PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV

SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2013-2014 Oleh

RIA KRISTIANINGSIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV

SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2013-2014

Oleh

RIA KRISTIANINGSIH

Berdasarkan observasi pada mata pelajaran PKn kelas IV di SD Kristen 1 Metro Pusat, terdapat beberapa permasalahan, antara lain rendahnya aktivitas belajar siswa, rendahnya hasil belajar siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebesar 70, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, dan pembelajaran masih berpusat pada guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 1 Metro Pusat kelas IV semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 26 orang. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tes hasil belajar, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu 63,3 pada siklus 1 yang meningkat menjadi 71,2 pada siklus II, Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 64,6 pada siklus 1 yang meningkat menjadi 74,6 pada siklus II.

Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Cooperative Learning Tipe Group Investigation


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pengertian Belajar ... 8

B. Pengertian Aktivitas Belajar ... 9

C. Pengertian Hasil Belajar ... 10

D. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 11

E. Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI)... 12

F. Kelebihan dan Kelemahan Cooperative Learning Tipe GI ... 13

G. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 14


(7)

B. Setting Penelitian ... 18

C. Alat Pengumpulan Data ... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

E. Teknik Analisis Data ... 20

F. Indikator Keberhasilan ... 21

G. Langkah-Langkah Kegiatan ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Deskripsi Per Siklus ... 31

1. Siklus I ... 31

2. Siklus II ... 36

C. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32

2. Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 34

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 35

4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 38

5. Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 39

6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 40

7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 41


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 18 2. Grafik Peningkatan Mutu Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 42 3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 43


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kepribadian siswa, sehingga dengan adanya pendidikan diharapkan dapat menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab dalam masyarakat dan bangsa.

Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan secara spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa “Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman


(11)

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk mewujudkan tujuan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, diperlukan suatu pembelajaran bagi siswa dan guru yang mengacu pada kurikulum. Adapun kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak dan bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan dan nilai.

Salah satu komponen Pendidikan dasar adalah bidang-bidang pengajaran diantaranya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. PKn bertujuan untuk: (a) mengajarkan konsep dasar kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; (b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem solving dan keterampilan sosial; (c) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (d) meningkatkan kerjasama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen, baik secara nasional maupun global (Sapriya dkk, 2007: 133).


(12)

3

Permasalahan lain yang masih banyak ditemukan yang terjadi di lapangan adalah rendahnya hasil belajar Siswa yang mungkin pula berakar pada aktivitas belajar yang dialami mereka, terutama pada mata pelajaran PKn. Aktivitas belajar dipengaruhi oleh iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran pun sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru PKn yang mengajar di kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012-2013, bahwa kondisi pembelajaran PKn saat ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model pembelajaran yang masih monoton dan kurang bervariasi sehingga anak merasa bosan, kurang menarik dan kurang memberikan rangsangan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, ditemukan fakta bahwa motivasi belajar peserta didik sangat kurang sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Selama ini rata-rata yang diperoleh siswa pada nilai ulangan harian hanya 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dikehendaki adalah 70. Sebenarnya guru sudah mengupayakan berbagai cara termasuk mengadakan remidi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi hasilnya belum juga memuaskan.

Dari permasalahan guru di atas, dalam pembelajaran PKn metode yang digunakan masih berpusat pada guru, dimana guru harus menjelaskan materi pelajaran, memberi contoh soal, membahas soal-soal latihan dan aplikasinya, hal ini yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam


(13)

pembelajaran. Dengan metode seperti ini, hanya siswa yang mempunyai minat belajar tinggi saja yang aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar rendah cenderung tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn perlu ditemukan model pembelajaran yang tepat.

Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahai ini adalah model pembelajaran guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil pra survei, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) yaitu tipe Group Investigation (GI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Kristen 1 Metro Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Penggunaan metode yang konvensional, seperti ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran.


(14)

5

3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru. 4. Rendahnya hasil belajar siswa.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. “Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013-2014?”

2. “Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013-2014?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini, yaitu:

1. Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013-2014.


(15)

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan model kooperatif (Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PKn kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013-2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

Memberikan suasana baru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Memperoleh informasi mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif (Cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki cara pembelajaran yang dikelola di kelasnya.

3. Bagi Sekolah

Membantu meningkatkan mutu pembelajaran di SD Kristen 1 Metro Pusat dalam pembelajaran PKn SD.


(16)

7

4. Bagi peneliti

a. Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah.

b. Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Menurut Arif S (2006: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan lain-lain (Fajar, 2009: 10).

Bruner (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa siswi membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan, dkk., 2007: 2).

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus dan menjadikan perubahan dalam tingkah laku seseorang secara sadar dan bersifat kompleks.


(18)

9

B. Aktivitas Belajar

Menurut Winkle (1983: 48) menyatakan bahwa aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Sanjaya (2007: 130) belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik, tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan dalam mencapai hasil belajar.

C. Hasil Belajar

Muhibbin Syah (2003: 141) menjelaskan bahwa “hasil belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dan tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Perubahan sebagai hasil yang bersifat menyeluruh. Larasati (2005: 11) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicari seseorang setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif dan tingkah laku psikomotorik.


(19)

Dengan sumber yang sama hasil belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar hasil menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu hasil belajar tidak hanya sebagai indikator, keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dan proses belajar. Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang diukur melalui tes.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kepandaian atau ketrampilan yang telah dicapai oleh seseorang baik tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.

D. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Cohen (1994: 3) dalam (Nur asma (2006: 11) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut cooperative learning will be defined as student working together in a group small enough that everyone participate on a collective task that has been clearly assign. More over, student are expected to carry out their task without dirrect and immediate supervision of the teacher.

Definisi ini menunjukkan ciri sosiologis yaitu penekanannya pada aspek tugas-tugas kolektif yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok dan


(20)

11

pendelegasian wewenang dari guru kepada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing siswa dalam menyelesaikan materi dan tugas. Davidson dan Kroll dalam (Nur Asma (2006: 11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok-kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama Nur asma (2006: 11). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya Nur asma (2006: 12). Kegiatan siswa dalam belajar kooperatif (cooperative learning) antara lain mengikuti penjelasan guru secara aktif, menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberi penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif dan berdiskusi Nur asma (2006: 12).

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memiliki berbagai tipe, diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Group Investigation (GI), Jigsaw, dan Model Co-op Co-op.


(21)

E. Cooperative Learning tipe Group Investigation (GI)

Cooperative learning tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara mencari dan menemukan informasi (gagasan, opini, data, solusi) dari berbagai macam sumber (buku-buku, institusi-institusi, orang-orang) di dalam dan di luar kelas. Siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk berupa laporan kelompok Nur asma (2006: 62).

Dalam model ini guru berperan sebagai pengelola yang mengorganisir dan pengatur tempat duduk siswa serta memotivasi tiap-tiap kelompok untuk melakuan pekerjaan yang telah diberikan dan membantu setiap masalah-masalah yang dihadapi tiap-tiap kelompok yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan memberikan saran serta penilaian.

Menurut Nur Asma (2006: 63) pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation meliputi beberapa tahapan, antara lain:

1. Tahap mempersiapkan bahan pembelajaran yaitu mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke dalam masing-masing kelompok kerja.

2. Tahap merencanakan investigasi dalam kelompok. 3. Tahap melaksanakan investigasi.

4. Tahap mempersiapkan laporan akhir. 5. Tahap menyajikan laporan akhir. 6. Tahap evaluasi.


(22)

13

Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa secara heterogen.

2. Guru memberikan pertanyaan terbuka yang berupa lembar kerja kelompok yang bersifat analitis dan harus dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok.

3. Guru mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran dalam kurun waktu yang disepakati.

Menurut Akhmadsudrajat dalam (www.akhmadsudrajat.wordpress.com) model pembelajaran tipe group investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang menekankan pada partisipasi siswa dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir sendiri.

