Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Skb, Motivasi Kerja Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pamong Belajar Pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Di Wilayah Priangan Jawa Barat.

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SKB, MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PAMONG

BELAJAR PADA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) DI WILAYAH PRIANGAN JAWA BARAT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

LILI DASA PUTRI 1302778

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SKB, MOTIVASI KERJA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PAMONG

BELAJAR PADA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) DI WILAYAH PRIANGAN JAWA BARAT

Oleh Lili Dasa Putri

S.Pd Universitas Negeri Padang, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

© Lili Dasa Putri 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... Lembar Pernyataan ...

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terimaksih ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Tesis ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Konsep Gaya Kepemimpinan Kepala SKB ... 17

1. Pengertian Kepemimpinan ... 18

2. Pengertian Gaya Kepemimpinan... 18

3. Kepemimpinan Phat Goal Theory ... 19

B. Konsep Motivasi Kerja ... 22

1. Pengertian Motivasi Kerja ... 23

2. Teori-teori Motivasi... 23

3. Tujuan Motivasi Kerja ... 28

4. Fungsi Motivasi Kerja ... 28

C. Konsep Pengalaman Kerja ... 29

1. Pengertian Pengalaman Kerja... 29

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja ... 31

3. Cara Memperoleh Pengalaman Kerja ... 33

4. Pengukuran Pengalaman Kerja... 34

D. Konsep Kinerja ... 35

1. Pamong Belajar Sebagai Pendidik Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal (PTK-PNF) ... 35

2. Pengertian Kinerja ... 44

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pecapaian Kinerja ... 45

4. Peniaian Kinerja ... 46

5. Dimensi Kinerja... 47


(6)

F. Kerangka Berpikir ... 53

G. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

A. Desain Penelitian ... 56

B. Lokasi Penelitian ... 56

C. Populasi dan Sampel ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 57

E. Uji Vaiditas dan Realibitas ... 62

F. Prosedur Penelitian ... 64

G. Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) KotaTasikmalaya ... 68

2. Profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sumedang... 69

3. Profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kab. Bandung ... 70

B. Deskripsi Variabel Penelitian... 72

1. Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala SKB ... 72

2. Variabel Motivasi Kerja ... 74

3. Variabel Pengalaman Kerja ... 75

4. Variabel Kinerja Pamong Belajar ... 77

C. Pengujian Normalitas Distribusi Data ... 78

D. Analisis Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Independen ... 79

1. Analisis Pengaruh dan Hubungan Fungsional Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pamong Belajar ... 80

2. Analisis Pengaruh dan Hubungan Fungsional Motivasi Kerja dengan Kinerja Pamong Belajar ... 84

3. Analisis Pengaruh dan Hubungan Fungsional pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pamog Belajar ... 88

4. Analisis Pengaruh dan Hubungan Fungsional Gaya Kepemimpinan Kepala SKB, Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pamong Belajar ... 93

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala SKB terhadap Kinerja Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Wilayah Priangan Jawa Barat ... 98

2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Wilayah Priangan Jawa Barat ... 100

3. Pengaruh Pengalaman Kerja Kinerja Pamong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Wilayah Priangan Jawa Barat ... 103 4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala SKB, Motivasi Kerja, dan


(7)

Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Pamong Belajar pada Sanggar

Kegiatan Belajar (SKB) di Wilayah Priangan Jawa Barat ... 106

BAB V KESIMPUAN DAN REKOMENDASI ... 109

A.Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kategori SKB se- Jawa Barat ... 8

Tabel 3.1 Pengambilan Sampel (Cluster Sampling) ... 57

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 59

Tabel 3.3 Nilai Reliabilitas Variabel... 63

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 65

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Gaya Kepemimpinan Kepala SKB ... 72

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Indikator Gaya Kepemimpinan Kepala SKB ... 73

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Motivasi Kerja ... 74

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Indikator Motivasi Kerja ... 74

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Pengalaman Kerja ... 75

Tabel. 4.6 Statistik Deskriptif Indikator Pengalaman Kerja ... 76

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kinerja Pamong Belajar ... 77

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Indikator Kinerja Pamong Belajar ... 78

Tabel. 4.9 Uji Normalitas Distribusi Data ... 79

Tabel 4.10 Analisis Varian untuk Menguji Dependensi Variabel Y atas X1 .. 81

Tabel 4.11 Koefisisen Determinasi Variabel X1 atas Y ... 82

Tabel 4.12 Uji Validasi Pengaruh X1 Tehadap Y ... 84

Tabel. 4.13 Analisis Varian untuk Menguji Dependensi Variabel Y atas X2 .. 85

Tabel. 4.14 Koefisisen Determinasi Variabel X2 atas Y ... 86

Tabel. 4.15 Uji Validasi Pengaruh X2 Tehadap Y ... 88

Tabel. 4.16 Analisis Varian untuk Menguji Dependensi Variabel Y atas X3 .... 89

Tabel. 4.17 Koefisisen Determinasi Variabel X3 atas Y ... 90

Tabel. 4.18 Uji Validasi Pengaruh X3 Tehadap Y ... 93

Tabel 4.19 Analisis Varian untuk Menguji Dependensi Variabel Y atas X1,X2, dan X3 ... 94

