Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

47 Berkaitan dengan hal di atas, maka kiranya dapat dipahami bahwa pengembangan program multimedia pembelajaran interaktif dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. Pembelajaran bahasa Inggris membutuhkan interaksi yang lebih dari mata pelajaran yang lain. Hal ini dikarenakan pembelajaran bahasa Inggris merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman bentuk dan karateristik buah-buahan dalam pembelajarannya. Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran yang tidak bersifat vebalistik karena membutuhkan tingkat abstraksi yang tinggi. Dibutuhkan suatu alternatif media yang dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran siswa dimana tidak menekankan pada verbalistik atau kata-kata juga dapat menyampaikan pesan pembelajaran serta dapat merangsang siswa untuk belajar. Sehingga siswa dapat dengan sendirinya membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran akan lebih efektif apabila peserta berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut, misalnya peserta didik tidak hanya memperoleh informasi dari guru saja, akan tetapi dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar peserta didik. Dalam pembelajaran, pengajaran tidak lagi berpusat pada pengajar teacher centered learning, melainkan pembelajaran berpusat pada siswa student centered learning yaitu belajar secara individual atau mandiri menggali mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan informasi melalui internet atau media teknologi informasi lainnya.

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil pengamatan awal terdapat beberapa kendala yaitu guru merasa sangat kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran yang banyak namun memiliki waktu mengajar yang sangat sedikit. Serta dituntut peserta didik yang di ajar memahami semua materi. Guru masih memberikan materi melalui metode konvensional. Metode ceramah ini masih sering digunakan guru dalam menjelaskan materi-materi teori, yang 48 terjadi siswa sering sekali tidak memperhatikan guru saat menerangkan. Sehingga pembelajaran kurang optimal. Berbagai permasalahan diatas dapat diupayakan guru menggunakan sebuah media yang dirasa sangat tepat yaitu multimedia pembelajaran interaktif. Menurut Daryanto 2010:52 karateristik multimedia pembelajaran interaktif yaitu member kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bias menggunakan tanpa bimbingan orang lain. Gambar 2.4 Alur Kerangka Berpikir Alur dalam penelitian ini mengacu pada kerangka berpikir diatas. Terdapat lima tahapan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. 49 Analysis yaitu tahap awal dalam mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif. Tahap ini meliputi analisis kebutuhan pengembangan media yang mencakup analisis pasar, analisis mata pelajaran, analisis materi. Design merupakan tahapan merancang multimedia pembelajaran yang mencakup merancang GBIM Garis Besar Isi Media yang berisi apa saja yang akan ditampilkan atau disajikan dalam MPI, setelah itu dijabarkan melalui naskah. Development yaitu tahap memproduksi media berdasarkan GBIM dan naskah yang telah dibuat sebelumnya. Pembuatan naskah sangat penting karena untuk mempermudah dalam membuat media. Software yang digunakan dalam memproduksi MPI ini yaitu Adobe Flash CS6. Implementation yaitu tahap menguji atau menerapkan multimedia pembelajaran interaktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun sebelum diujikan dalam kelas MPI yang sudah jadi divalidasi oleh ahli media dan ahli materi terlebih dahulu. Evaluation yaitu tahap terakhir dalam proses penelitian pengembangan media ini. Tahap evaluasi ini menghitung, mengukur, dan menganalisis seberapa efektif program multimedia pembelajaran interaktif yang dibuat.

2.7 Hipotesis