terhadap materi, 4 Belum terciptanya proses pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah atau berpusat pada guru
teacher centered, 5 Guru belum maksimal melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a Match.
Mengatasi berbagai temuan di atas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan guna
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Menurut Lie 2002: 55 Make a Match memiliki keunggulan yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Pada penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match.
secara tidak langsung siswa telah menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan
berusaha menemukan pasangan dari kartunya. Siswa juga dapat lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baik secara individual
maupun kelompok. Kondisi ini dinilai dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV C SD Negeri 5 Metro Pusat pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan perbaikan kualitas pembelajaran pada aktivitas dan hasil belajar PKn, oleh sebab itu peneliti
mengangkat judul peningkatan aktivitas dan hasil belajar PKn melalui model Cooperative Learning tipe Make a Match. pada siswa kelas IV C SD Negeri 5
Metro Pusat tahun pelajaran 20152016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasikan permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut.
1. siswa belum dilibatkan sepenuhnya dalam proses pembelajaran, baik ketika penanaman konsep maupun penugasan.
2. Pembelajaran bersifat abstrak, belum mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan untuk memecahkan suatu masalah karena kurangnya keterampilan
berbicara siswa dengan baik, sehingga mengakibatkan tidak pahamnya siswa terhadap materi.
4. Belum terciptanya proses pembelajaran yang inovatif, sehingga
pembelajaran masih bersifat satu arah atau berpusat pada guru teacher centered
5. Guru belum maksimal melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a Match.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn pada
siswa kelas IV C SD Negeri 5 Metro Pusat tahun pelajaran 20152016 ?.
2. Apakah penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn pada siswa kelas
IV C SD Negeri 5 Metro Pusat tahun pelajaran 20152016 ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn pada siswa kelas IV C SD Negeri 5 Metro Pusat pelajaran 20152016 melalui
penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match. 2. Untuk peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn pada siswa
kelas IV C SD Negeri 5 Metro Pusat pelajaran 20152016 melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV C SD Negeri 5 Metro Pusat adalah:
1. Bagi siswa a. Melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match
diharapkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn dapat meningkat.
b. Melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match. hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dapat meningkat.
2. Bagi guru Memperluas wawasan guru tentang penerapan penerapan model
Cooperative Learning tipe Make a Match .dalam pembelajaran PKn serta dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru sehingga dapat
meningkatkan kualitas profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Bagi sekolah Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing untuk melanjutkan kejenjang
sekolah berikutnya. 4. Bagi peneliti
Menambah pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sebagai rujukan untuk diimplementasikan pada mata pelajaran yang lainnya
sehingga dapat menjadi guru yang profesional.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Winataputra, dkk 2008: 1.4 “bahwa belajar diartikan sebagai proses
mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang”.
Syah 2003: 63 menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini diperkuat oleh Gagne dalam Suprijono, 2009: 2 yang menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan tingkah laku tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan pada dirinya yang merupakan suatu proses