Evaluasi Proses Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame di Dinas

commit to user 37 Sukoharjo dalam membayar pajak masih rendah, serta menjelaskan bahwa perlu adanya sanksi-sanksi yang tegas seperti adanya Surat Paksa, Penyitaan, serta adanya Pelaksanaan Lelang agar wajib pajak yang menunggak merasa jera.

2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame di Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, penagihan pajak reklame yang telah jatuh tempo di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo menggunakan berbagai tindakan, salah satunya adalah menerbitkan Surat Teguran. Sebelum Surat Teguran diterbitkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo melakukan peneguran atau penagihan melalui media telepon kepada wajib pajak yang tidak melunasi kewajiban perpajakannya yang telah jatuh tempo, dengan maksud agar wajib pajak melunasi kewajibannya sebelum dikeluarkannya Surat Teguran. Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk menegur atau memperingatkan wajib pajak untuk melunasi kewajiban perpajakannya yang belum atau kurang dibayar dan telah jatuh tempo. Dalam penagihan pajak reklame yang telah jatuh tempo, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo menyampaikan Surat Teguran sebanyak tiga kali, yaitu: commit to user 38 a. Surat Teguran I, adalah proses awal penagihan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo karena adanya jumlah pajak reklame yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajak dan telah jatuh tempo, b. Surat Teguran II, adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo karena jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam Surat Teguran I diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak, c. Surat Teguran III, adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo karena jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam Surat Teguran II diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak. Setelah Surat Teguran III yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak, maka dilakukan penagihan langsung ke tempat tinggal ataupun tempat usaha wajib pajak yang bersangkutan disertai informasi pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame. Jika wajib pajak mengabaikan atau tidak melunasi kewajiban perpajakannya, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo melakukan pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame dari wajib pajak yang bersangkutan. commit to user 39 Pelaksanaan pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame merupakan pencabutan atas perintah Pemerintah Daerah yang meliputi penarikan izin reklame dan pencabutan atau pembongkaran reklame karena telah habis masa izinnya atau sebagai sanksi untuk wajib pajak yang melanggar atau tidak melunasi kewajiban perpajakannya melebihi tanggal jatuh tempo. Untuk memperjelas pelaksanaan penagihan pajak reklame, penulis menuliskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel II.4 Alur dan Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame No Jenis Tindakan Alasan Waktu Pelaksanaan 1 Penagihan melalui telepon Penanggung pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya sampai dengan tanggal jatuh tempo pelunasan Satu bulan sejak saat tanggal jatuh tempo pelunasan 2 Surat Teguran I Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah dilakukan penagihan melalui telepon Satu bulan setelah dilakukan penagihan melalui telepon ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 3 Surat Teguran II Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran I Satu bulan setelah Surat Teguran I diterbitkan ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya commit to user 40 4 Surat Teguran III Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran II Satu bulan setelah Surat Teguran II diterbitkan ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 5 Pengumuman pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran III Satu bulan setelah Surat Teguran III diterbitkan ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 6 Pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah dilakukan penagihan langsung Satu bulan setelah diumumkannya pencabutan reklame ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya Sumber: DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Dari tabel di atas menunjukkan bahwa proses penagihan pajak reklame di lapangan tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame. Proses penagihan pajak reklame yang terjadi di lapangan hanyalah proses penagihan yang bersifat pasif, karena pada kenyataannya proses penagihan pajak tidak diikuti peran aktif dari aparat pajak seperti penerbitan Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Pelaksanaan commit to user 41 Pelelangan. Berikut ini merupakan faktor-faktor atau penyebab proses penagihan pajak tidak sesuai dengan Peraturan Daerah: 1. Pemberian Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Lelang dinilai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo terlalu rumit serta membutuhkan proses yang panjang jika dilaksanakan, sehingga sampai saat ini penagihan tersebut belum dapat terealisasi, hal ini juga didukung kurangnya tenaga lapangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mengawasi dan melaksanakan penagihan pajak reklame, seperti Juru Sita Pajak, 2. Pemberian Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Lelang dinilai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo terlalu keras dan bersifat sangat memaksa. Hal ini bertolak belakang dengan karakteristik wajib pajak Kabupaten Sukoharjo yang yang masih awam mengenai pajak daerah, sehingga perlu adanya penagihan pajak secara kekeluargaan atau pendekatan persuasif untuk menjalin komunikasi dalam rangka pentingnya pembayaran pajak.

3. Hambatan Penagihan Pajak Reklame di Dinas Pendapatan,