4.6 Tokoh dan Penokohan
Tokoh dalam cerita perlu digambarkan ciri-ciri lahir, sifat dan sikap batinnya agar wataknya dikenal juga pembaca. Watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan
jiwa yang membedakannya dengan tokoh lain. Penggambaran tokoh dan perwatakan dalam prosa fiksi ada dua cara yaitu secara analitik dan dramatik. Secara analitik
adalah secara singkap atau pengarang secara langsung memaparan watak tokoh atau karakter tokoh. Secara dramatik adalah penggambaran watak tokoh yang diceritakan
secara langsung. Penjelasan tersebut bisa dilihat pada paragraph di bawah ini.
4.6.1 Secara Analitik
Tokoh Sunatha dalam novel ini termasuk tokoh utama disebut tokoh utama karena saat membaca novel ini tokoh Sunatha selalu mengalami permasalahan yang
paling berperan aktif. Tokoh Sunatha adalah putra dari Subali yang berprofesi sebagai guru. Dia berpendidikan, cerdas dan mempunyai pandangan yang luas. Menurutnya
tugas dan pengorbanan adalah jauh lebih penting dari urusan pribadi. Terlihat pada kutipan berikut.
Kita bekerja untuk hari depan, kita harus berani dan siap untuk melakukan pengorbanan-pengorbanan apa saja. Kamu harus sadari
itu”TTM, hal 17.
Dari kutipan di atas dijelaskan tokoh Subali mempunyai kepribadian yang bertanggung jawab pada profesi sebagai Guru dan dia cerdas dan siap untuk
melakukan pengorbanan-pengorbanan terhadap orang yang sedang membutuhkannya, dan tentunya kepentingan umum.
4.6.2 Secara Dramatik
Tokoh Sunatha adalah tokoh yang berkarakter bijaksana dan baik hati, secara dramatik Tidak langsung. Karakter tokoh Sunatha akan diketahui melalui pendapat
Ngurah dan Utari dalam novel Tiba Tiba Malam. Penjelasan lebih lanjut terdapat
pada paragraf sebagai berikut. 4.6.2.1 Melalui Interaksi Antar Tokoh
Dalam memaparkan bagaimana tokoh Sunatha ini pengarang menggunakan metode Dramatik tidak langsung melalui pandangan dari tokoh lain. Dapat terlihat
pada tuturan tokoh Ngurah yang sudah mengetahui sifat Sunatha dan ia menjelaskan kepada ibunya ibu Utari bahwa sebenarnya Sunatha orang yang baik. Pemaparan
tersebut bisa dilihat pada kutipan di bawah ini. “Saya kenal Sunatha. Dia orang yang baik. Saya akan terus
terang kepadanya. Ia berpendidikan. Apalagi guru. Dia akan bisa mengerti saya akan menghadapinya dengan baik-baik asal bapak dan
ibu member keterangan yang baik.” TTM, hal 225
Pargraf di atas dijelaskan bahwa tokoh Suntha mempunyai sikap yang baik dan bijaksana dia adalah seorang guru, tuturan tersebut disampaikan oleh Ngurah
kepada ibu Utari. Dengan menggunakan metode dramatik tersebut yaitu melihat karakter tokoh Sunatha melalui pandangan dari tokoh lain.
Penokohan tokoh Sunatha masih berlanjut pada tuturan tokoh Ngurah yang sedang berbincang dengan Utari istri Sunatha, sebenarnya Sunatha orang yang tidak
percaya pada klenik. Pemaparan tersebut dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Tidak mungkin Sunatha bukan tukang guna-guna ia tidak percaya
pada klenik. Dia tidak percaya lagi pada hal semacam itu. Kamu harus
tahu siapa dia. Kamu tahu siapa dia?” Utari mengangguk. Nguurah tertawa. “ Tidak kamu tidak tahu siapa dia”TTM, hal 115.
Kutipan di atas dijelaskan bahwa Utari mengira Sunatha suka menggunakan klenik. Tapi Ngurah menyalahkannya bahwa sebenarnya Sunatha tidak percaya pada
semua itu ia adalah guru tidak mungkin ia percaya pada klenik. Kutipan selanjutnya menggambarkan karakter tokoh Sunatha selain ia baik ia
juga pengecut dan suka ngelamun. Pemaparan tersebut dilontarkan oleh temannya, sebagai seorang guru yang mengajar kepada anak murid ternyata Sunatha juga
memiliki sikap penegcut terbukti pada kutipan di bawah ini. Kadang-kadang aku percaya, kadang tidak. Sekarang aku
kehilangan diri aku harus aku akui aku lemah“Aku memang pengecut, tukang ngelamun.” Sahabat saya hanya sahabat yang baik yang berani
mengatakan keburukan-keburukan kawannya dengan jujur, saya sendiri juga takut dan pengecut. TTM, hal 124-127.
Paragraf di atas dijelaskan bahwa tokoh Suntha sebagai seorang guru yang berdiri di depan kelas dan mengajar kepada anak muridnya ternyata memiliki juga
sifat pengecut, lemah, dan rapuh. Sifat tersebut di sampaikan Sunatha terhadap temannya.
4.6.3 Secara Analitik