F. Kelebihan dan Kelemahan Cooperatif Learning Tipe Group Investigation Menurut Marginalers (dalam www.ras-eko.blogspot.com) pembelajaran kooperatif tipe group investigation mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a. Kelebihan group investigation antara lain: (1) group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) group investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerja sama dan berinteraksi antar siswa dengan kelompok tanpa memandang latar belakang, (4) dapat melatih siswa untuk mwmiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya, (5) memotivasi siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

b. Kelemahan group investigation: (1) group investigation memerlukan waktu yang lama, (2) group investigation merupakan pembelajaran yang komplek, jika siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran maka pembelajaran tidak akan berjalan secara maksimal.


(23)

G. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 th. 1949 menurut Winataputra (dalam Ruminiati (2007:25). Pendidikan PKn adalah sebagai landasan kajiannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa agar mencapai pembelajaran. PKn merupakan suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Mulyasa dalam (Ruminiati (2007: 26) tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn adalah untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 ruang lingkup Pkn secara umum meliputi aspek-aspek, sebagai berikut:

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah


(24)

15

Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma Hukum dan Peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

3. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga Negara, meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintahan pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,


(25)

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk membentuk atau membina watak atau karakteristik warga negara yang baik yang mampu melaksanakan hak dan kewajibannya berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tidakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengunakan model Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Kristen 1 Metro Pusat semester ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014”.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang difokuskan pada situasi kelas atau lazim dikenal dengan istilah Classroom Action Research (Kemmis dalam Wiriatmadja, 2007: 62). Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus (cycle) yang mengacu pada model Kemmis dan Taggart (1988).

Pada model penelitian tindakan kelas (PTK) ini, terdiri atas empat tahap yang saling berkaitan dalam satu sistem yang berbentuk spiral, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap tindakan (act), (3) tahap pengamatan (observe), dan (4) tahap refleksi (reflect). Dalam PTK, siklus umumnya tidak hanya berlangsung satu kali. Siklus dilaksanakan secara bertahap dan berulang. Setelah siklus pertama selesai, guru mungkin menemukan permasalahan-permasalahan yang dapat diperbaiki atau disempurnakan di siklus kedua dengan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus pertama dan begitu seterusnya, sehingga pada akhirnya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai. Adapun siklus dari PTK adalah sebagai berikut:


(27)

Siklus 1

Siklus II

Siklus Penelitian oleh Kemmis dan Taggart

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kristen 1 Metro Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, Provinsi Lampung.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 dan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Kristen 1 Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang berjumlah 26 siswa dengan komposisi 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Pelaksanaan Perencanaan

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Observasi Refleksi


(28)

19

C. Alat Pengumpulan Data 1. Lembar panduan observasi

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Cooperative Learning tipe Group Investigation (GI).

2. Tes hasil belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe Group Investigation (GI).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpuan data diperoleh menggunakan tes yang dilaksanakan 2 (dua) kali pada siklus I dan siklus II, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberikan kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan penelitian.


(29)

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa dan interaksi pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Data masing-masing siklus akan dihitung dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus:

a. Ketuntasan individual S = R X 100

N

Keterangan:

S : nilai yang diharapkan

R : jumlah skor / item yang dijawab benar N : skor maksimum dari tes

b. Ketuntasan klasikal

S = Jumlah siswa yang tuntas belajar X 100 Jumlah seluruh siswa

Kemudian perolehan hasil belajar siswa tersebut dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif prosentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif prosentase yang akan dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu: baik sekali, baik, cukup, kurang dan sangat kurang seperti berikut:


(30)

21

Kriteria Nilai penafsiran (Depdiknas, 2002: 4)

Baik sekali 86-100 Hasil belajar baik sekali

Baik 71-85 Hasil belajar baik

Cukup 56-70 Hasil belajar cukup Kurang 41-55 Hasil belajar kurang

Sangat kurang < 40 Hasil belajar sangat kurang

F. Indikator Keberhasilan

Pembelaaran Pkn menggunakan model Cooperative Learning tipe Group Investigation dikatakan berhasil apabila:

a. Terjadi peningkatan aktivitas siswa di setiap siklus dalam pembelajaran PKn menggunakan model Cooperative Learning tipe Group Investigation mencapai nilai sekurang-kurangnya 60 dan secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai ≥ 75%. (Tim penyusun 2006).

b. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa di setiap siklus dalam pembelajaran PKn menggunakan model Cooperative Learning tipe Group Investigation, mencapai nilai sekurang-kurangnya 60 dan secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal mencapai ≥ 75%. (Tim penyusun 2006).


