Modeling Methods of Physics Instruction Problem Solving

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan Modeling Methods of Physics Instruction dapat mengembangkan kemampuan problem solving siswa kelas VIII SMP.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

1 Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran Fisika dengan menerapkan variasi metode pembelajaran. 2 Meningkatkan pemahaman materi khususnya pada pokok bahasan alat optik sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal.

1.4.2 Bagi Guru

1 Mendapatkan pengalaman pengelolaan pembelajaran baru yang dapat menggugah motivasi serta minat siswa sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Modeling Methods of Physics Instruction

Modeling Methods of Physics Instruction merupakan metode modeling yang digunakan dalam pembelajaran Fisika. Metode modeling merupakan hasil pengembangan metode pembelajaran berbasis penelitian program sekolah tinggi ilmu pendidikan yang didukung oleh National Science Foundation NSF dari tahun 1989-2005. Menurut Hestenes dan Wells sebagaimana dikutip oleh Jackson et al. 2008: 1, metode modeling mengekspresikan penekanan pada penerapan dari model konseptual dari fenomena fisika sebagai aspek sentral untuk belajar dan menerapkan ilmu. Definisi model konseptual menurut Hestenes 1987: 4 adalah obyek pengganti dan representasi konseptual dari suatu hal yang nyata. Hestenes 2007 mengemukakan bahwa penggunaan metode modeling dalam pembelajaran Fisika dapat diaplikasikan untuk pembelajaran materi yang dianggap sulit. Model konseptual diperlukan ketika fenomena nyata sulit untuk dijelaskan. Model konseptual dalam penelitian ini adalah model alat optik menggunakan alat sederhana, gambar, dan animasi. Model tersebut merupakan representasi dari konsep alat optik. Model konseptual membantu siswa dalam memahami konsep materi alat optik.

1.5.2 Problem Solving

Menurut Hestenes 1987: 3, dalam pembelajaran Fisika, terdapat dua jenis pengetahuan ilmiah yaitu faktual dan prosedural. Pengetahuan faktual terdiri dari teori, model, dan data empiris yang ditafsirkan oleh model sesuai dengan teori, sedangkan pengetahuan prosedural terdiri dari strategi, taktik, dan teknik untuk mengembangkan, memvalidasi, dan memanfaatkan pengetahuan faktual. Kemampuan problem solving merupakan kemampuan prosedural yang termasuk keterampilan tingkat tinggi yang meliputi visualisasi, asosiasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi, penalaran, analisis, sintesis, dan generalisasi yang semuanya perlu dikelola dan terkoordinasi Garofalo Lester, 1985: 169. Niss 2012: 5 mengemukakan langkah-langkah problem solving dalam pembelajaran Fisika, antara lain: 1 Mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah 2 Mampu mengkonstruksi pemecahan masalah 3 Menjalankan solusi 4 Membuat kesimpulan.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi