Identifikasi Masalah Definisi RSPO

Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan perlu mengikuti undang- undangperaturan terkait dan mengadopsi Prinsip dan Kriteria RSPO maka perusahaan memerlukan analisis dampak sosial dari pembangunan perkebunan. Perusahaan perkebunan sawit juga berkepentingan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial jangka panjang yang positif dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang menjadi pemangku kepentingan bagi kegiatan-kegiatan operasionalnya. Untuk membangun hubungan sosial yang baik, maka diperlukan pengetahuan tentang social impact analysis yang meliputi pemetaan para pemangku kepentingan yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Pemetaan mengenai kepentingan, persepsi dan harapan dari para pemangku kepentingan merupakan informasi penting bagi perusahaan untuk mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan Bakrie, 2011.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang didapat antara lain : 1. Apa saja prinsip dan kriteria yang harus dipenuhi dalam penerapan RSPO di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk ? 2. Bagaimana dampak penerapan RSPO terhadap pendapatan di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk ? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa saja prinsip yang harus dipenuhi PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. 2. Untuk mengetahui dampak penerapan RSPO terhadap pendapatan di PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas maka kegunaan penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sertifikasi RSPO oleh perkebunan yang belum bersertifikat RSPO. 2. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi RSPO

RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang kebun sawit yang berkelanjutan. Diinisiasi oleh WWF, Aarhus, Golden Hope, MPOA, Migros, Sainsbury, dan Unilever untuk merespon perhatian dalam sektor makanan dan kosmetik. RSPO ditetapkan pada tanggal 8 April 2004 sebagai organisasi non profit dibawah Article 60 UU Sipil Swiss. Sekretariat RSPO berlokasi di Kuala Lumpur Malaysia dan didukung oleh anggota pendana mewakili pihak-pihak yang terkait Bakrie, 2012. Visi RSPO yaitu menjamin minyak sawit memberikan kontribusi untuk dunia yang lebih baik. Misi RSPO adalah mempromosikan produksi, pembelian dan penggunaan minyak sawit yang lestari melalui pembangunan, penerapan dan verifikasi dengan menggunakan standar global yang kredibel, didukung oleh perjanjian dan komunikasi pada seluruh pihak dalam rantai supply. Tujuan RSPO yaitu untuk mempromosikan produksi dan penggunaan minyak sawit berkelanjutan melalui kerjasama di sepanjang rantai pasok supply chain dan dialog terbuka dengan para pemangku kepentingan TUV, 2008. Beberapa karakteristik RSPO antara lain yaitu: a. Multistakeholder membership. b. Sukarela. 8 Universitas Sumatera Utara c. Transparan. d. Berorientasi pada aksi dan hasil yang nyata. e. Berkomitmen pada produksi dan penggunaan kelapa sawit yang lestari. Yang termasuk anggota RSPO adalah: a. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. b. Perusahaan pengolah Kelapa Sawit. c. Penjual produk kelapa sawit. d. LSM Lingkungan, LSM Sosial. e. Retailer. f. Bank dan Investor. g. Pihak lain yang berkepentingan terhadap Palm Oil Persyaratan untuk sertifikasi RSPO: 1. Terdiri dari 8 prinsip mencakup isu-isu : Pertanian, Ekonomi, Legal Lingkungan, Keanekaragaman hayati, Bahan beracun, Pekerja, Masyarakat dan Sosial 2. Didukung oleh 39 kriteria yang memberikan panduan spesifik pada 8 prinsip RSPO 3. Indikator pengukuran 139 untuk menjamin isi dan hasil yang dapat diukur. Prinsip dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi menurut RSPO, 2008 yaitu: 1. Prinsip 1 Kriteria 1.1, 1.2 2. Prinsip 2 kriteria 2.1, 2.2, 2.3 3. Prinsip 3 kriteria 3.1 4. Prinsip 4 kriteria 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8 5. Prinsip 5 kriteria 5.1, 5.2, 5.3, 5.4, 5.5, 5.6 Universitas Sumatera Utara 6. Prinsip 6 kriteria 6.1, 6.2, 6.3, 6.4, 6.5, 6.6, 6.7, 6.8, 6.9, 6.10, 6.11 7. Prinsip 7 kriteria 7.1, 7.2, 7.3, 7,4, 7.5, 7.6, 7.7 8. Prinsip 8 kriteria 8.1