(31)

G. Langkah-langkah Kegiatan Siklus I

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Menetapkan dan mendiskusikan dengan guru mitra mengenai rancangan yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai tindakan.

b. Mengambil data hasil ulangan harian PKn kelas IV semester ganjil yang akan digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok dan skor awal.

c. Menyiapkan pemetaan dan silabus PKn untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d. Menyusun RPP menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. e. Membuat/menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung

proses pembelajaran.

f. Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas belajar peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung. g. Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi

hasil belajar peserta didik.


(32)

23

2. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar dengan pembelajaran menggunakan model Cooperative learning tipe Group Investigation, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

- Memberi penjelasan dan arahan singkat kepada peserta didik tentang model pembelajaran ooperative learning tipe Group Investigation.

- Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap keberhasilan kelompoknya. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan setiap peserta didik dalam kelompok sebagai berikut:

1) Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk dapat memberi tahu temannya yang tidak tahu atau sulit untuk menerima materi, sedangkan anggota kelompok yang masih tidak mengerti hendaknya bertanya kepada temannya yang mengerti sebelum bertanya kepada guru.

2) Pada saat pembelajaran berlangsung, setiap anggota kelompok duduk dalam kelompoknya masing-masing.

- Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.

- Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan materi pada tiap-tiap kelompok.


(33)

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti , guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:

1) Peserta didik menyimak informasi tentang pandangan umum materi yang disampaikan guru.

2) Peserta didik berkumpul dalam kelompok untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat.

3) Guru memberikan bantuan seperlunya sebagai mediator dan motivator. Peserta didik bersama kelompok asal mengerjakan dan mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

4) Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok diwakili oleh wakil kelompok.

5) Peserta didik mengerjakan soal test individual, sebagai pengukuran ketercapaian.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:

1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok (LKK).


(34)

25

2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan 3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari.

4) Guru memberikan penghargaan kelompok.

5) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari.

6) Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran.

3. Observasi dan Evaluasi

Dalam tahap ini peneliti dan guru mitra melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menuangkannya dalam lembar observasi. Kemudian melalui lembar observasi tersebut peneliti dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai acuan membuat rencana perbaikan pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal.


(35)

Refleksi dibuat oleh guru dan peneliti guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.

Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti mengadakan perencanaan ulang. Peneliti merancang kembali bentuk RPP yang pada prinsipnya sama dengan rencana pada siklus I, namun dengan materi yang disesuaikan pada siklus II dengan berbagai perbaikan yang dibutuhkan.

2. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar dengan pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

- Memberi penjelasan dan arahan singkat kepada peserta didik tentang model pembelajaran cooperative learning tipe Group Investigation.

- Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap keberhasilan kelompoknya. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan setiap peserta didik dalam kelompok sebagai berikut:


(36)

27

1) Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk dapat memberi tahu temannya yang tidak tahu atau sulit untuk menerima materi, sedangkan anggota kelompok yang masih tidak mengerti hendaknya bertanya kepada temannya yang mengerti sebelum bertanya kepada guru.

2) Pada saat pembelajaran berlangsung, setiap anggota kelompok duduk dalam kelompoknya masing-masing.

- Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok.

- Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan materi pada tiap-tiap kelompok.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti , guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:

1. Peserta didik menyimak informasi tentang pandangan umum materi yang disampaikan guru.

2. Peserta didik berkumpul dalam kelompok untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat.

3. Guru memberikan bantuan seperlunya sebagai mediator dan motivator. Peserta didik bersama kelompok asal mengerjakan dan mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

4. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok diwakili oleh wakil kelompok.


(37)

5. Peserta didik mengerjakan soal test individual, sebagai pengukuran ketercapaian.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:

1. Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok (LKK).

2. Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan 3. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari.

4. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari.

5. Guru memberikan penghargaan kelompok.

6. Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran.

3. Observasi dan Evaluasi

Proses observasi kembali dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan pada lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi kinerja guru, tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik dan angket respon peserta didik.


(38)

29

Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan pada teknik, cara penyampaian atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai acuan membuat rencana perbaikan pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal. Refleksi dibuat oleh guru dan peneliti guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 63,3 dan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 65,6.

2. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,6 dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 74,6.


(40)

46

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Disarankan bagi siswa agar dapat lebih serius lagi mengikuti pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru melalui model Cooperative Learning tipe Group Investigation, karena model pembelajaran ini dapat menjaga kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya, serta mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan pembelajaran.

2. Bagi guru

Bagi rekan-rekan sejawat (para guru) untuk dapat menerapkan model pembelajan kooperatif tipe Group Investigation guna meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala sekolah

Peneliti menyarankan kepada kepala sekolah untuk dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dan cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat lebih memahami tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah, sehingga dapat menjadi acuan bagi guru dalam penulisan karya ilmiahnya.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadsudrajat.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertianmodel

pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013. Pukul 19.25 WIB.

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung

Hermawan, Herry, Asep. 2007. Belajar Pembelajaran Sekoah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Larasati, Riska. 2005. Analisis Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II SMU Negeri 7 Purworejo. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Marginalers.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertian-model pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013 Pukul 19.25 WIB.

Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Ruminiati. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Departemen Pendidikan Nasional.

S. Arif, Sadiman. Dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan PKn di SD. UPI PRESS. Bandung.

Sunyono. 2009. Perencanaan PTK dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Modul Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(42)

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana. Jakarta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Citra Umbara. Bandung.

Unila. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wardani, IGAK, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Winkle, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia.

Wiratmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(1)

5. Peserta didik mengerjakan soal test individual, sebagai pengukuran ketercapaian.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam RPP yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan cooperative learning tipe Group Investigation. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah:

1. Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok (LKK).

2. Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan 3. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari.

4. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari.

5. Guru memberikan penghargaan kelompok.

6. Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran.

3. Observasi dan Evaluasi

Proses observasi kembali dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan pada lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi kinerja guru, tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik dan angket respon peserta didik.


(2)

29

Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan pada teknik, cara penyampaian atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai acuan membuat rencana perbaikan pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal. Refleksi dibuat oleh guru dan peneliti guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 63,3 dan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 65,6.

2. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,6 dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 74,6.


(4)

46

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Disarankan bagi siswa agar dapat lebih serius lagi mengikuti pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru melalui model Cooperative Learning tipe Group Investigation, karena model pembelajaran ini dapat menjaga kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya, serta mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan pembelajaran.

2. Bagi guru

Bagi rekan-rekan sejawat (para guru) untuk dapat menerapkan model pembelajan kooperatif tipe Group Investigation guna meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala sekolah

Peneliti menyarankan kepada kepala sekolah untuk dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dan cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat lebih memahami tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah, sehingga dapat menjadi acuan bagi guru dalam penulisan karya ilmiahnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadsudrajat.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertianmodel

pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013. Pukul 19.25 WIB.

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung

Hermawan, Herry, Asep. 2007. Belajar Pembelajaran Sekoah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Larasati, Riska. 2005. Analisis Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II SMU Negeri 7 Purworejo. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Marginalers.//http//.akhmadsudrajat.com/2009/pengertian-model pembelajaran kooperatif tipe group investigation/ Diakses 23 Mei 2013 Pukul 19.25 WIB.

Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Ruminiati. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Departemen Pendidikan Nasional.

S. Arif, Sadiman. Dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan PKn di SD. UPI PRESS. Bandung.

Sunyono. 2009. Perencanaan PTK dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Modul Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(6)

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana. Jakarta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Citra Umbara. Bandung.

Unila. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wardani, IGAK, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Winkle, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia.

Wiratmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya. Bandung.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VC SD NEGERI 06 METRO BARAT

0 6 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SD NEGERI 7 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 48

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 112

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 5 57