58
keesokan harinya tepat pada siang hari pendeta bertugas dalam memimpin ibadah pengucapan syukur
rau-kattu
.
38
3.3.2. Sejarah
Rau kattu
Menurut tradisi yang diwariskan secara lisan, ada 2 dua mitos tentang asal-muasal
rau kattu.
Cerita pertama adalah pada suatu hari ada dua orang laki-laki bersaudara. Yang satu, ingin merantau. Lalu sebelum merantau, ia berpesan kepada saudaranya yang tinggal begini:
“Saudaraku, seandainya saya tak bisa pulang ke Hawu. Saya mau mati di tengah keluarga, di kampung halaman, tanah tuak dan gula. Meskipun jenazah saya telah dikubur, saya akan
menyimpan tiga helai rambut dari pusar kepala
keweru
saya, sebagai tanda bahwa saya telah kembali ke rumah, ke tengah keluarga dan dikuburkan di dalam rumah kita di bagian haluan
bersama nenek laki-perempuan dan juga papa dan mama kita. Mari, sebelum saya pergi, buatlah janji bahwa engkau saudaraku tidak akan melupakan permo
honan ini”. Lalu saudara yang tinggal di Hawu: dengan penuh cinta, ia berkata: “Saya akan melakukan apa yang kau inginkan dengan
sebaik- baiknya”. Sesudah mereka berdua mengikat kesepakatan dan diakhiri dengan ciuman
maka berangkatlah saudara tersebut dengan menyebrangi lautan. Suatu hari terdengar kabar bahwa ia telah meninggal dirantau. Mendengar berita itu, saudara yang ada di Hawu
mempersiapakan diri untuk berangkat mencari dan mengambil saudaranya kembali ke Hawu yakni melalui rambut
rau kattu
. Simbol si mati
rau kattu
diletakkan di bagian haluan rumah sebagaimana layaknya jenazah laki-laki di Hawu. Sanak saudara diberitahukan bahwa saudara
mereka
rau kattu
telah kembali untuk bersama dengan para leluhur
ama-eppu
di dalam perahu, bagian kolong haluan.
39
38
Hasil wawancara dengan Pdt. Danial Manu 08 Juli 2016
39
Hasil wawancara dengan Ibu Pdt Paoina Bara Pa 10 Juli 2016
59
Mitos kedua mengenai cerita lahirnya
rau kattu
, dapat disimak melalui kisah leluhur
Hawu Miha
dan
Jawa Miha
. Dua orang nenek moyang yang hidup ini puluhan generasi lalu sesuai pengetahuan tentang asal-usul orang Sabu yang diceritakan secara turun-temurun. Yang
tertua bernama
Hawu Miha
yang berarti “Sabu sendiri”. Adik laki-lakinya bernama
Jawa Miha
, adik tiri yang ibunya seorang wanita yang tidak berasal dari Sabu.
J’awa berarti “orang asing” dan tidak berarti bahwa ia berasal dari Pulau Jawa. Ketika ayah mereka
Miha Ngara
sudah uzur dan buta, ia memutuskan untuk menurunkan ilmu pengetahuannya yang sampai kini
dirahasiakan, kepada putra sulungnya.,
Hawu Miha.
Tetapi ibu J’awa Miha menginginkan
pengetahuan itu diberikan kepada puteranya. Dengan memakai berbagai dalih dan dengan bantuan ibunya.
J’awa Miha menerima pengetahuan dan kekuasaan dari ayahnya. Untuk menghindari kemarahan dan konfrontasi dengan kakaknya,
J’awa Miha melarikan diri ke luar daerah. Tahun berganti tahun, akhirnya kedua kakak-beradik ini berdamai, dan ketika
J’awa
Miha
sekarat, ia meminta agar rambut dan tutup kepalanya
lehu kattu
dikembalikan ke negeri asalnya, pulau Sabu. Cerita ini mengemukakan bahwa di pulau Sabu dikenal dua tradisi.
Pertama, bahwa laki-laki Sabu memakai tutup kepala batik untuk memperingati cerita mengenai nenek moyang mereka. Kedua, bilamana meninggal dunia di luar pulau Sabu dan bila jasadnya
tidak dapat dibawa ke tempat kelahirannya. Rambut dan tutup kepalanya harus dikembalikan ke daerah asal. Adat inilah yang dikenal dengan nama
rau kattu.
40
3.3.3. Tahap-tahap dalam Ritual