2.1.1 Prinsip 1 : Komitmen terhadap transparansi

Kriteria 1.1. Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit memberikan informasi yang memadai kepada stakeholder lainnya mengenai isu lingkungan,sosial dan hukum yang relevan dengan kriteria RSPO dalam bahasa dan bentuk yang sesuai, untuk memungkinkan adanya partisipasi efektif dalam pengambilan keputusan. Indikator Major: • Rekaman permintaan informasi. • Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi. • Rekaman permintaan dan tanggapan informasi disimpan dengan masa simpan yang ditentukan oleh perusahaan berdasarkan kepentingannya. Kriteria 1.2. Dokumen perusahaan tersedia secara umum, kecuali jika dokumen tersebut dilindungi oleh kerahasiaan komersial atau bilamana pengungkapan informasi tersebut akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Indikator Major: 1. Jenis informasi dan tanggapan yang diberikan mencakup dokumen yang sesuai peraturan nasional yang berlaku, misalnya dokumen legal, dokumen lingkungan, dok aktivitas sosial dan hubungan dengan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2. Rekaman permintaan dan tanggapan informasi disimpan dengan masa simpan yang ditentukan oleh perusahaan berdasarkan kepentingannya.

2.1.2 Prinsip 2: Memenuhi Hukum dan peraturan yang berlaku

Kriteria 2.1 Adanya kepatuhan terhadap semua hukum dan peraturan yang berlaku baik lokal, nasional maupun internasional yang diratifikasi. Indikator major: 1. Bukti kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dan terkait dengan operasional perkebunan kelapa sawit. 2. Bukti adanya usaha untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan peraturan. Indikator Minor: 1. Bukti adanya sistem yang terdokumentasi yang berisi informasi tentang persyaratan hukum dan peraturan yang harus dipenuhi oleh perusahaan perkebunan. 2. Mekanisme evaluasi pelaksanaan pemenuhan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku dan terkait. Kriteria 2.2 Hak untuk menguasai dan menggunakan tanah dapat dibuktikan dan tidak dituntut secara sah oleh komunitas lokal dengan hak-hak yang dapat dibuktikan Indikator Major: Dokumen yang menunjukan penguasaan tanah yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Indikator Minor: 1. Bukti penyelesaian pembebasan lahan dengan Free Prior and Informed Consent. 2. Tersedianya mekanisme penyelesaian konflik yang diterima oleh Para pihak. Kriteria 2.3 Penggunaan lahan untuk kelapa sawit tidak mengurangi hak berdasarkan hukum dan hak tradisional pengguna lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mereka. Indikator Major: Rekaman proses negosiasi antara pemilik hak tradisional jika ada dengan pengusaha kebun yang dilengkapi dengan peta.

2.1.3 Prinsip 3 : Komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang

Kriteria 3.1 Terdapat rencana manajemen yang diimplementasikan yang ditujukan untuk mencapai keamanan ekonomi dan keuangan dalam jangka panjang. Indikator Major: Dokumen rencana kerja perusahaan untuk jangka waktu minimum 3 tahun. Indikator Minor: Rencana program replanting tahunan, dimana berlaku, untuk minimum 5 tahun ke depan yang setiap tahun dilakukan kaji ulang. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Prinsip 4 : Penggunaan praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik

Kriteria 4.1 Prosedur operasi didokumentasikan secara tepat dan diimplementasikan dan dipantau secara konsisten. Indikator Major: 1. SOP kebun mulai dari LC land clearing sampai dengan panen tersedia. 2. SOP pabrik mulai dari penerimaan TBS sampai dengan dispatch CPO PKO tersedia. 3. SOP pengelolaan limbah tersedia. Indikator Minor: 1. Terdapat kegiatan pemeriksaan atau pemantauan kegiatan operasional minimal satu kali setahun. 2. Rekaman hasil kegiatan operasional tersedia. Kriteria 4.2 Praktek-praktek mempertahankan kesuburan tanah, atau bilamana mungkin meningkatkan kesuburan tanah, sampai pada tingkat yang memberikan hasil optimal dan berkelanjutan. Indikator Minor: 1. Rekaman kegiatan analisa tanah, daun dan visual secara berkala. 2. Rekaman kegiatan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui pemupukan, tanaman kacangan, aplikasi janjang kosong, land aplikasi berdasarkan hasil analisa pada 1. Universitas Sumatera Utara Kriteria 4.3 Praktek-Praktek meminimalisasi dan mengendalikan erosi dan degradasi tanah. Indikator Minor: 1. Peta tanah yang marjinal tersedia. 2. Strategi pengelolaan untuk penanaman pada areal dengan kemiringan tertentu dengan mempertimbangkan kondisi tanah dan iklim setempat tersedia. 3. Tersedianya program pemeliharaan jalan. 4. Program pengelolaan tinggi muka air pada lahan gambut untuk meminimumkan penurunan permukaan tanah gambut tersedia. 5. Strategi pengelolaan tanah marjinal dan tanah kritis lainnya tanah berpasir, tanah mengandung sulfat masam, kandungan bahan organik rendah tersedia. Kriteria 4.4 Praktek-praktek mempertahankan kualitas dan ketersediaan air permukaan dan air tanah. Indikator Major: 1. Tersedianya sistem tata air dan perlindungan areal lahan basah, termasuk menjaga dan memelihara daerah sepanjang aliran sungai pada saat replanting. 2. Rekaman analisis mutu BOD limbah cair sesuai peraturan perudang- undangan. 3. Rekaman catatan penggunaan air di pabrik. Indikator Minor: 1. Rekaman pelaksanaan program pengelolaan air. Universitas Sumatera Utara 2. Rekaman pemantauan BOD limbah cair Pabrik. 3. Rekaman pemantauan penggunaan air untuk pabrik per ton TBS. Kriteria 4.5 Hama, penyakit, gulma dan spesies introduksi yang berkembang cepat invasif dikendalikan secara efektif dengan menerapkan teknik Pengendalian Hama Terpadu PHT yang memadai. Indikator Major: Program PHT yang terdokumentasi dan terkini. Indikator Minor: 1. Rekaman monitoring luasan PHT dan termasuk trainingnya. 2. Rekaman monitoring toksisitas pestisida unit bahan aktifLD50 per ton TBS atau per Hektar. Kriteria 4.6 Bahan kimia pertanian digunakan dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Bahan yang bersifat propilaktiktidak digunakan dan apabila bahan kimia pertania yang digunakan tergolong sebagai Tipe 1A atau 1B menurut WHO atau bahan-bahan yang termasuk dalam daftar konvensi Stockholm atau Konvensi Rotterdam, maka perkebunan secara aktif mencari alternatif dan proses ini didokumentasikan. Indikator Major: 1. Hanya menggunakan bahan kimia pertanian agrochemicals yang terdaftar dan diijinkan oleh instansi yang berwenang. Universitas Sumatera Utara 2. Penggunaan bahan kimia pertanian agrochemical sesuai dengan target species, dosis dan dilaksanakan oleh petugas yang terlatih sesuai dengan petunjuk penggunaan dan penyimpanannya serta terdokumentasi. Indikator minor: 1. Bukti-bukti dokumentasi yang menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia yang dikategorikan sebagai Tipe 1A atau 1B WHO atau bahan-bahan yang termasuk dalam daftar Konvensi Stockholm dan Rotterdam, serta paraquat dikurangi atau dihilangkan penggunaannya. 2. Rekaman hasil pemeriksaan kesehatan bagi operator. 3. Rekaman tidak ada tenaga penyemprot wanita yang sedang hamil atau menyusui. Kriteria 4.7 Rencana kesehatan dan keselamatan kerja didokumentasikan, disebarluaskan dan diimplementasikan secara efektif. Indikator Major: 1. Tersediannya SOP K3 dan pelaksanaanya yang terdokumentasi. 2. Penanggung jawab K3 ditetapkan dan harus ada catatan tentang pertemuan berkala antara penanggung jawab dan para pekerja yang membicarakan masalah kesehatan,keselamatan dan kesejahteraan pekerja. 3. Catatan kejadian kecelakaan kerja. Indikator Minor: 1. Tersedia asuransi kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. 2. Pemeriksaan berkala bagi karyawan yang bekerja di stasiun-stasiun atau pekerjaan yang beresiko tinggi oleh dokter. Universitas Sumatera Utara 3. Rekaman analisis resiko untuk program kesehatan dan keselamatan kerja. 4. Rekaman training atau pelatihan program kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat. 6. Bukti pemenuhan peralatan program kesehatan dan keselamatan kerja dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan P3K di lokasi kerja. 7. Para pekerja yang telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan P3K harus berada dalam kegiatan operasional di lapangan dan pabrik. 8. Rekaman tentang kecelakaan kerja yang terjadi harus disimpan dengan baik dan secara berkala ditinjau kembali. Kriteria 4.8 Seluruh staf, karyawan, petani dan kontraktor harus terlatih secara memadai. Indikator Major: 1. Program pelatihan yang berkesinambungan untuk staff, karyawan dan petani, sesuai dengan kompetensi masing-masing jabatan dan terdokumentasi. 2. Realisasi pelaksanaan program pelatihan terdokumentasi. 3. Bukti bahwa perusahaan menggunakan kontraktor yang terlatih.

2.1.5. Prinsip 5 : Tanggung jawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati

Kriteria 5.1. Aspek manajemen perkebunan dan pabrik yang menimbulkan dampak lingkungan yang diidentifikasi, dan rencana –rencana untuk mengurangimencegah dampak Universitas Sumatera Utara negatif dan mendorong dampak positif dibuat, diimplementasikan dan dimonitor untuk memperlihatkan kemajuan yang kontinu. Indikator Major: 1. Tersedia dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Rekaman pelaksanaan dan pelaporan pengelolaan lingkungan secara berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator Minor: 1. Revisi terhadap dokumen pengelolaan lingkungan jika ada perubahan dalam hal areal operasional ataupun kegiatan perusahaan. Kriteria 5.2 Status spesies-spesies langka, terancam atau hampir punah dan habitat dengan nilai konservasi tinggi, jika ada didalam perkebunan atau yang dapat terkena dampak oleh manajemen kebun dan pabrik harus diidentifikasi dan konservasinya diperhatikan dalam rencana dan operasi manajemen. Indikator Major: 1. Rekaman hasil identifikasi spesies hewan, tanaman dan habitat yang perlu dilindungi. 2. Jika terdapat habitat dan spesies yang dilindungi, maka perlu ada program perlindungan termasuk mitigasi konflik dan bekerjasama dengan instansi terkait BKSDA. 3. Ketentuan perlindungan satwa dan habitatnya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Indikator Minor: 1. Adanya poster-poster, papan peringatan mengenai spesies yang dilindungi, dipubikasikan, diedarkan dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan dan masyarakat, beserta informasi penanganannya. 2. Adanya petugas khusus dan terlatih dalam struktur perusahaan untuk mengawasi rencana dan kegiatan di atas. Kriteria 5.3 Limbah dikurangi, didaur ulang, dipakai kembali, dan dibuang dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara lingkungan dan sosial. Indikator Major: 1. Identifikasi sumber-sumber limbah dan pencemaran, dan terdokumentasi. 2. Rencana pengelolaan limbah terdokumentasi dan diimplemtasikan berdasarkan hasil identifikasi untuk menghindari dan mengurangi polusi Indikator Minor: 1. Tersedianya rencana pengelolaan limbah B3 serta petunjuk pembuangan limbah agro kimia dan wadahnya sesuai dengan acuan yang ada di kemasan dan peraturan yang berlaku. 2. Tersedianya rekaman monitoringanalisis limbah. Kriteria 5.4 Efisiensi penggunaan energi dan penggunaan energi terbarukan dimaksimalkan. Indikator Minor: 1. Tersedianya rekaman monitoring penggunaan energi terbarukan serta analisis efisiensinya energiton CPO, atau energiton produk kelapa sawit. Universitas Sumatera Utara 2. Tersedianya rekaman monitoring pengunaan bahan bakar fosil untuk kepentingan operasional serta analisis efisiensinya. Kriteria 5.5 Penggunaan api untuk pemusnahan limbah dan untuk penyiapan lahan, guna penanaman kembali dihindari kecuali dalam kondisi spesifik sebagaimana tercantum dalam kebijakan tanpa bakar ASEAN atau panduan lokal serupa. Indikator Major: 1. Perusahaan memiliki kebijakan tidak membakar Zero Burning saat Replanting, kecuali untuk kasus khusus seperti yang tercantum dalam ASEAN policy on zero burning atau ketentuan regional. 2. Perusahaan memiliki rekaman pelaksanaan zero burning. 3. Prosedur dan rekaman tanggap darurat untuk kebakaran lahan. Indikator Minor: Sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran lahan sesuai tingkat kerawanannya. Kriteria 5.6 Rencana-rencana untuk mengurangi pencemaran dan emisi, termasuk gas rumah kaca disusun, diimplementasikan dan dimonitor. Indikator Major: 1. Bukti identifikasi sumber emisi di Pabrik Kelapa Sawit. 2. Pemantauan kualitas emisi dari sumber emisi tersebut. Indikator Minor: 1. Rekaman upaya dan rencana pengurangan polusi dan emisi. 2. Rekaman identifikasi, monitoring, dan metodology pengelolaan POME. Universitas Sumatera Utara 2.1.6 Prinsip 6: Tanggung jawab kepada pekerja, individu-individu dan komunitas dari kebun dan pabrik Kriteria 6.1 Aspek manajemen perkebunan dan pabrik yang mempunyai dampak negatif sosial diidentifikasi dengan cara partisipatif dan rencana penanganan dampak negatif dan pengembangan dampak positif disusun, dilaksanakan dan dimonitor untuk menunjukan perbaikan yang berkelanjutan. Indikator Major: Perusahaan memiliki dokumen pengelolaan lingkungan, yang isinya antara lain aspek positif dan negatif sosial dan partisipasi pihak-pihak yang terkena dampak masyarakat lokal. Indikator Minor: 1. Rekaman rencana pengelolaan dan pemantauan dampak sosial dengan partisipasi masyarakat yang dilakukan secara berkala. 2. Hasil revisi dokumen pengelolaan lingkungan yang mencakup analisis dampak sosial jika ada perubahan ruang lingkup operasi perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkala dan terjadwal. 4. Perhatian khusus atas dampak terhadap skema petani plasma bila perkebunan memiliki skema ini. Universitas Sumatera Utara Kriteria 6.2 Terdapat metode terbuka dan transparan untuk komunikasi dan konsultasi antara pihak perkebunan dan tau pabrik, masyarakat lokal, dan kelompok lain yang terkena dampak atau kepentingan. Indikator Major: Prosedur dan rekaman komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat. Indikator Minor: 1. Perusahaan memiliki daftar stakeholder. 2. Perusahaan memiliki rekaman aspirasi masyarakat dan tanggapantindak- lanjut oleh perusahaan. 3. Perusahaan memiliki petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan konsultasi dan komunikasi dengan masyarakat. Kriteria 6.3 Terdapat sistem yang disepakati dan didokumentasikan bersama untuk mengurus keluhan dan ketidakpuasan, yang diimplementasikan dan diterima oleh semua pihak. Indikator Major: Perusahaan menyediakan sarana dan mekanisme yang terbuka untuk menerima keluhan dan menyelesaikan perselisihan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Indikator Minor: 1. Adanya rekaman, penanganan keluhankeberatan. 2. Prosedur untuk mengidentifikasi dan menghitung kompensasi yang adil untuk kehilangan hak legal atau hak tradisional atas tanah, dengan Universitas Sumatera Utara perlibatan perwakilan masyarakat lokal dan lembaga terkait dan tersedia untuk umum. Kriteria 6.4 Setiap perundingan menyangkut kompensasi atas kehilangan hak legal atau hak adat dilakukan melalui sistem terdokumentasi yang memungkinkan komunitas adat dan stakeholder dan memberikan pandangan-pandangannya melalui institusi perwakilan mereka sendiri. Indikator Major: Prosedur identifikasi, kalkulasi dan pemberian ganti rugi atas kehilangan hak legal dan hak adat dengan melibatkan wakil masyarakat dan instansi terkait. Indikator Minor: 1. Rekaman identifikasi pihak-pihak yang menerima ganti rugi. 2. Rekaman proses negosiasi dan atau hasil kesepakatan ganti rugi secara umum tersedia. 