Tabel. 4.20 Uji Validasi Pengaruh X1,X2,X3 Tehadap Y ... 96


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Fungsional antara Komponen, Proses dan Tujuan

Pendidikan Non Formal ... 21

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 54

Gambar 4.1 Histogram Presentase Indikator Gaya Kepemimpinan Kepala SKB (X1) ... 73

Gambar 4.2 Histogram Presentase Indikator Motivasi Kerja (X2) ... 75

Gambar 4.3 Histogram Presentase Indikator Pengalaman Kerja (X3) ... 77

Gambar 4.4 Histogram Presentase Kinerja (Y) ... 78

Gambar 4.5 Histogram Koefisien Determinasi Indikator Gaya Kepemimpinan Kepala SKB (X1) ... 83

Gambar 4.6 Histogram Koefisien Determinasi Indikator Motivasi Kerja (X2) 87 Gambar 4.7 Histogram Koefisien Indikator Pengalaman Kerja (X3) ... 92


(10)

.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian ... 116

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 119

Lampiran 3 Data Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 139

Lampiran 4 Data Statistik ... 155

Lampiran 5 SK Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis ... 164

Lampiran 6 Surat Izin Observasi Pra Penelitian ... 166

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ... 168

Lampiran 8 Surat Keterangan Dari SKB Kota Tasikmalaya ... 169

Lampiran 9 Surat Keterangan Dari SKB Sumedang ... 170

Lampiran 10 Surat Keterangan Dari SKB Kab. Bandung ... 171


(11)

56

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2014, hlm. 11) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Jenis penelitiannya adalah survei sedangkan metodenya yaitu korelasional. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian angket. Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah multivariet, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari satu atau tiga variabel bebas dengan satu variabel terikat. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala SKB, motivasi kerja dan pengalaman terhadap kinerja Pamong Belajar pada SKB Wilayah Priangan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sanggar Kegiatan Belajar di wilayah Parahyangan Jawa Barat. Wilayah Parahyangan Jawa Barat memiliki 11 (sebelas) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang tersebar pada kota dan kabupaten meliputi Ciamis, kota Tasikmalaya, kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cimahi, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Sukabumi, kota Bogor Kabupaten kabupaten Bogor. Namun yang menjadi lokasi penelitian pada penelitian ini adalah SKB Kota Tasikmalaya, SKB Sumedang dan SKB Kab. Bandung. n

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto ,2002, hlm. 108). Berdasarkan pendapat tentang pengertian populasi di atas dapat


(12)

57

disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan individu yang ditetapkan sebagai subyek penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pamong belajar, pria dan wanita di SKB wilayah Parahyangan Jawa Barat yang berjumlah 113 orang.

Dalam penelitian ini dilakukan penarikan sampel menggunakan cluster sampling yaitu membagi terlebih dahulu populasi atas kelompok berdasarkan area atau cluster, kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari sampel tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel, anggota populasi disetiap cluster tidak perlu homogen. (Siregar, 2012,hlm. 32)

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti memilih beberapa cluster untuk dijadikan sampel yaitu seluruh Pamong Belajar pada beberapa Sanggar Kegiatan Belajar di wilayah Priangan. Untuk lebih jelasnya teknik pengambilan sampel yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1.

Pengambilan Sampel (Cluster Sampling)

NO Area SKB Jumlah Sampel

1. Kota Tasikmalaya 7

2. Kab. Sumedang 17

3. Kab. Bandung 13

Total 37

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengumpulan data. Menurut Babbie (dalam Creswell, 2014, hlm. 19) dalam penelitian survei menggunakan kuesioner (angket) atau wawancara terencana dalam pengumpulan data, dengan tujuan untuk menggeneralisasi populasi berdasarkan sampel yang sudah ditentukan. Adapun alat pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah angket, yang disertai dengan observasi (pengamatan), wawancara dan studi dokumentasi untuk mempertegas hasil perhitungan angket.


(13)

58

1. Angket

Bertitik tolak dari tujuan penelitian maka teknik yang di pakai untuk mengumpulkan data adalah angket yang di isi dengan menggunakan skala likert, yang di susun berdasarkan aspek yang ingin dievaluasi dengan empat alternative jawaban, responden di minta untuk memberikan tanda silang (×) pada salah satu jawaban dari empat alternatif yang sesuai dengan keadaan yang di rasakannya.

