13 pendaftaran,
layanan individual
yang mencakup
pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat,
kebutuhan sampai para siswa tersebut matang di jenjang sekolah.
1.1.2 Pentingnya Manajemen Kesiswaan
Karena pengelolaan manajemen kesiswaan di lembaga pendidikan begitu penting, maka dalam
pelaksanaannya manajemen kesiswaan juga memiliki tujuan tertentu. Adapun Tujuan umum manajemen
kesiswaan menurut Prihatin 2011 yaitu: mengatur kegiatan-kegiatan kesiswaan agar berbagai kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah serta pembelajaran yang dilkukan di sekolah tersebut
dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dirjen Dikti 2007 menyebutkan tujuan khusus
manajemen kesiswaan antara lain: a
Meningkatkan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
b Dapat
menyalurkan serta
mengembangkan kecerdasan, bakat dan minat siswa
c Dapat menyalurkan aspirasi, harapan dan
kebutuhan siswa bisa terpenuhi
14 d
Dapat meraih kebahagiaan dan kesejahteraan hidup siswa agar bisa belajar dengan baik dan meraih
cita-cita.
1.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Dalam hubungannya
dengan pelaksanaan
manajemen kesiswaan, Arikunto 2012 menyebutkan jenis-jenis kegiatan manajemen siswa terbagi menjadi 4
kelompok pemanajemenan, yakni: 1 Penerimaan siswa baru,
2 Ketatausahaan siswa, 3 Pencatatan bimbingan penyuluhan, dan
4 pencatatan prestasi belajar siswa. Bafadal
2003 mengemukakan
manajemen kesiswaan mencakup kegiatan:
1 Perencanaan, yang terdiri dari sensus anak usia
pra sekolah, perencanaan daya tampung siswa, perencanaan
penerimaan siswa
baru serta
pelaksanaan penerimaan siswa baru; 2
Pengorganisasian yakni kegiatan pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu;
3 Pengerahan, yang mencakup pembinaan disiplin
belajar masing-masing
siswa, pencatatan
kehadiran, pengaturan
perpindahan, dan
pengaturan kelulusan siswa; serta
15 4 Pengawasan, menyangkut kegiatan pemantauan
dan penilaian siswa.
Pelaksanaan manajemen kesiswaan dilakukan pada sekolah dasar yang tercakup dalam Gugus
Sekolah Dasar. Menurut Bafadal 2006, gugus sekolah dasar dapat diartikan sebagai satu pendekatan dari
pengembangan dan
pembinaan sekolah
dasar, kemudian dimulai dengan membentuk gugus sekolah
yang terdiri atas satu SD Inti dan beberapa SD Imbas. SD Inti di sekolah dasar yaitu sekolah dasar yang
berperan sebagai pusat pengembangan, sedangkan SD imbas merupakan sekolah dasar yang menerima
informasi mengenai
program pendidikan
serta menerapkan
informasi tersebut
di lingkungan
sekolahnya masing-masing.
Pembentukan gugus
sekolah di sekolah dasar memiliki tujuan untuk memperlancar usaha peningkatan profesionalisme
guru-guru sekolah dasar serta tenaga kependidikan lainnya yang terdapat dalam satu gugus.
Adapun ruang lingkup manajemen kesiswaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu dalam
penerimaan siswa baru, serta pada pelaksanaan kegiatan kesiswaan dalam manajemen kesiswaan
tersebut.
16
1.2 Penerimaan Siswa Baru