Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

27

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan daftar nama siswa, dan daftar skor tes awal siswa saat dilakukan penelitian 3.4.2 Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi listrik dinamis. Tes yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. 3.4.3 Metode Angket Metode angket digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa menganalogikan dengan tepat. Angket yang digunakan adalah angket tertutup berbentuk pilihan ganda.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Uji Coba Tes Instrumen tes diuji cobakan pada kelas IX 1 tahun ajaran 20092010 karena telah mendapatkan materi listrik dinamis. 3.5.1.1 Validitas butir soal Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah teknik korelasi point biserial yaitu dengan menggunakan rumus: q p S M M r t t p pbi 28 Keterangan: pbi r = koefisien korelasi point biserial = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya t M = rerata skor total t S = standar deviasi dari skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah q = 1- p Arikunto 2006:79 Harga r pbis r hitung yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel tabel kritis r product momen dengan taraf signifikan 5 . Jika harga r hitung r tabel maka item soal yang diuji bersifat valid. Dari analisis data hasil uji coba soal penelitian didapatkan bahwa validitas butir soal yang memiliki nilai r hitung r tabel terdapat 30 soal. Jika diambil harga tingkat kesalahan α 5 dengan banyaknya peserta uji coba N = 38 siswa, maka diperoleh r tabel = 0,320 karena r hitung pada 60 soal lebih besar dari r tabel , maka butir soal yang valid adalah 38. Hasil uji validitas tiap butir terdapat pada Lampiran 7. 3.5.1.2 Reliabilitas soal Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah rumus KR 21 yaitu: Keterangan: p M 2 11 1 1 t S n M n M n n r 29 r 11 = reliabilitas instrumen n = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata S t = standar deviasi dari tes Arikunto 2006: 103 Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikansi 5. Jika harga r 11 r tabel product moment maka item soal yang diuji bersifat reliabel. Dari uji coba perangkat tes, diperoleh hasil sebagai berikut r 11 = 0,874 . Hasil uji reliabelitas instrumen terdapat pada Lampiran 10. 3.5.1.3 Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Taraf kesukaran butir soal tes dicari dengan rumus: P = Js B Keterangan : P = Proporsi angka indeks kesukaran soal B = banyak peserta yang menjawab betul butir soal yang bersangkutan Js = Jumlah peserta yang mengikuti tes pemahaman Arikunto 2006: 208. Kriteria indeks kesukaran soal adalah: - soal dengan P 0.00 sampai 0.30 adalah soal sukar - soal dengan P 0.31 sampai 0.70 adalah soal sedang - soal dengan P 0.71 sampai 01.00 adalah soal mudah 30 Dari uji coba perangkat tes diperoleh 4 butir soal sukar, 3 butir soal mudah, dan 53 butir soal sedang. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8. 3.5.1.4 Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminan yang dicari dengan rumus: D = b b a a J B J B Keterangan : J a = banyaknya peserta kelompok atas J b = banyaknya peserta kelompok bawah B a = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B b = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar 0,00 D 0,20 : soal jelek 0,21 D 0,40 : soal cukup baik 0,41 D 0,70 : soal baik 0,71 D 1,00 : soal baik sekali Arikunto 2006:213 Jika D = negatif, semuanya tidak baik. Jika semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang. Dari perhitungan diperoleh butir soal yang daya bedanya sangat jelek berjumlah 8 soal, soal yang daya bedanya jelek berjumlah 8 soal, soal yang daya bedanya cukup berjumlah 16 soal, sedangkan soal dengan daya beda baik berjumlah 28 soal. Sebagai contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9. 30 3.5.2 Analisis Data Angket Untuk menganalisis data digunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengkuantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan memberikan skor untuk masing-masing jawaban. 2. Tiap butir pertanyaan untuk masing-masing indikator yang telah ditanggapi oleh responden dihitung dengan menggunakan deskriptif presentase sebagai berikut: 100 x N n Sudjana 1996:13 Keterangan: = persentase n = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah nilai maksimum untuk tiap indikator Hasil analisis yang dipersentasekan kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif seperti Tabel 3.1 Tabel 3.1 Kriteria persentase tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan model TWA Persentase Jawaban Predikat Kriteria Tingkat Pemahaman 81-100 Sangat tinggi Pemahaman sangat tinggisangat paham 66-80 Tinggi Pemahaman tinggipaham 56-65 Rendah Pemahaman rendahkurang paham 0-55 Sangat rendah Pemahaman sangat rendahtidak paham Arikunto 2006:242. 31 3.5.3 Analisis Data Pemahaman Siswa 3.5.3.1 Ketuntasan Belajar Klasikal Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan deskriptif presentase sebagai berikut: 100 x N n Sudjana 1996:13 Keterangan: = persentase n = jumlah siswa yang tuntas secara individual N = jumlah seluruh siswa 3.5.3.2 Peningkatan Rata-rata Pemahaman Kognitif uji normal gain Peningkatan rata-rata pemahaman siswa dapat dihitung menggunakan rumus normal gain. Gain rata-rata peningkatan hasil belajar kognitif merupakan perbandingan gain rata-rata aktual dengan gain rata-rata maksimum. Nilai gain rata-rata aktual siklus I ke siklus II adalah selisih skor rata-rata siklus II terhadap skor rata-rata siklus I. I I II Ssiklus Ssiklus Ssiklus g 100 Keterangan: I siklus = Skor rata-rata siklus I II siklus = Skor rata-rata tes siklus II Kriteria faktor gain g : tinggi jika g 0,7 sedang jika 0,3 g 0,7 32 rendah jika g 0,3 Wiyanto, 2008:86.

3.6 Indikator Keberhasilan