Sistematika Penulisan Skripsi Belajar

5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman siswa dengan menerapkan model pembelajaran TWA pokok bahasan listrik dinamis di kelas X SMP Teuku Umar Kota Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang penerapan model TWA dalam pembelajaran analogi yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran konsep listrik dinamis.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar, skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal skripsi terdiri atas : lembar judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, lembar pernyataan, lembar motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri atas Bab I Pendahuluan yang memuat: latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi; Bab II Landasan teori, kerangka berpikir dan hipotesis; Bab III Metode Penelitian yang memuat: lokasi penelitian subjek penelitian desain penelitian indikator keberhasilan metode dan instrumen pengumpulan data; Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi hasil analisis data, pembahasan, serta kelemahan penelitian; Bab V Penutup yang memuat : simpulan, saran. Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Belajar

Belajar adalah suatu proses berpikir, perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Teori field Kurt Lewin menyatakan belajar adalah perubahan kognitif pemahaman. Belajar bukan hanya ulangan tetapi perubahan, struktur pengertian Pasaribu dan Simandjutak 1980:69. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi sesuai dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki. Teori belajar kontruktivisme menurut Ausubel, akan terjadi rote learning hafalan bila anak-anak tidak dapat menghubungkan informasi yang diterima dengan struktur kognitifnya. Akibatnya anak akan lekas lupa. Kecakapan untuk menghubungkan informasi baru dengan pengertian-pengertian yang telah dimiliki adalah penting. Struktur kognitif merupakan dasar untuk dapat menghubungkan dan menguatkan informasi-informasi baru secara teratur. Strategi mengajar yang baik akan mencegah terjadinya rote learning yaitu dengan cara meminta murid untuk dapat menyatakan ide-ide baru menurut cara atau kata-kata mereka sendiri, dan memaksanya untuk menentukan inti dari pengetahuan atau informasi baru itu Ahmadi dan Supriyono 2004:233. 7 Berdasarkan teori-teori di atas belajar adalah perubahan pemahaman yang terjadi karena kemampuan siswa dalam mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru. Menghubungkan pengetahuan yang telah didapatkan dengan pengetahuan yang baru dipelajari akan menguatkan pengetahuan-pengetahuan baru secara teratur dan mencegah terjadinya rote learning atau hafalan.

2.2 Analogi