pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
c. Aras Mikro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar
large-system-strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada
sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak
Suharto, 2010:66-67.
5. Kemandirian dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan
a. Partisipasi Masyarakat
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebuah proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan
sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses Suharto, 2010:60.
Indikator pemberdayaan menurut Suharto 2011 dalam Anwas, 2013:40 mencakup empat hal, yaitu: merupakan kegiatan yang terencana
dan kolektif, memperbaiki kehidupan masyarakat, prioritas bagi kelompok lemah atau kurang beruntung, serta dilakukan melalui program peningkatan
kapasitas. Salah satu indikator penting dalam pemberdayaan masyarakat adalah
seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat bukan sekedar keterlibatan masyarakat dalam pembangunan saja. Partisipasi
masyarakat juga bukan sekedar alat atau mobilisasi tertentu untuk mencapai tujuan individu atau kelompok tertentu. Partisipasi merupakan suatu proses
dan tujuan dalam mencapai tujuan pembangunan. Partisipasi masyarakat terlibat secara aktif baik fisik maupun psikis. Partisipasi mengandung makna
keterlibatan adanya kesadaran untuk berubah, terjadinya proses belajar menuju kearah perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan yang lebih
baik Anwas, 2013:93. Pemberdayaan juga menekankan pada proses, bukan semata-mata hasil
output dari proses tersebut. Oleh karena itu ukuran keberhasilan
pemberdayaan adalah seberapa besar partisipasi atau keberadayaan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat. Meskipun pemberdayaan
masyarakat bukan semata-mata konsep ekonomi, tetapi seringkali ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Penuntasan
kemiskinan tidak sekedar meningkatkan pendapatan, tetapi perlu dilakukan secara holistik yang menyangkut aspek kehidupan dasar manusia, seperti:
gizi dan kesehatan, ketersediaan lapangan pekerjaan, jumlah keluarga dan anggotanya, tingkat pendidikan, lingkungan, serta aspek lain yang dapat
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pemberdayaan juga tidak dapat dilakukan secara parsial. Pemberdayaan perlu dilakukan secara
berkesinambungan melalui tahapan-tahapan sistematis dalam mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat kearah yang lebih baik Anwas,
2013:51. Penuntasan
kemiskinan dapat
dicapai dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Karena melalui kegiatan pemberdayaan semua
potensi yang dimiliki masyarakat didorong dan ditingkatkan untuk berdaya dan melawan faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan.
b. Pengertian Kemandirian