37 37
Gambar 4.2. Data Analisis Kemampuan Problem Solving Siswa Kelas
Eksperimen
Kedua gambar di atas menunjukkan peningkatan kemampuan problem solving pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan metode modeling lebih efektif dibandingkan metode ceramah.
4.2.2.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji satu pihak kanan
karena data berdistribusi normal dan terdapat kesamaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji satu pihak kanan digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar Fisika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil uji satu pihak dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah
2. Mengkonstruksi pemecahan masalah
3. Menjalankan solusi 4. Membuat kesimpulan
38 38
Tabel 4.11. Hasil Uji Satu Pihak Kanan Data
t
hitung
t
tabel
Kriteria
Postest 2,41
2.01 Ha diterima
Pada perhitungan uji satu pihak diperoleh t
hitung
lebih besar dari pada t
tabel
dengan dk = 51 dan α = 5 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha diterima. Hal
ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar Fisika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Uji peningkatan rata-rata gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar Fisika. Hasil uji peningkatan rata-rata gain dapat dilihat pada Tabel
4.12.
Tabel 4.12. Hasil Uji Peningkatan Rata-rata Gain
Data Kontrol
Eksperimen
Pretest 44,52
45,46 Postest
55,29 61,39
Gain g 0,19
0,29 Kriteria
Rendah Rendah
Selain uji satu pihak kanan dan uji peningkatan rata-rata hasil belajar, dilakukan juga uji signifikansi peningkatan rata-rata hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Uji signifikansi peningkatan rata-rata hasil belajar digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar yang lebih baik antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil uji signifikansi peningkatan rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Kelas
Rata-Rata Peningkatan
t
hitung
t
tabel
Kriteria Pretest
Posttest
Eksperimen 45,46
61,39 15,93
3,34 2,01
Ha diterima Kontrol
44,52 55,29
10,77
39 39
Pada perhitungan uji signifikansi peningkatan rata-rata hasil belajar diperoleh t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
dengan dk = 51 dan α = 5 . Hasil
tersebut menunjukkan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti bahwa peningkatan rata- rata hasil belajar Fisika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar Fisika pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol tetapi
peningkatan pada kedua kelas masih termasuk dalam kriteria rendah.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pretest diperoleh bahwa rata-rata nilai pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tergolong rendah. Rata-rata nilai pretest kelas
eksperimen 45,46 dan nilai pretest kelas kontrol 44,52. Hasil pretest yang rendah ini disebabkan oleh kebiasaan siswa yang lebih sering mengerjakan soal
berbentuk pilihan ganda sehingga siswa merasa kesulitan memecahkan masalah dalam bentuk soal uraian. Selain itu, kemampuan problem solving siswa pada
pretest juga tergolong rendah. Persentase siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol paling dominan berada pada tingkatan mengkonstruksi pemecahan
masalah atau tingkat dua. Pada kelas eksperimen, presentase siswa yang mampu mengkonstruksi pemecahan masalah sebesar 48,15 sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 43,85. Kemampuan problem solving siswa pada pretest juga tergolong kategori novice. Hasil ini ditunjukkan oleh beberapa indikator problem
solving behaviors kategori novice yaitu terdapat kesalahan konsep dan atau penerapannya. Berdasarkan analisis data, presentase kesalahan konsep dan atau
penerapannya pada kelas eksperimen sebesar 8,35 sedangkan pada kelas kontrol