Cara Pemeriksaan dengan Metode Natif Cara Pemeriksaan dengan Metode Apung

D. Analisis Data

Hasil pengamatan didokumentasikan dalam bentuk foto dan hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Penentuan angka prevalensi diperoleh dari: jumlah kukang yang terinfeksi parasit protozoa dibagi dengan jumlah total kukang yang diperiksa dikali 100 seperti rumus berikut: Prevalensi = x 100 Gaspersz, 1991, Keterangan: N : jumlah kukang sumatera positif terinfeksi protozoa S : jumlah total kukang sumatera yang diperiksa

E. Bagan Alir Penelitian

Untuk lebih jelasnya proses penelitian yang dilakukan ditampilkan dalam bagan alir penelitian seperti pada gambar 11. Gambar 11. Bagan alir penelitian identifikasipemeriksaan sampel dan penghitungan protozoa usus pada sampel feses kukang sumatera Tahap pengambilan sampel feses kukang sumatera Persiapan alat dan bahan Feses diambil secara langsung pada malam hari ± 3-5 gram dengan menggunakan sendok plastik dimasukan ke dalam botol plastikpot kecil 30 ml, masing-masing telah diberi larutan alkohol 70, alkohol 80, formalin 5, formalin 10, serta botol plastik tanpa larutan media sampai sampel feses terendam Tahap identifikasi pemeriksaan sampel dan penghitungan jumlah protozoa Pemeriksaan dengan menggunakan dua metode antara lain: 1. Pemeriksaan dengan metode natif untuk mengetahui jenis protozoa usus 2. Pemeriksaan dengan metode apung untukperhitungan jumlah ookista protozoa Analisis data Penentuan angka prevalensi yang diperiksa menggunakan rumus menurut Gaspersz 1991: Prevalensi = x 100 , dimana: N : jumlah kukang sumatera positif terinfeksi protozoa S : jumlah total kukang sumatera yang diperiksa Untuk mengetahui jumlah ookista digunakan rumus menurut Colville 1991 dan Nolan 2006: Jumlah ookista = Ookista yang ditemukan pada kamar hitung x 100 selgram

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil identifikasi protozoa parasitik pada feses kukang sumatera menggunakan metode natif diperoleh tiga famili yaitu Eimeriidae, Endamoebidae, dan Balantiidae dengan empat spesies protozoa yaitu Isospora sp., Cryptosporidium parvum, Entamoeba coli, dan Balantidium coli. Sedangkan hasil identifikasi protozoa non parasitik hanya diperoleh satu famili yaitu Oxytrichidae dengan satu spesies Oxytrichia granulifera. 2. Hasil jumlah perhitungan ookista dengan metode apung ditemukan ookista Eimeria sp. dengan jumlah 200 selgram. 3. Prevalensi protozoa usus yang menginfeksi kukang sumatera yaitu Cryptosporidium parvum sebesar 27,2, Balantidium coli sebesar 10,4, Entamoeba coli sebesar 42,4, Isospora sp. sebesar 20, dan Oxytrichia granulifera sebesar 0,8. 4. Prevalensi protozoa usus yang menginfeksi kukang sumatera berdasarkan berbagai macam media dan konsentrasi berbeda adalah pada kontrol sebesar 2, pada alkohol70 sebesar 9,2, pada alkohol 80 sebesar