4.3 Sistem Budaya
Dalam sistem budaya person membaginya menjadi empat lambang yaitu lambang Konstitusi, Lambang Kognisi, Lambang Evaluasi dan Lambang Ekspresi.
Lambang–lambang tersebut terdapat pada novel Tiba Tiba Malam karya Putu Wijaya, sehingga analisisnya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
4.3.1 Lambang Konstitusi
Lambang Konstitusi, lambang yang mengacu pada hal-hal yang bertalian dengan kepercayaan manusia akan adanya kekuatan di luar dan di atas dirinya yang
mengatur dan menentukan hidup serta kehidupan. Dalam perkembangannya, lambang ini kemudian menjadi berbagai kepercayaan seperti agama, yang kemudian dikaitkan
dengan keburukan dan penderitaan, keterbatasan hidup manusia dan sebagainya. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada kuttipan di bawah ini.
“Orang tua itu tiba-tiba jadi sedih. Kini ia baru berpikir mkungkin Sekali Utari kena guna-guna. Ia sudah beberapa kali
menyarankanUtari untuk memperhatikan Ngurah. Ya, dia bukan tidak
ingin punya menantu kaya. Tapi hati Utari rupanya sudah begitu terjerat Sunatha”.TTM, Hal:13
Kutipan di atas dijelaskan kepercayaan yang masih dipercayai warga Bali adalah dengan cara telnik atau guna-guna, telnik menjadi lambang konstitusi dalam
penelitian ini karena berkaitan dengan kepercayaan yang masih dipercayai untuk memenuhi keinginan yang kita harapkan, seperti memikat hati seorang gadis, tokoh
Sunatha dianggap menggunakan Telnik untuk memikat hati Utari, Sampai akhirnya Sunatha difitnah dan ditinggal istrinya, masalah tersebut adalah penderitaan yang
dialami Sunatha.
4.3.2 Lambang Kognisi
Lambang Kognisi, adalah simbol yang dihasilkan manusia dalam upaya memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang kenyataan yang ada dalam alam
semesta, sehingga kenyataan-kenyataan yang ditemui disekeliling manusia akan dapat dimengerti dengan lebih baik. Keadaan tersebut terdapat dalam novel Tiba Tiba
Malam karya Putu Wijaya sebagai berikut. Udara sangat cerah. Kemudian peluit kapal berbunyi untuk yang
terakhir kalinya semua orang saling melambai. Sunatha akan sulit untuk menghargai kebijaksanaan waktu melihat ke pantai. Di sana
Sunithi menagis kelabakan. Wanita itu memang masih terlalu muda untuk menerima perpisahan semacam itu. Ia mulai ragu-ragu adakah
semuanya akan bisa berlangsung sebagaimana yang dia rencanakan.TTM, HAL:24
Kutipan di atas terdapat lambang kognisi diantaranya Sunatha akan sulit menghargai kebijaksanaan waktu melihat ke pantai, karena di saat itu memang
adanya suatu kenyataan bahwa ia harus berpisah dengan istrinya, Kenyataan tersebut harus diterima oleh istrinya dan pengertian dari seorang istri sangat dibutuhkan oleh
seorang Sunatha.
4.3.3 Lambang Evaluasi