47
72.22
25.00 19.44
55.56
8.33 19.44
20 40
60 80
100
D is
tr ib
u s
i
Sangat tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Kriteria
Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik
Tabel 4.3 tersebut menunjukkan sebagian besar pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan Semarang yaitu 26 orang 72,22 telah
memiliki motivasi intrinsik sangat tinggi sedangkan motivasi intrinsic dari sebagian besar pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Eks-
Karisidenan Semarang yaitu 20 orang 55,56 dalam kategori tinggi. Lebih jelasnya data tentang motivasi intrinsic dan ekstrinsik pamong belajar di Sanggar
Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan Semarang tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram batang berikut.
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Pamong Belajar di
SKB Eks-Karisidenan Semarang
4.2.3 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan normalitas data
menggunakan program Bantu SPSS release 12 diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel berikut
48 Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data
No. Variabel
Kol-Smir Z
Sig Kriteria
1. 2.
Kenaikan jabatan jungsional X Motivasi kerja Y
1,303 0,895
0,067 0,399
Sumber : Analisis data penelitian tahun 2009 Karena nilai signifikansi dari data variable kenaikan jabatan fungsional
X dan motivasi kerja Y lebih besar dari 0,05, berarti kedua data tersebut berdistribusi normal sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan analisis
korelasi.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara kenaikan jabatan fungsional dengan motivasi kerja
pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB”. Dalam rangka menguji hipotesis penelitian tersebut dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak
ada hubungan antara kenaikan jabatan fungsional dengan motivasi kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB”.
Berdasarkan hasil analisis korelasi menggunakan program bantu SPSS release 12 diperoleh koefisien korelasi 0,516. nilai koefisien korelasi sebesar
0,516 r
tabel
= 0,329 untuk = 5 dengan n = 36. Dengan demikian hipotesis
nihil Ho yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Tidak ada hubungan antara kenaikan jabatan fungsional dengan motivasi kerja pamong belajar di Sanggar
Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan Semarang” ditolah sehingga hipotesis kerja Ha yang berbunyi “Ada pengaruh jabatan fungsional terhadap motivasi
49 kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan
Semarang” diterima. Kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh kenaikan jabatan
fungsional terhadap motivasi kerja dapat diketahui dari hasil nilai koefisien determinasi R
2
. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,266. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa motivasi
kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan Semarang ikut ditentukan oleh kenaikan jabatan fungsional mereka sebesar 26,6
sedangkan siswanya yaitu 73,4 motivasi kerja pamong belajar di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Eks-Karisidenan Semarang ditentukan oleh variabel lain
yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan