Pengertian Pelanggaran Tata Tertib Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Tata Tertib

c. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib sekolah tersebut.

2.1.1.5 Macam-Macam Tata Tertib

Dalam Giri Suparlan, 2008:53, beberapa macam tata tertib yang harus dibuat oleh sekolah antara lain adalah: a. Tata tertib perpustakaan b. Tata tertib kantin c. Tata tertib mushala d. Tata tertib laboratorium e. Tata tertib lapangan olah raga f. Tata tertib kelas g. Tata tertib siswa h. Tata tertib guru dan sebagainya

2.1.2 Pelanggaran Tata Tertib

2.1.2.1 Pengertian Pelanggaran Tata Tertib

Pelanggaran menurut KBBI 2008: 783 adalah perbuatan melanggar, sifat atau perilaku yang tidak sesuai aturan. Menurut Tamizi 2012 pelanggaran adalah “tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab utamanya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik di dalam maupun di luar. Dapat diambil kesimpulan bahwa pelanggaran tata tertib sekolah adalah tindakan siswa yang melanggar peraturan sebagai bentuk kenakalan yang telah ditetapkan menjadi tata tertib yang bertujuan untuk melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.

2.1.2.2 Bentuk Pelanggaran Tata Tertib

Bentuk-bentuk pelanggaran menurut Soeparwoto 2003:163 yang dilakukan siswa disekolah meliputi: a. Membolos; b. Terlambat; c. Menyontek; d. Berkelahi; e. Mencuri; f. Merokok; g. Membawa buku atau sejenisnya, yang mengandung unsur pornografi; h. Berpakaian tidak sesuai aturan; i. Minum-minuman keras; j. Menghisap obat terlarang.

2.1.2.4 Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Tata Tertib

Masa-masa SMP merupakan masa membentuk dan mengembangkan kepribadian, disamping itu juga juga merupakan masa transisi untuk mencari identitas diri, masa peralihan dan masa yang rawan akan pengaruh negatif yang muncul di lingkungan sekitar tempat tinggal. Hal ini selalu muncul keinginan untuk mencoba hal-hal baru baik itu positif maupun negatif dan berbau modern yang tentunya tidak sesuai dengan nilai asli budaya Indonesia. Dalam proses menuju kematangan siswa memerlukan perhatian lebih dari para guru dan orang tua agar siswa tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan nantinya. Perhatian dari guru dapat dilakukan melalui pendekatan paedagogik, yaitu suatu pendekatan yang sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan dan pengembangan yaitu tercapainya kedewasaan anak didik. Proses perkembangan siswa menuju kepribadian yang baik tidaklah selalu lancar akantetapi banyak mengalami rintangan. Besar kecilnya rintangan ditentukan oleh faktor tempat dimana siswa berada, dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat dimana siswa hidup dan berkembang. Faktor yang menyebabkan munculnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa menurut Willis 2012: 93 adalah faktor dari dalam intrinsik dan faktor dari luar ekstrinsik. a. Faktor dari dalam intrinsik Adalah faktor yang menyebabkan munculnya perlaku menyimpang berasal dari dalam diri seseorang. 1. Predisposing factor Predisposing factor merupakan kelainan kejiwaan seperti schizophrenia. Penyakit jiwa ini bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang keras atau penuh tekanan terhadap anak. Kecenderungan kenakalan adalah faktor bawaan bersumber dari kelainan otak. 2. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 3. Lemahnya pertahan diri Pertahanan diri adalah faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh–pengaruh negatif dari lingkungan. Lemahnya kepribadian remaja disebabkan faktor pendidikan di keluarga. Sering orang tua tidak memberi kesempatan anak untuk mandiri, kreatif, dan memiliki daya kritis serta mampu bertanggung jawab. Orang tua yang seperti ini mengabaikan kemampuan anaknya terutama jika sudah remaja masih dianggap anak-anak. Akibatnya hingga akhir yaitu saat-saat yang penting untuk menjadi orang dewasa tidak menjadi kenyataan. 4. Kurangnya kemampuan penyesuaian diri Ketidakmampuan diri dalam penyesuaian terhadap lingkungan sosial karena dengan mempunyai daya pilih teman bergaul akan membantu pembentukan perilaku positif. 5. Kontrol diri yang lemah Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat iterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. 6. Intelegensi Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbedabeda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. 7. Umur Umur mempengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya. b. Faktor dari luar ekstrinsik Adalah faktor yang menyebabkan munculnya perlaku menyimpang berasal dari luar diri seseorang yaitu lingkungan hidupnya. 1. Peran keluarga Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. 2. Peran masyarakat Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma sosial. 3. Pergaulan Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak- anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Oleh karena itu menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting. 4. Media massa Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan perilaku individu. Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentah- mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku untuk melanggar. Dari berbagai faktor-faktor penyebab pelanggaran tata tertib di atas maka perlu dilakukan upaya penegakkan tata tertib. Penegakkan tata tertib merupakan tanggung jawab semua pihak yang ada di sekolah terutama guru karena merupakan pendidik yang di percaya oleh orang tua siswa untuk membina siswa agar memiliki kepribadian yang baik.

2.1.3 Upaya Guru Dalam Menegakkan Tata Tertib

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25