3. Rekaman pelaksanaan pembayaran ganti rugi. Kriteria 6.5 Upah dan persyaratan-persyaratan kerja bagi karyawan dan karyawan dari kontraktor harus selalu memenuhi paling tidak standar minum industri atau hukum, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan untuk memberikan pendapatan tambahan. Indikator Major: 1. Daftar Upah Karyawan 2. Memilikiperaturan perusahaanPKB yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Indikator Minor: 1. Pada kondisi dimana sarana umum tidak tersedia dan tidak dapat diakses oleh karyawan, maka perusahaan menyediakan sarana tempat tinggal, pendidikan, air bersih, kesehatan, dan fasilitas umum yang memadai. 2. Perjanjiankontrak kerja dengan kontraktor mensyaratkan kontraktor mentaati peraturan yang berlaku dalam hal ketenagakerjaan. Kriteria 6.6 Perusahaan menghormati hak seluruh karyawan untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja sesuai dengan pilihan mereka dan untuk tawar menawar secara kolektif. Ketika hak kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara kolektif dibatasi oleh hukum, maka perusahaan memfasilitasi pendamping yang tidak berpihak, gratis dan melakukan tawar menawar bagi seluruh karyawan. Indikator Major: Rekaman kebijakan perusahaan yang memberikan kebebasan pada pekerja untuk berserikat. Indikator Minor: Adanya rekaman pertemuan dengan serikat pekerja, jika ada. Kriteria 6.7 Tidak memperkerjakan anak-anak. Anak-anak tidak boleh terpapar oleh kondisi kerja membahayakan. Pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak hanya diperbolehkan pada perkebunan keluarga, di bawah pengawasan orang dewasa dan tidak menggangu program pendidikan mereka. Indikator Major: Universitas Sumatera Utara Kebijakan perusahaan mengenai persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan nasional dan terdokumentasi. Indikator Minor: Rekaman pelaksanaan kebijakan perusahaan mengenai persyaratan umur pekerja Kriteria 6.8 Perusahaan tidak boleh terlibat atau mendukung diskriminasi berdasarkan ras, kasta, kebangsaan, agama, cacat, jender, orientasi seksual, keanggotaan serikat, afiliasi politik atau umur. Indikator Major: Kebijakan perusahaan tentang peluang dan pelakuan yang sama dalam kesempatan kerja dan terdokumentasi. Indikator Minor: Rekaman bukti pemberian peluang dan perlakuan yang sama dalam kesempatan kerja. Kriteria 6.9 Kebijakan untuk mencegah pelecehan seksual dan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan untuk melindungi hak reproduksinya, disusun dan diaplikasikan. Indikator Major: 1. Kebijakan perusahaan tentang pencegahan pelecehan seksual dan kekerasan dan terdokumentasi. 2. Kebijakan perusahaan tentang perlindungan hak-hak reproduksi dan terdokumentasi. Universitas Sumatera Utara Indikator Minor: 1. Rekaman bukti implementasi kebijakan pencegahan pelecehan seksual. 2. Rekaman bukti implementasi kebijakan perlindungan hak-hak reproduksi dan terdokumentasi. 3. Mekanisme penanganan keluhan secara khusus tersedia. Kriteria 6.10 Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit berurusan secara adil dan transparan dengan petani dan bisnis lokal lainnya. Indikator Major: 1. Rekaman harga TBS 2. Rekaman mekanisme penentuan harga dengan petani plasma binaan. 3. Rekaman bukti kontrak dengan petani dan bisnis lokal lainnya. Indikator Minor: 1. Bukti bahwa semua pihak memahami kesepakatan kontrak yang mereka lakukan, dan bahwa kontrak-kontrak tersebut adil, legal dan transparan. 2. Pembayaran yang telah disepakati harus dilakukan tepat waktu. Kriteria 6.11 Perkebunan dan pabrik kelapa sawit berkontribusi terhadap pembangunan lokal yang berkelanjutan bilamana dianggap memadai. Indikator Minor: Rekaman kontribusi perusahaan pada pembangunan daerah. Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Prinsip 7: Pengembangan Perkebunan Secara bertanggung Jawab