Menurut Arikunto (2006) “angket merupakan lembar pertanyaan

yang di berikan kepada orang lain (responden) dengan maksud agar orang yang di beri tersebut bersedia memberi respon sesuai dengan penggunaan

angket”. Dengan menggunakan angket akan di peroleh data di lapangan

mengenai aspek yang diteliti yaitu pengaruh motivasi belajar, proses pembelajaran dan lingkungan sosial terhadap sikap dan perilaku wirausaha pemuda. Supaya lebih jelas dalam penyusunan angket pada penelitian ini akan diuraikan kedalam kisi-kisi instrumen penelitian di bawah ini:

Angket digunakan sebagai teknik utama dalam penelitian ini untuk mengungkap data mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan pengalaman kerja pamong belajar. Untuk lebih jelasnya mengenai variabel dalam penelitain ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(14)

59

Tabel. 3. 2.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel

Penelitian

Indikator Sub Indikator No. Item

1 2 3 4

Kinerja Pamong Belajar (Y) Gaya Kepemimpinan (X1)

Kegiatan Belajar Mengajar Pengembangan Model Pengkajian Program Direktif Suportif Partisipatif Prestasi a. Kuantitas b. Kualitas c. Kerjasama d. Pemahaman e. Inisiatif f. Disiplin g. Kehandalan a. Kuantitas b. Kualitas c. Kerjasama d. Pemahaman e. Inisiatif f. Disiplin g. Kehandalan a. Kuantitas b. Kualitas c. Kerjasama d. Pemahaman e. Inisiatif f. Disiplin g. Kehandalan

a. Memberi kesempatan kepada untuk mengetahui apa yang diharapkan

b. Menjadwalkan pekerjaan yang akan dilakukan

c. Memberikan pedoman yang spesifik mengenai cara menyelesaikan tugas

a. Menunjukkan keramahan b. Perhatian akan kebutuhan

para bawahannya c. Bersahabat

a. Berkonsultasi dengan bawahan

b. Menggunakan saran

bawahan sebelum

mengambil keputusan a. Menetapkan sasaran dan

tujuan

1-67


(15)

60

Motivasi Kerja (X2) Pengalaman Kerja (X3) Motif Harapan Intensif

Lama waktu/masa kerja

Pengetahuan

Keterampilan

b. Mengharapkan bawahan untuk berprestasi

c. Meyakinkan bawahan mampu melaksanakan tugas a. Kebutuhan ekonomis b. Rasa aman dalam bekerja

c. Kepuasan dalam

melaksanakan pekerjaan d. Mengembangkan diri untuk

berkarir dan memperoleh kemajuan

e. Rasa ingin tahu akan pekerjaan

f. Menggunakan cara-cara baru

g. Melaksanakan suatu pekerjaan dengan rekan-rekan kerja

a. Adanya kebijakan atasan b. Adil dalam segala bidang c. Rasa aman dalam bekerja d. Adanya penghargaan

prestasi kerja a. Gaji yang sepadan b. Jaminan kesehatan c. Pemberian bonus d. Jaminan hari tua

a. Lamanya bekerja di lembaga

b. Tingkat memahami tugas c. Tingkat pelaksanaan tugas a. Memperoleh pengetahuan

dari berbagai sumber

b. Mengetahui pelaksanaan tugas

c. Memahami prosedur kerja dalam lembaga

d. Kemampuan untuk

memahami informasi

e. Mengetahui resiko

pekerjaan

a. Kemampuan fisik yang dimiliki

b. Terampil dalam pencapaian tugas

c. Terampil menjalankan

1-20


(16)

61

Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan

tugas

d. Terampil meminimalisir resiko kerja

e. Mengatahui kesulitan dalam pekerjaan yang dilakukan a. Penguasaan dalam aspek

teknik

b. Penguasaan pelaksanaan teknik pekerjaan

c. Penguasaan metode kerja d. Penguasaan penyelesaian

kerja

e. Kesesuaian hasil dan target yang direncanakan

2. Penyusunan Angket

Angket berisikan 67 pernyataan mengenai Kinerja Pamong Belajar, 22 pernyataan tentang Gaya Kepemimpinan, 20 pernyataan tentang motivasi kerja dan 22 pernyataan pengalaman kerja. Yang di buat dengan empat kriteria pengkatagorian data yaitu:

Pernyataan (+) (-)

Sangat Setuju/Selalu/Sangat Baik 4 1

Setuju/Sering/Baik 3 2

Tidak Setuju/Jarang/Cukup 2 3

Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Kurang

1 4

Selanjutnya Riduwan (2014, hlm. 88) mengatakan bahwa untuk mengetahui persentase kelompok responden menggunakan kriteria interpretasi skor sebagai berikut:

a. Angka 0% - 20% = Sangat Lemah b. Angka 21% - 40% = Lemah c. Angka 41% - 60% = Cukup d. Angka 61% - 80% = Kuat


(17)

62

Adapun rumus untuk memperoleh persentase skor kelompok responden dengan cara:

P

Sedangkan untuk penyusunan angket berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan variabel yang akan di teliti b. Menentukan sub variabel

c. Menentukan indikator d. Menentukan sub indikator

e. Menentukan pernyataan berdasarkan sub indikator yang ditetapkan. (Riduwan, 2014, hlm. 88)

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan uji validitas dan reliabilitas, data skala ordinal terlebih dahulu diubah ke skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Transformasi data ordinal menjadi interval dapat dilakukan menggunakan software microsoft excel, yaitu dengan program stat 97.xla. langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

a. Buka excel

b. Klik file stat97.xla -> klik enable macro c. Masukkan data yang akan diubah

d. Pilih Add In ->Statistics ->Successive Interval e. Pilih Yes

f. Pada saat kursor di Data Range, blok data yang ada sampai selesai g. Kemudian pindah ke Cell Output

h. Klik di kolom baru untuk membuat output i. Tekan Next

j. Pilih Select all

k. Isikan minimum value 1 dan maximum value 4 l. Tekan Next ->Finish


(18)

63

Hasil dari transformasi data ordinal menjadi interval ini berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak tidaknya berskala interval.

Untuk menguji validitas alat ukur, dengan menggunakan rumus Pearson Product-Moment yang terdapat dalam pengolah data SPSS. Adapun Kriteria yang digunakan untuk mengetahui kuisioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin di ukur apabila nilai rhitung > rtabel. Hasil perhitungannya terlampir. Rangkuman hasil validasi setiap variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pada variabel gaya kepemimpinan terdapat 22 pernyataan, dan semua item pernyataan valid.

b. Pada variabel motivasi kerja terdapat 20 pernyataan, dan semua item pernyataan valid.

c. Pada variabel pengalaman kerja terdapat 22 pernyataan, dan semua item pernyataan valid.

d. Pada variabel kinerja pamong belajar dari 71 pernyataan terdapat 4 item yang tidak valid yaitu nomor 7, 19, 37, dan 65, dikarenakan nomor item pernyataan yang tidak valid bukan merupakan pernyataan tunggal dari indikator maka 4 buah item pernyataan tersebut digugurkan/dihapus. Sehingga terdapat 67 item pernyataan yang valid.

Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan Nilai Cronbach Alpha. Reabilitas suatu konstruk dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.6. Hasil Reliabilitas setiap variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Nilai Reliabilitas Variabel

Variabel Cronbach Alpha Ket

Gaya Kepemimpinan Kepala SKB (X1) 0,715 Reliabel Motivasi Kerja (X2) 0,787 Reliabel Pengalaman Kerja (X3) 0,788 Reliabel Kinerja Pamong Belajar (Y) 0,685 Reliabel


(19)

64

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka item pernyataan yang dikatakan valid dan reliabel terdiri dari:

a. 22 item pernyataan untuk variabel gaya kepemimpinan b. 20 item pernyataan untuk variabel motivasi kerja c. 22 item pernyataan untuk variabel pengalaman kerja d. 67 item pernyataan untuk variabel kinerja pamong

F. Prosedur Penelitian

Agar dalam melaksanakan penelitian lebih terarah dan sistematis maka dibuat langkah kerja atau plan of operation sebagai berikut:

a. Tahap persiapan; menyiapkan surat izin penelitian. b. Observasi awal (studi pendahuluan).

c. Menentukan sampel dari suatu populasinya. d. Menyusun proposal penelitian.

e. Menyampaikan proposal penelitian pada seminar proposal. f. Menyusun instrumen penelitian berupa angket.

g. Melakukan uji coba angket kepada non sampel.

h. Memperbaiki angket berdasarkan uji validitas dan reabilitas. i. Penyebaran instrumen dan pengumpulan data.

j. Pengolahan dan analisis data. k. Bimbingan hasil penelitian.

l. Penyampaian hasil akhir penelitian.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda karena penelitian ini dirancang untuk melihat apakah Gaya Kepemimpinan Kepala SKB (X1), motivasi kerja (X2), dan pengalaman kerja (X3) yang merupakan variabel bebas (independen) mempunyai pengaruh terhadap kineja pamong belajar (Y) sebagai variable terikatnya (dependen). Sejalan dengan yang dikatakan Sugiono (2014, hlm. 204) bahwa untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variable independen atau lebih secara


(20)

65

bersama-sama dengan satu variabel dependen digunakan regresi atau korelasi ganda.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi antar variabel independen, maka penelitian ini juga mengunakan koefisien korelasi Pearson yang diolah melalui SPSS. Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel independen dan hubungan variabel independen dengan variabel dependen, maka dapat dinyatakan dengan fungsi linier (paling tidak mendekati ) dan diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi.

Menurut Supranto ( 2004, hlm. 152 ) mengemukakan nilai koefisien korelasi ini paling sedikit - 1 dan paling besar 1. Jadi jika r = koefisien korelasi maka nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut dibawah ini :

- 1 ≤ r < 1

Penentuan kuat lemahnya koefisien korelasi (r) atau arti harga nilai r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang di kemukakan oleh Riduwan (2014, hlm. 136) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Koefisien Korelasi Taksiran

0,80 - 1,000 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 - 0,199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat

Rendah Sangat Rendah

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

Ket: KP = Nilai Koefisien Determinan R = Nilai Koefisien Korelasi

Kemudian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil olahan. Hal ini dikarenakan skor pada angket merupakan skala ordinal sehingga harus di transformasi terlebih dahulu ke skala interval dengan Method Succesive


(21)

66

Interval (MSI) menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan menambahkan menu Add-In STAT97.

Setelah data di transformasi, selanjutnya data dianalisis. dengan menggunakan program SPSS IBM Statistic 20.0. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Uji prasyarat analisis yang harus dipenuhi sebelum dilakuan analisis data utama untuk menguji hipotesis penelitian ini yaitu uji normalitas sebaran data tiap kelompok. Uji normalitas dengan uji statistik Kolmogrov Smirnov.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya ialah:

Tolak jika Sig. < Terima jika Sig.

b. Uji Regresi Sederhana yang mana uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (X1,X2,dan X3) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Untuk menjawab hipotesis 1: gaya kepemimpinan kepala SKB berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepala SKB terhadap kinerja pamong belajar.

Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepala SKB terhadap kinerja pamong belajar.

Kriteria pengujiannya ialah: Tolak jika thitung > ttabel

Terima jika -ttabel ≥ thitung ≤ ttabel

Untuk menjawab hipotesis 2: motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pamong belajar.


(22)

67

Kriteria pengujiannya ialah: Tolak jika thitung > ttabel

Terima jika -ttabel ≥ thitung ≤ ttabel

Untuk menjawab hipotesis 3: pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Tidak terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja pamong belajar.

Terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja pamong belajar Kriteria pengujiannya ialah:

Tolak jika thitung > ttabel

Terima jika -ttabel ≥ thitung ≤ ttabel

c. Uji regresi linear berganda untuk menganalisis mengenai pengaruh variabel independen (X1,X2,dan X3) secara bersamaan terhadap variabel dependen(Y).

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Untuk menjawab hipotesis 4: gaya kepemimpinan kepaa SKB, motivasi kerja dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepaa SKB, motivasi kerja dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepaa SKB, motivasi kerja dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar.

Kriteria pengujiannya ialah: Tolak jika Fhitung > Ftabel Terima jika Fhitung ≤ Ftabel


(23)

109

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan dengan terbuktinya empat hipotesis yang diajukan. Adapun simpulannya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala SKB

terhadap kinerja pamong belajar pada sanggar kegiatan belajar (SKB) di wilayah Priangan Jawa Barat. Gaya kepemimpinan berorientasi pada prestasi memberikan pengaruh yang cukup kuat, kepala SKB yang meyakinkan pamong belajar untuk mampu dalam melaksanakan tugas dan berprestasi akan membuat pamong belajar bekerja dengan baik.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pamong belajar pada sanggar kegiatan belajar (SKB) di wilayah Priangan Jawa Barat. Pamong belajar bekerja memiliki berbagai motif, motif yang mereka miliki mendorong mereka semangat dalam melakukan pekerjaan. Pamong belajar akan semangat dalam bekerja apabila harapannya akan bekerja sesuai dengan apa yang dia dapatkan pada lembaga, selain itu mereka akan termotivasi apabila instensif yang mereka terima sesuai dengan jerih payah mereka diwaktu bekerja.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja terhadap kinerja pamong belajar pada sanggar kegiatan belajar (SKB) di wilayah Priangan Jawa Barat. Pamong belajar yang berpengalaman ditandai dengan banyaknya pengetahuan yang dimilikinya dalam melakukan pekerjaan, faktor pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaan akan mempegaruhi pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala SKB, motivasi kerja dan pengalaman kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pamong belajar pada sanggar kegiatan belajar (SKB) di wilayah Priangan Jawa Barat. Masing-masing variabel memberikan kontribusi yang besarnya bervariasi, motivasi kerja sebagai variabel yang paling mendominasi dalam mempengaruhi kinerja secara bersamaan. Karena tak


(24)

110

dapat dipungkiri bahwa motivasi sangat berperan dalam melakukan pekerjaan. Semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki oleh pamong belajar maka semakin tinggi pula kinerjanya disamping ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi kinerja itu sendiri.

B. Rekomendasi

Setelah mengkaji permasalahan yang muncul dalam penelitian di lapangan khususnnya tentang pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja, maka peneliti merumuskan beberapa saran untuk beberapa pihak terkait dan berkepentingan. Untuk meningkatkan kinerja pamong belajar maka perlu dipertimbangkan saran dan masukan sebagai berikut:

1. Kepala SKB sebagai pemimpin lembaga pendidikan nonformal di unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

Sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan bahwa penetapan dan pengangkatan kepala SKB perlu dipertimbangkan aspek kesesuaian antara siapa yang akan memimpin dan siapa yang akan dipimpin. Kepala SKB yang berasal dari pamong belajar mampu memimpin dan mengerti tugas dan fungsi pamong belajar, dengan hal ini tujuan lembaga akan mudah dicapai melalui bagusnya kinerja pamong belajar yang dipimpin oleh orang yang tepat.

2. Kepada Pamong Belajar Sebagai Tenaga Struktural dan Fungsional Pendidikan Nonformal.

Dalam hal yang berkaitan dengan motivasi kerja, diharapkan pamong belajar dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja, hal ini dapat ditunjukkan dengan taat pada peraturan dan displin dalam bekerja. Dalam hal pengalaman kerja, diharapkan dengan bertambahnya masa kerja pamong belajar maka diharapkan semakin memahami tugas-tugas yang dikerjakan, dan meningkatnya pengetahuan dan penguasaan pekerjaan yang dikerjakan, sehingga akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. untuk meningkatkan penguasaan dan pengetahuan pekerjaan, diharapkan pamong belajar selalu berkonsultasi dengan


(25)

111

pimpinan, senior, serta kolega. Selain itu banyak membaca buku tentang pekerjaannya. Dalam hal kinerja, diharapkan meningkatnya kreativitas pamong belajar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yaitu dengan mencari metode baru dalam menyelesaikan pekerjaan baik pada kegiatan belajar mengajar, pengembangan model maupun pengkajian program . Untuk mencari metode baru, karyawan dapat berdiskusi dengan rekan kerja, dengan atasan, maupun banyak membaca atau mempelajari kasus-kasus yang banyak ditulis dalam buku-buku maupun internet.

3. Kepada lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam penerimaan pegawai harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan atau jurusan para pegawai yang akan bekerja sebagai pamong belajar. Karena berdasarkan temuan pada penelitian ini, pekerjaan yang dilakukan oleh pamong belajar yang mana berasal dari tenaga pendidikan formal mampu melakukan tugas pokoknya sebagai pamong belajar. Apalagi kalau mereka yang berasal dari lulusan PLS yang mana telah mengetahui dan mempelajari pendidikan nonformal itu, dan hal ini pasti bisa membuat tujuan lembaga akan mudah tercapai.

4. Berdasarkan hasil temuan peneliti tentang terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara gaya kepemimpian kepala SKB, motivasi kerja, dan pengalaman kerja terhadap kinerja pamong belajar yang mana ditunjukkan dengan harga koefisiens sebesar enam puluh enam koma sembilan persen, dan tiga puluh empat koma sembilan satu persen dari faktor lainnya. Maka perlu kiranya peneliti sarankan bagi penelitin selanjutnya untuk meneliti variabel lain apa saja yang berpengaruh pada kinerja pamong belajar dan memegang peranan memberikan kontribusi sisanya tersebut.


(26)

112

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2001), Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2014). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika

A.M., Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aditama

Ahmad, Djauzak. (2004). Peningkatan Mutu Pedidikan Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta : Balai Pustaka

Alwi, Syafaruddin, (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif, Yogyakarta: BPFE

Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Sumber Daya Manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asri, Marwan, dkk. (1986). Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional. BPFE: Yogyakarta

Creswell, John W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Davis, Keith dan John W., Newstorm. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta: Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Dessler, Garry. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo Foster, Bill. (2001). Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM.

Jakarta

Handoko, T. Hani. (1992). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE

Handoko. T. Hani. (2008). Manajemen Sumber Daya Mausia. Yogyakarta: BPFE Hani, T. Handoko. (1996). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


(27)

113

Hariandja, Marihot T. E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Hasibuan, Malayu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, M. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Hasibuan, Malayu. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Kartini, kartono. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kusmiadi, A. (2006). Pola Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, 1 (1), hlm. 19-26 Manullang. M. Marihot AMH Manullang. (2008). Manajemen Personalia.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

McClelland, David. (1987). Human Motivation. Cambridge: Cambridge University Press

Moeheriono. (2009). Pengkuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Apliaksi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Ngalim Purwanto. (2006). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Paktis. Bandung: Remaja Rosda Karya

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE Ranupandojo, H dan Husnan, S. (1986). Manajemen Personalia. Yogyakarta:

BPFE

Ranupandojo, Heidjrachman. (1990). Tanya Jawab Manajemen. Yogyakarta: percetakan AMP YKPN

Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Meyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Sosial. Edisi Kedua. Jakarta: Grafindo Persada

Robbins, Stephen, P. (2002). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima Jakarta: Erlangga.


(28)

114

Sedarmayanti, (2004). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju

Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung; PT Refka Aditama Shaun, Tyson dan Jckson Tony. (1992). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: andi

and Pearson Educational Asia Pte. Ltd

Siagian, S. P. (2002). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Siagian, Sondang. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta,

Jakarta

Siregar, Syofian, M.M. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto, (1984), Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, Serta Asas. Bandung: Falah Production. Sudjana (2005). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung :

Falah Poduction.

Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung : Alfabeta.

Supardi, dan anwar, S. (2004). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Press.

Supranto, J. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineke Cipta, Jakarta


(29)

115

Suprayogi, U. (2005). Pengembangan Model Program Pendidikan Luar Sekolah Dalam Memberdayakan Kelompok Masyarakat Lanjut Usia Mencapai Kemandirian: Studi di Karang Lansia Wargi Saluyu Desa Kanjeng Kecamatan Cisito Kabupaten Sumedang. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Thoha, M. (2002). Pembinaan Organisasi: Prose

Syukur. (2001). Metode dan Penyajian data Pendidikan. Semarang: Medya Wiyata

Thoha, Miftah. (2012). Perilaku Oganisasi Konsep Dasar dann Aplikasinya. Jakarta: Pt. Rajawali Grafindo Persada

Umberto sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi. Jakarta : PT. Mahkota

Undang-undang Republik Indoesia Nomo 20 tahun 2003. Tentang sistem Pendidikan Nasional.

Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grasindo Persada

Yani, I. (2014). Modul Penyusunan Naskah Pengembangan Program: Bahan Ajar Diklat Pengembangan Program Bagi Pamong Belajar BPKB/SKB se-Regional I. Medan: BP-PAUDNI se-Regional I


(1)

dapat dipungkiri bahwa motivasi sangat berperan dalam melakukan pekerjaan. Semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki oleh pamong belajar maka semakin tinggi pula kinerjanya disamping ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi kinerja itu sendiri.

B. Rekomendasi

Setelah mengkaji permasalahan yang muncul dalam penelitian di lapangan khususnnya tentang pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja, maka peneliti merumuskan beberapa saran untuk beberapa pihak terkait dan berkepentingan. Untuk meningkatkan kinerja pamong belajar maka perlu dipertimbangkan saran dan masukan sebagai berikut:

1. Kepala SKB sebagai pemimpin lembaga pendidikan nonformal di unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

Sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan bahwa penetapan dan pengangkatan kepala SKB perlu dipertimbangkan aspek kesesuaian antara siapa yang akan memimpin dan siapa yang akan dipimpin. Kepala SKB yang berasal dari pamong belajar mampu memimpin dan mengerti tugas dan fungsi pamong belajar, dengan hal ini tujuan lembaga akan mudah dicapai melalui bagusnya kinerja pamong belajar yang dipimpin oleh orang yang tepat.

2. Kepada Pamong Belajar Sebagai Tenaga Struktural dan Fungsional Pendidikan Nonformal.

Dalam hal yang berkaitan dengan motivasi kerja, diharapkan pamong belajar dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja, hal ini dapat ditunjukkan dengan taat pada peraturan dan displin dalam bekerja. Dalam hal pengalaman kerja, diharapkan dengan bertambahnya masa kerja pamong belajar maka diharapkan semakin memahami tugas-tugas yang dikerjakan, dan meningkatnya pengetahuan dan penguasaan pekerjaan yang dikerjakan, sehingga akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. untuk meningkatkan penguasaan dan pengetahuan pekerjaan, diharapkan pamong belajar selalu berkonsultasi dengan


(2)

pimpinan, senior, serta kolega. Selain itu banyak membaca buku tentang pekerjaannya. Dalam hal kinerja, diharapkan meningkatnya kreativitas pamong belajar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yaitu dengan mencari metode baru dalam menyelesaikan pekerjaan baik pada kegiatan belajar mengajar, pengembangan model maupun pengkajian program . Untuk mencari metode baru, karyawan dapat berdiskusi dengan rekan kerja, dengan atasan, maupun banyak membaca atau mempelajari kasus-kasus yang banyak ditulis dalam buku-buku maupun internet.

3. Kepada lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam penerimaan pegawai harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan atau jurusan para pegawai yang akan bekerja sebagai pamong belajar. Karena berdasarkan temuan pada penelitian ini, pekerjaan yang dilakukan oleh pamong belajar yang mana berasal dari tenaga pendidikan formal mampu melakukan tugas pokoknya sebagai pamong belajar. Apalagi kalau mereka yang berasal dari lulusan PLS yang mana telah mengetahui dan mempelajari pendidikan nonformal itu, dan hal ini pasti bisa membuat tujuan lembaga akan mudah tercapai.

4. Berdasarkan hasil temuan peneliti tentang terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara gaya kepemimpian kepala SKB, motivasi kerja, dan pengalaman kerja terhadap kinerja pamong belajar yang mana ditunjukkan dengan harga koefisiens sebesar enam puluh enam koma sembilan persen, dan tiga puluh empat koma sembilan satu persen dari faktor lainnya. Maka perlu kiranya peneliti sarankan bagi penelitin selanjutnya untuk meneliti variabel lain apa saja yang berpengaruh pada kinerja pamong belajar dan memegang peranan memberikan kontribusi sisanya tersebut.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2001), Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2014). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika

A.M., Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aditama

Ahmad, Djauzak. (2004). Peningkatan Mutu Pedidikan Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta : Balai Pustaka

Alwi, Syafaruddin, (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif, Yogyakarta: BPFE

Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Sumber Daya Manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asri, Marwan, dkk. (1986). Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional. BPFE: Yogyakarta

Creswell, John W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Davis, Keith dan John W., Newstorm. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta: Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Dessler, Garry. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo Foster, Bill. (2001). Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM.

