4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Tenaga listrik  dibangkitkan  dari  pusat-pusat  pembangkit  seperti  PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air, PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap, PLTG
Pembangkit  Listrik  Tenaga  Gas ataupun  PLTGU Pembangkit  Listrik  Tenaga Gas  Uap.  Tenaga listrik  ini  kemudian  disalurkan  melalui  saluran  transmisi,
dimana  tegangan  penyalurannya  dinaikkan  dahulu  oleh  transformator  penaik tegangan  step  up  transformator.    Penaikan  tegangan  ini  berfungsi  untuk
mengurangi  besarnya  rugi-rugi  daya  saat  penyalurannya.  Saluran  transmisi  yang ada di Indonesia pada umumnya memiliki tegangan 150 kV dan 500 kV.
Setelah  tenaga listrik  disalurkan  melalui  saluran  transmisi,  maka  akan sampai  pada  Gardu  Induk  GI  dimana  tegangannya  akan  diturunkan  oleh
transformator  penurun  tegangan  step  down  transformator.    Disini  tegangannya akan  berubah  menjadi  tegangan  menengah.  Jaringan  inilah  yang  disebut  dengan
Jaringan  Tegangan  Menengah  JTM.    Sistem  distribusi  primer  di  kota  biasanya terdiri  atas 2  jenis,  yaitu  saluran  udara  overhead  lines  dan kabel-kabel  tanah
yang  tertanam  di  jalan sehingga  tidak  terlihat underground  cable.    Tegangan distribusi yang umum digunakan di Indonesia adalah 20 kV.
Setelah  energi  listrik  disalurkan  melalui  jaringan  distribusi  primer,  maka tenaga  listrik  akan  diturunkan  lagi  tegangannya  pada  gardu-gardu  distribusi
menjadi  tegangan rendah  dengan tegangan  380220 Volt yang  kemudian  akan  di
Universitas Sumatera Utara
5
salurkan  melalui  Jaringan  Tegangan  Rendah JTR menuju  ke  rumah-rumah pelanggan melalui Sambungan Rumah SR.
Gambar 2.1  Gambaran Umum Distribusi Tenaga Listrik
Universitas Sumatera Utara
6
2.2 Jaringan Distribusi Primer
Jaringan  pada  sistem  distribusi  tegangan  menengah  20kV  dapat dikelompokkan  menjadi  lima  model,  yaitu  Jaringan  Radial,  Jaringan  Hantaran
Penghubung Tie  Line,  Jaringan  Lingkaran Loop,  Jaringan  Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
2.2.1 Jaringan Radial
Sistem  distribusi  dengan pola  Radial  seperti  Gambar  2.2  sdalah  sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa
penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial. Dalam  penyulang  tersebut  dipasang  gardu-gardu  distribusi  untuk
konsumen.  Gardu  distribusi  adalah  tempat  dimana  trafo  untuk  konsumen dipasang.  Bisa  dalam  bangunan  beton  atau  diletakan  diatas  tiang.  Keuntungan
dari  sistem  ini  adalah  sistem  ini  tidak  rumit  dan  lebih  murah  dibanding  dengan sistem yang lain.
Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Radial
Universitas Sumatera Utara
7
Namun  keandalan  sistem  ini  lebih  rendah  dibanding  dengan  sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama
yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan,  maka  seluruh  gardu  akan  ikut  padam. Kerugian  lain  yaitu  mutu
tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
2.2.2 Jaringan Hantaran Penghubung Tie Line
Sistem  Distribusi  Tie  Line seperti  Gambar 2.3 di  bawah  ini  digunakan untuk  pelanggan penting yang tidak  boleh  padam seperti  Bandara, Rumah Sakit,
dan  lain-lain.  Sistem  ini  memiliki  minimal  dua  penyulang  sekaligus  dengan tambahan  Automatic  Change  Over  Switch   Automatic  Transfer  Switch. Setiap
penyulang terkoneksi  ke  gardu pelanggan  khusus  tersebut  sehingga bila  salah satu  penyulang  mengalami  gangguan  maka  pasokan  listrik  akan  di  pindah  ke
penyulang lain.
Gambar 2.3 Konfigurasi Tie Line
Universitas Sumatera Utara
8
2.2.3 Jaringan Lingkaran Loop
Pada  Jaringan  Tegangan  Menengah  Struktur  Lingkaran  Loop  seperti Gambar  2.4 dimungkinkan  pemasokannya berasal dari  beberapa  gardu  induk,
sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Loop
2.2.4 Jaringan Spindel
Sistem  Spindel seperti  pada  Gambar  2.5  di  bawah  ini  adalah  suatu  pola kombinasi  jaringan  dari  pola  Radial  dan  Ring.  Spindel terdiri  dari  beberapa
penyulang  feeder  yang  tegangannya  diberikan  dari  Gardu  Induk  dan  tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung GH.
Pada  sebuah  spindel biasanya  terdiri  dari  beberapa  penyulang  aktif  dan sebuah  penyulang cadangan yang akan  dihubungkan  melalui gardu hubung. Pola
spindel biasanya  digunakan  pada  jaringan  tegangan  menengah  JTM  yang menggunakan  kabel  tanahsaluran  kabel  tanah  tegangan  menengah  SKTM.
Namun  pada  pengoperasiannya,  sistem  spindel berfungsi  sebagai  sistem  Radial.
Universitas Sumatera Utara
9
Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan  tegangan  kepada  konsumen  baik  konsumen  tegangan  rendah
TR atau tegangan menengah TM.
Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Spindel
2.2.5 Sistem Gugus Kluster
Konfigurasi  Gugus  seperti  pada  Gambar  2.6  di  bawah  ini  banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam
sistem ini terdapat saklar pemutus beban dan penyulang cadangan. Penyulang ini berfungsi  bila  ada  gangguan  yang  terjadi  pada  salah  satu  penyulang  konsumen.
Artinya penyulang  cadangan  inilah yang  menggantikan  fungsi  suplai  daya ke konsumen.
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar 2.6 Konfigurasi Jaringan Kluster
2.3 Jaringan Distribusi Sekunder
Sistem jaringan  distribusi  sekunder  atau  sering disebut  jaringan distribusi tegangan  rendah  JDTR merupakan  jaringan  yang berfungsi  sebagai  penyalur
tenaga  listrik  dari  gardu-gardu  pembagi gardu  distribusi  ke  pusat-pusat  beban konsumen  tenaga  listrik.    Besarnya  standar  tegangan  untuk  jaringan  ditribusi
sekunder  ini   adalah  127220  V  untuk  sistem  lama,  dan  220380 V  untuk sistem baru, serta 440550 V untuk keperluam industri.
Besarnya tegangan  maksimum  yang diizinkan  adalah  3 sampai 4  lebih besar  dari  tegangan  nominalnya.  Penetapan  ini  sebanding dengan  besarnya  nilai
tegangan  jatuh  voltage  drop  yang  telah ditetapkan  berdasarkan  PUIL  661  F.1, bahwa  rugi-rugi  daya  pada  suatu  jaringan  adalah  15  .  Dengan  adanya
pembatasan  tersebut stabilitas  penyaluran  daya  ke  pusat-pusat  beban  tidak terganggu.
Universitas Sumatera Utara
11
Sistem  distribusi  ini  merupakan  bagian  yang  langsung  berhubungan dengan  konsumen.  Jadi  sistem  ini  selain  berfungsi  menerima  daya  listrik  dari
sumber  daya  trafo  distribusi,  juga  akan  mengirimkan  serta  mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan
konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.
Gambar 2.7 Jaringan Distribusi Sekunder
Universitas Sumatera Utara
12
2.4 Transformator