B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. bagaimanakah model penanggulangan kemiskinan berbasis kemandirian di
Desa Pecangaan Wetan Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara? 2.
bagaimanakah peran BKM dalam menanggulangi kemiskinan di Desa Pecangaan Wetan Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. model penanggulangan kemiskinan berbasis kemandirian di Desa
Pecangaan Wetan Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. 2.
peran BKM dalam menanggulangi kemiskinan di Desa Pecangaan Wetan Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan secara teoretis. Secara teoretis, kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang sosial,
ekonomi, bagaimana model yang tepat penanggulangan kemiskinan dan cara menumbuh kembangkan kemandirian masyarakat.
b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi bahan acuan
dalam penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan apabila akan dilakukan penelitian lanjutan.
2. Praktis
a. Bagi pemerintah, digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memuat kebijakan dalam melaksanakan penanggulangan kemiskinan dengan berbasis nilai kemandirian. Selain itu juga dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi dan dijadikan bahan masukan untuk menyusun suatu kebijakan baru dalam kaitannya dengan penanggulangan
kemiskinan berbasis kemandirian dan peran negara dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
b. Bagi masyarakat, untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai pentingnya penanggulangan kemiskinan dengan basis kemandirian dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
c. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga
dapat dilakukan penelitian lanjutan dan dapat dijadikan pengalaman sebagai calon pendidik.
E. Penegasan Istilah
1.
Peran BKM
a. Peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status. Seseorang yang telah melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Dalam penelitian ini seseorang yang melaksanakan perannya yaitu Badan
Keswadayaan Masyarakat BKM. b.
BKM BKM merupakan singkatan dari Badan Keswadayaan Masyarakat yang
merupakan istilah umum untuk suatu institusi lembaga masyarakat dengan kedudukan sebagai pimpinan kolektif dari suatu organisasi masyarakat di
tingkat kelurahan. BKM sebagai lembaga pimpinan kolektif sebagai motor penggerak
penumbuhan kembali capital social seperti solidaritas, kesatuan, gotong royong dan sebagainya. Diharapkan BKM mampu memperjuangkan aspirasi
dan kebutuhan masyarakat miskin, agar mereka benar-benar terlibat aktif dan intensif dalam proses pengambilan keputusan penting, yang pada
dasarnya BKM merupakan wadah perjuangan dan wadah aspirasi masyarakat kelurahan, khususnya dalam kaitan dengan penanggulangan
kemiskinan.
Jadi peran BKM Budi Luhur Mandiri yang ada di Desa Pecangaan Wetan yaitu melaksanakan suatu hak dan kewajiban dari BKM dalam
melaksanakan program penanggulangan kemiskinan di desa tersebut. 2.
Penanggulangan Kemiskinan
a. Penanggulangan
Penanggulangan merupakan sebuah cara atau perbuatan
menanggulangi. Penanggulangan di sini yaitu dalam hal kemiskinan. Jadi penanggulangan
kemiskinan merupakan
sebuah cara
untuk menanggulangi kemiskinan.
b. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup untuk mencukupi kebutuhan fisik maupun non fisiknya.
Dapat juga diartikan bahwa kemiskinan adalah kurangnya pendapatan seseorang untuk memenuhi kubutuhan pokoknya yaitu sandang, papan,
dan pangan. Dengan demikian jika ditelaah menurut sudut penegasan istilah,
makna penanggulangan kemiskinan berdasarkan judul skripsi saya adalah suatu cara atau perbuatan untuk menanggulangi kondisi seseorang yang
tidak terpenuhi hak dasarnya fisik dan non fisik. Penanggulangan kemiskinan yang dimaksud di sini yaitu menanggulangi kemiskinan yang
ada di Desa Pecangaan Wetan.
Kemiskinan yang ada di Desa Pecangaan Wetan tergolong dalam kemiskinan relatif dimana pendapatan yang berada pada posisi di atas
garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibanding pendapatan masyarakat yang ada di sekitarnya. Karena dengan pendapatan yang
mereka dapatkan masih belum dapat untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Indikator yang digunakan oleh pemerintah Desa
Pecangaan Wetan maupun BKM dalam mengategorikan masyarakat miskinnya yakni diantaranya terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dan pendidikan, jenis lantai bangunan maupun jenis dinding tempat tinggal yang terbuat dari
tanahbambukayu, tidak memiliki fasilitas buang air besar dan lain sebagainya.
3.
Kemandirian
Kemandirian merupakan keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian juga terlihatnya potensi pada diri
sendiri terhadap suatu keadaan tanpa bergantung pada orang lain. Jadi kemandirian menurut peneliti adalah suatu kondisi dimana
seseorang tidak bergantung pada suatu otoritas dan tidak memerlukan arahan serta mampu berdiri sendiri. Dengan tujuan masyarakat miskin Desa
Pecangaan Wetan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bergantung pada orang lain
.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Mubyarto 1988:163 mendefinisikan kemiskinan adalah manifestasi dari keadaan dan keterbelakangan masyarakat, sehingga melalui upaya-
upaya pendidikan dan ‘modernisasi’, kemiskinan dan keterbelakangan akan berkurang. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut Soekanto, 2007:320. Kemiskinan oleh Tjiptoherijanto dalam Purnomo, 2013:3
mendefinisikan bahwa kemiskinan mempunyai arti ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan fisik dan non fisik. Pengertian lain
disampaikan oleh Loekman Soetrisno dalam Purnomo, 2013:3 mengemukakan pendapatnya tentang kemiskinan adalah suatu hal yang
komplek dan karenanya tidak dapat dijelaskan dengan hanya melihat satu segi saja. Sedangkan Seabrook 2006:20 menyatakan kemiskinan adalah
suatu keadaan kekurangan yang absolut tiadanya kebutuhan pokok untuk