commit to user
12
Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air
limbah domestik yang bersumber dari usaha atau kegiatan permukiman real estate adalah seperti tabel berikut ini :
Tabel 2.1 . Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Parameter Satuan
Kadar Maksimum
pH -
6 – 9 BOD
mgl 100
TSS mgl
100 Minyak dan Lemak
mgl 10
Sumber : Keputusan Men.Neg. Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengolahan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan bahwa, baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau komponen yang ada
atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan. Peraturan Pemerintah tersebut juga
menjelaskan bahwa, pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air agar sesuai dengan baku
mutu air. Pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
8. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL
Limbah domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga berdampak pada lingkungan abiotik dan biotik, yang kemudian berdampak pada masyarakat yaitu
commit to user
13
tercemarnya air tanah dan timbulnya berbagai macam penyakit, maka dari itu air limbah domestik perlu diolah dengan baik. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL
terkait dengan fasilitas prasarana permukiman sehingga tidak terpisahkan dengan manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta
mengolah limbah domestik, air limbah domestik dialirkan melalui saluran interseptor kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih. Dengan IPAL diharapkan sungai
terbebas dari pencemaran air limbah khususnya limbah domestik. Air limbah domestik Kota Surakarta telah diolah di beberapa IPAL, diantaranya
adalah IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo, Surakarta. Diolahnya air limbah domestik dalam IPAL diharapkan dapat mengurangi pencemaran khususnya air dan tanah.
Prinsip kerja IPAL adalah mengalirkan air limbah masuk ke dalam rangkaian IPAL yang kemudian dibuang ke badan air atau sungai. Usaha ini diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam pengolahan air limbah domestik menjadi air yang tidak mencemari atau sekurang-kurangnya tidak membahayakan lingkungan yang dapat berdampak
kepada masyarakat luas. IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo antara lain memiliki beberapa tahap, antara lain :
1. Pengolahan fisika : Pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan menggunakan screen, sieves,
dan filter yaitu pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi sedimentasi dan water sparator serta flotasi, adsorpsi, dan stripping Sakti A. Siregar, 2005.
Adapun proses fisika tersebut adalah : a Saringan bar screen
b Grit Chamber c Bak pengendap awal
2. Pengolahan biologi Pengolahan biologi yaitu proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan
aktivitas kehidupan mikroorganisme untuk memindahkan polutan Tujuan dari
commit to user
14
pengolahan biologi antara lain membersihkan zat-zat organik atau mengubah sifat menjadi kurang berbahaya, untuk menggunakan kembali zat-zat organik yang
terdapat dalam air limbah. Tujuan lain dari pengolahan biologi adalah menghilangkan dan membersihkan senyawa biokimia yang terdapat dalam air
limbah Sakti A. Siregar, 2005. Adapun pengolahan biologi tersebut antara lain : a Proses aerobik
b Proses anaerobik. c Proses maturasi pematangan
Diharapkan melalui tahap-tahap tersebut menjadikan air limbah domestik menjadi air yang aman dan tidak membahayakan lingkungan.
B. Dasar Teori
1. Menentukan Nilai pH, BOD