Jakarta

Handoko, T. Hani. (1992). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE

Handoko. T. Hani. (2008). Manajemen Sumber Daya Mausia. Yogyakarta: BPFE Hani, T. Handoko. (1996). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


(4)

Hariandja, Marihot T. E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Hasibuan, Malayu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, M. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Hasibuan, Malayu. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Kartini, kartono. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kusmiadi, A. (2006). Pola Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, 1 (1), hlm. 19-26 Manullang. M. Marihot AMH Manullang. (2008). Manajemen Personalia.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

McClelland, David. (1987). Human Motivation. Cambridge: Cambridge University Press

Moeheriono. (2009). Pengkuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Apliaksi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Ngalim Purwanto. (2006). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Paktis. Bandung: Remaja Rosda Karya

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE Ranupandojo, H dan Husnan, S. (1986). Manajemen Personalia. Yogyakarta:

BPFE

Ranupandojo, Heidjrachman. (1990). Tanya Jawab Manajemen. Yogyakarta: percetakan AMP YKPN

Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Meyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Sosial. Edisi Kedua. Jakarta: Grafindo Persada

Robbins, Stephen, P. (2002). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima Jakarta: Erlangga.


(5)

Sedarmayanti, (2004). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju

Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung; PT Refka Aditama Shaun, Tyson dan Jckson Tony. (1992). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: andi

and Pearson Educational Asia Pte. Ltd

Siagian, S. P. (2002). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Siagian, Sondang. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta,

Jakarta

Siregar, Syofian, M.M. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto, (1984), Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, Serta Asas. Bandung: Falah Production. Sudjana (2005). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung :

Falah Poduction.

Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung : Alfabeta.

Supardi, dan anwar, S. (2004). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Press.

Supranto, J. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineke Cipta, Jakarta


(6)

Suprayogi, U. (2005). Pengembangan Model Program Pendidikan Luar Sekolah Dalam Memberdayakan Kelompok Masyarakat Lanjut Usia Mencapai Kemandirian: Studi di Karang Lansia Wargi Saluyu Desa Kanjeng

Kecamatan Cisito Kabupaten Sumedang. (Disertasi). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Thoha, M. (2002). Pembinaan Organisasi: Prose

Syukur. (2001). Metode dan Penyajian data Pendidikan. Semarang: Medya Wiyata

Thoha, Miftah. (2012). Perilaku Oganisasi Konsep Dasar dann Aplikasinya. Jakarta: Pt. Rajawali Grafindo Persada

Umberto sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi. Jakarta : PT. Mahkota

Undang-undang Republik Indoesia Nomo 20 tahun 2003. Tentang sistem Pendidikan Nasional.

Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grasindo Persada

Yani, I. (2014). Modul Penyusunan Naskah Pengembangan Program: Bahan Ajar Diklat Pengembangan Program Bagi Pamong Belajar BPKB/SKB se-Regional I. Medan: BP-PAUDNI se-Regional I


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) DAN IKLIM KERJA SAMA DENGAN KEPUASAN KERJA PAMONG BELAJAR SKB SE-SUMATERA UTARA.

0 1 33

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR, MOTIVASI KERJA PAMONG BELAJAR DAN INSTANSI PELATIHAN PAMONG BELAJAR DENGAN KINERJA PAMONG BELAJAR SANGGAR KEGIATAN BELAJAR SE SUMATERA UTARA.

0 2 41

PEMBINAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PAMONG BELAJAR OLEH KEPALA SKB DALAM MENGOPTIMALKAN KINERJA PAMONG BELAJAR : Studi di SKB Wilayah 2 Kota Padang.

1 9 46

PENGARUH INTENSITAS PELATIHAN, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SKB, DAN MASA KERJA TERHADAP KINERJA PAMONG BELAJAR SKB DI PROPINSI SUMATERA UTARA.

0 1 57

KINERJA PAMONG BELAJAR SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) : Studi Korelasional antara Intensitas Pelatihan, dan Motivasi Kerja, dengan Kinerja Pamong Belajar SKB, Dibawah Binaan BPKB Palembang Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Riau.

0 0 91

FAKTOR- FAKTOR DETERMINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PAMONG BELAJAR DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ( SKB) PROPINSI JAWA BARAT.

0 0 73

Pengaruh Jabatan Fungsional Terhadap Motivasi Kerja Pamong Belajar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) eksKaresidenan Semarang.

0 8 68

Hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dengan kinerja pamong belajar di SKB

0 0 15

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Skb, Motivasi Kerja Dan Pengan Kerja Terhadap Kinerja Pamong Belajar Pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Di Wilayah Priangan Jawa Barat - repository UPI T PLS 1302778 Title

0 0 4

Kepala Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)

1 5 32