itu  indikator  untuk  sikap  kesehatan  juga  sejalan  dengan  pengetahuan  kesehatan, yakni:
1 Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah  bagaimana  penilaian  atau  pendapat  seseorang  terhadap  gejala, penyebab, cara penularan dan cara pencegahan penyakit.
2 Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah  penilaian  atau  pendapat  seseorang  terhadap  cara-cara  memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat.
3 Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah  pendapat  atau  penilaian  seseorang  terhadap  lingkungan  dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
3. Praktik
Setelah  seseorang  mengetahui  stimulus  atau  objek  kesehatan,  kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan
ia  akan  melaksanakan  atau  mempraktikkan  apa  yang  diketahui  atau  disikapinya dinilai  baik.  Inilah  yang  disebut  praktik  practice  kesehatan  atau  dapat  juga
dikatakan perilaku kesehatan overt behaviour.
2.1.5.5 Faktor-faktor yang Mendasari Perilaku Terkait dengan Makanan
Menurut  Hartono  2005:  92,  perilaku  dipengaruhi  oleh  sejumlah  faktor budaya,  sosial  ekonomi  dan  faktor  lingkungan  di  samping  oleh  karakteristik
pribadi  seseorang  misal  pengetahuan.  Di  bidang  ilmu  sosial,  faktor-faktor  ini diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi predisposing factor merupakan pencetus perilaku yang
memberikan  alasan  atau  motivasi  dikeluarkannya  perilaku  misal, pengetahuan,  kepercayaan,  nilai-nilai,  sikap,  keyakinan,  keterampilan  yang
dimiliki. 2.
Faktor  yang  memudahkan  enabling  factor  merupakan  kondisi  dalam lingkungan  yang  memudahkan  terwujudnya  motivasi.  Faktor  yang
memudahkan ini bisa berupa ketersediaan dan kemudahan untuk mengakses fasilitas  untuk  penyiapan  makanan  misal  air  untuk  mencuci,  bahan  bakar
untuk  memasak  serta  kemudahan  untuk  mengakses  fasilitas  tersebut  atau adanya infrastruktur hukum, seperti cuti melahirkan yang memudahkan ibu
untuk menyusui dan mengasuh anaknya yang masih kecil. 3.
Faktor penguat reinforcing factor merupakan faktor yang muncul sesudah suatu  perilaku.  Faktor  ini  memberikan  imbalan  atau  insenstif  yang
berkelanjutan  bagi  perilaku  dan  ikut  berkontribusi  pada  keberlangsungan atau  pengulangan  perilaku  tersebut  misal,  sikap  manajer  tempat
pengelolaan  makanan  terhdap  pegawainya  yang  menjaga  keamanan makanan  atau  sikap  penilik  makanan,  keluarga,  teman  sebaya  atau
konsumen. Faktor yang memperkuat dalam upaya higiene dan sanitasi makanan adalah
adanya  petunjuk-petunjuk  positif,  pembinaan-pembinaan  atau  dorongan  serta dukungan  dari  pemilik  warung  untuk  menjaga  kebersihan  saat  menangani
makanan  Reksosoebroto  dalam  Budiyono,  2013:58.  Salah  satu  kegiatan  pokok pelaksanaan  higiene  dan  sanitasi  makanan  adalah  mengadakan  penyuluhan
menyangkut  pengetahuan  dan  kesadaran  cara  pengolahan,  penyimpanan,  dan penyajian makanan secara higienis Suklan dalam Budiyono, 2013:58.
2.1.5.6 Pengaruh  Pengetahuan,  Kepercayaan,  Nilai  dan  Sikap  terhadap