Deskriptif Asimetri Informasi PT. Bumi Resources Tbk
B A B I V H a s i l P e n e l i t i a n D a n P e m b a h a s a n
|
85
keterangan : RBA I,t = Asimetri informasi yang diproksikan dengan nilai bid-ask
spread relative saham perusahaan I yang terjadi pada periode t.
HA i,t = Harga Ask tertinggi saham perusahaan I yang terjadi pada periode t
HB I,t = Harga Bid terendah saham perusahaan I yang terjadi pada periode t
Berikut nilai rata-rata bid-ask spread perdagangan saham harian PT. Bumi Resources Tbk selama periode tahun 2002 -2011, adapun hasil hariannya
dapat dilihat pada lembar lampiran.
Tabel 4.1 Gambaran Data Asymetri Infromasi
Tahun 2002 – 2011 Tahun
Bid-Ask Spread 2002
4,551
2003
5,730
2004 4,758
2005
2,731
2006
2,754
2007
7,372
2008
5,633
2009
5,853
2010
4,427
2011 3,789
B A B I V H a s i l P e n e l i t i a n D a n P e m b a h a s a n
|
86
Gambar 4.1 Grafik Asymetri Informasi
Pada tabel dan grafik diatas dapat dilihat perbedaan informasi yang dimiliki manajemen dengan informasi yang dimiliki oleh investor mengenai harga
saham perusahaan, ini menyatakan bahwa pada PT. Bumi Resources Tbk terdapat asymetri informasi. Nilai bid-ask spread PT. Bumi Resources Tbk dari tahun
2002-2011 terjadi perubahan tiap tahunnya dan selalu terjadi peningkatan, yang artinya kualitas informasi yang disediakan oleh perusahaan dalam rangka
perdagangan saham di bursa efek masih banyak yang tidak diketahui oleh para pelaku pasar sehingga terjadi perbedaan informasi yang didapatkan. Hal ini dapat
memberikan suatu kerugian bagi para investor yang memiliki informasi yang lebih sedikit karena dapat meragukan investor dalam pengambilan keputusan
investasinya. Menurut Sri Sulistyanto 2008:84 Semakin tinggi nilai Bid-Ask Spread
berarti semakin besar kesenjangan informasi yang dimiliki oleh manajemen dengan informasi yang dimiliki oleh investor mengenai harga saham perusahaan,
B A B I V H a s i l P e n e l i t i a n D a n P e m b a h a s a n
|
87
dan semakin besar pula dorongan bagi manajer untuk merekayasa labanya. Perusahaan mempunyai dorongan yang tinggi untuk melakukan manajemen laba
yaitu pada saat perusahaan melakukan periode transaksi. Apalagi pada saat kesenjangan informasi antara perusahaan, investor, dan analis. Sebagai contoh
pada saat perusahaan melakukan penawaran saham perdana innitial public offerings
, berpengalaman ekuitas penawaran seasoned equity offerings, dan manajemen pembelian management buyout. Dalam transaksi-transaksi ini
manajer perusahaan merekayasa laporan keuangan agar menarik peminat publik untuk merespon penawarannya secara positif. Investor akan membeli saham-
saham apabila melihat informasi yang disajikan dalam laporan keuangan cenderung positif dan prospektif.