Kandungan Gizi dan Kimia pada Makanan Jajanan

25 pasti dijumpai para pedagang makanan jajanan sehingga mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan pada anak sekolah, terutama pada jeda jam pelajaran sekolah Fitri Widianti, 2012: 89.

d. Kandungan Gizi dan Kimia pada Makanan Jajanan

Makanan jajanan yang beredar di masyarakat memiliki kandungan gizi dan kimia yang berbeda-beda, sehingga konsumen diharapkan dapat bertindak cermat sebelum membeli agar kecukupan gizi dapat terpenuhi. Dari segi gizi sebenarnya makanan jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36, protein 29, dan zat besi 52. Akan tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Makanan jajanan umumnya mengandung zat tepung, gula, garam, lemak, dan kolesterol. Hal ini menyebabkan resiko tinggi terjadinya tekanan darah tinggihipertensi, diabetes melitus, ataupun penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit lain Diakses dari http:www.duniapotentia .comliteratur.asp?isi=1link_idx=5titleidx=7, pada tanggal 4 September 2013, Jam 11.30 WIB. Kandungan zat kimia yang terdapat pada makanan jajanan yang beredar di masyarakat berupa Bahan Tambahan Pangan BTP. Bahan Tambahan Pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terliat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan utama C. Saparinto, 2006: 71. 26 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenkesPerIX1988, golongan BTP yang diijinkan yaitu sebagai berikut. 1 Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contohnya: sakarin dan siklamat. 2 Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Contohnya: natrium benzoat untuk pengawet kecap dan saos, asam propionat untuk keju dan roti. 3 Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Contohnya: karamel untuk warna coklat, xanthan untuk warna kuning, dan klorofil untuk warna hijau. 4 Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah, atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya: monosodium glutamat. Bahan Tambahan Pangan BTP yang dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenkesPerIX1988, yaitu sebagai berikut. 1 Natrium tetraborat boraks adalah berbentuk serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH 9,5. Boraks digunakan untuk mempercepat empuknya sayur mayur yang dimasak sekaligus memberikan aroma sedap, serta mempertahankan warna hijau 27 dari sayuran lebih lama. Boraks dijual dipasarkan dengan label bleng, dengan maksud menyamarkan identitas aslinya. 2 Formalin formaldehyd adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk berfungsi sebagai bahan pembunuh hama desinfektan dan banyak digunakan dalam industri. 3 Methanil Yellow, yakni zat warna sintetis berbentuk serbuk, padat, berwarna kuning kecoklatan umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat. Methanil Yellow dilarang digunakan dalam obat, kosmetik, makanan, dan minuman. 4 Rhodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam larutan berwarna merah terang berpendar Berflurosensi. Rhodamin B sering digunakan sebagai zat warna untuk kertas, tekstil, cat, dan sebagai regensia untuk pengujian Antimon, Cobalt, Bismuth, dan lain–lain. Rhodamin B sering sekali disalahgunakan untuk pewarna pangan dan kosmetik, misalnya sirup, lipstik, dll.

e. Kemasan Makanan Jajanan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 10 MEDAN.

0 3 28

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MAKANAN KONTINENTAL KELAS XI JURUSAN TATA BOGA KONSENTRASI JASA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON.

0 0 189

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KARAKTER SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 0 194

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAN FREKUENSI MAKANAN JAJANAN SISWA KELAS X TATA BOGA SMK N 1 SEWON.

0 1 114

HUBUNGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DENGAN KESIAPAN BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

1 4 14

PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN INSTAN PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

2 20 120

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 0 172

PENGGUNAAN INTERNET DALAM KEGIATAN BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 4 YOGYAKRTA.

0 1 90

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI, SIKAP TERHADAP GIZI DAN POLA KONSUMSI SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

2 6 142