Kriteria 7.1 Dilakukan analisis Dampak Sosial dan Lingkungan hidup secara komprehensif dan partisipatif sebelum membangun Kebun atau operasi baru memperluas perkebunan yang sudah ada dan hasilnya dimasukan ke dalam perencanaan, pengelolaan dan operasi. Indikator Major: Perusahaan memiliki dokumen pengelolaan lingkungan yang isinya antara lain analisa aspek positif dan negatif sosial dan lingkungan, serta partisipasi pihak- pihak yang terkena dampak masyarakat lokal. Indikator Minor: 1. Rencana pengelolaan dan prosedur operasional yang memadai RKLRPL. 2. Tersedianya rekaman implementasi program pembinaan petani plasma, sesuai skema dan perundang-undangan yang berlaku jika ada plasma. Kriteria 7.2 Menggunakan survai tanah dan informasi topografi untuk merencanakan lokasi pengembangan perkebunan baru dan hasilnya digabungkan kedalam perencanaan dan operasi. Indikator Major: Tersedianya rekaman kesesuaian lahan sebagai hasil dari survei tanah yang mencakup informasi topografi, iklim, jenis tanah, kesuburan tanah, kedalaman air tanah dan drainase. Universitas Sumatera Utara Indikator Minor: Tersedianya rekaman pelaksanaan pengembangan kebun berdasarkan kesesuaian lahan. Kriteria 7.3 Penanaman baru sejak November 2005sejak diadopsi RSPO tidak dilakukan di hutan primer atau setiap areal yang memiliki satu atau lebih HCV. Indikator Major: 1. Rekaman identifikasi HCV sebelum areal dibuka yang dimuat dalam dokumen AMDAL sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Rekaman Peta Rencana dan realisasi pembukaan lahan sesuai dengan identifikasi HCV. Kriteria 7.4 Penanaman berlebihan pada lahan yang curam, dan atau ditanah marjinal serta rapuh mudah longsor harus dihindari. Indikator Minor: 1. Peta tanah marjinal dan mudah longsor, termasuk kemiringan yang curam dan tanah gambut tersedia dalam skala yang memadai. 2. Bila direncanakan penanaman terbatas di tanah rapuh dan marginal, rencana terdokumentasi dibuat dan diterapkan untuk melindungi tanah- tanah ini tanpa menimbulkan dampak yang merugikan. Kriteria 7.5 Tidak ada penanaman baru dilakukan di tanah masyarakat lokal tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mereka, yang dilakukan melalui suatu sistem yang terdokumentasi sehingga memungkinkan masyarakat adat dan masyarakat lokal Universitas Sumatera Utara serta para pihak lainnya bisa mengeluarkan pandangan mereka melalui institusi perwakilan mereka sendiri. Indikator Major: 1. Perusahaan memiliki dokumen AMDAL yang isinya antara lainanalisis aspek positif dan negatif sosial dan lingkungan, serta partisipasi pihak- pihak yang terkena dampak masyarakat lokal. 2. Rekaman sosialisasi rencana pembukaan usaha perkebunan 3. Rekaman kesepakatan ganti rugipenyerahan lahan dari pemilik lahan untuk pembukaan perkebunan. Kriteria 7.6 Masyarakat setempat diberikan kompensasi atas setiap pengambilalihan lahan dan pelepasan hak yang disepakati dengan persetujuansukarela yang diberitahukan sebelumnya dan kesepakatan yang telah dirundingkan. Indikator Major: 1. Rekaman identifikasi penilaian atas hak berdasarkan hukum dan hak tradisional dengan melibatkan instansi pemerintah terkait dan masyarakat setempat. 2. Prosedur identifikasi pihak-pihak yang berhak menerima kompensasi. Indikator Minor: 1. Rekaman proses negosiasi dan atau hasil kesepakatan kompensasi secara umum tersedia. 2. Rekaman perhitungan dan pelaksanaan pembayaran kompensasi. Universitas Sumatera Utara 3. Masyarakat yang kehilangan akses dan hak atas tanah untuk perluasan perkebunan diberikan kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari pembangunan perkebunan. 4. Proses dan hasil klaim kompensasi harus didokumentasikan dan tersedia untuk umum. Kriteria 7.7 Dilarang membuka perkebunan baru dengan membakar, kecuali dalam keadaan khusus sebagaimana dalam ASEAN Guidelines atau regional Best Practices lainnya. Indikator Major: 1. Perusahaan memiliki kebijakan tidak membakar Zero Burning saat LC, kecuali untuk kasus khusus seperti yang tercantum dalam ASEAN Policy on Zero Burning atau ketentuan regional. 2. Perusahaan memiliki bukti pelaksanaan zero burning. 3. Prosedur dan rekaman tanggap darurat untuk kebakaran lahan. Indikator Minor: Sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran lahan sesuai tingkat kerawanannya.

2.1.8. Prinsip 8: Komitmen terhadap perbaikan terus menerus pada

wilayah-wilayah utama aktifitas Kriteria 8.1 Perkebunan dan pabrik kelapa sawit secara teratur memonitor dan mengkaji ulang aktifitas mereka dan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi Universitas Sumatera Utara yang memungkinkan adanya perbaikan nyata yang kontinu pada operasi-oparasi utama. Indikator Major: Tersedia rencana aksi pemantauanyang berdasarkan pertimbangan AMDAL dan evaluasi rutin untuk kegiatan kebun dan PKS. Indikator Minor: Rekaman tindak lanjut terhadap temuan audit RSPO, jika ada.

2.2 Landasan Teori