Resistor Variabel Hukum Kirchoff 1

Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 150

5. Resistor Variabel

Apa yang kalian ketahu tentang “Resistor Variabel” ?. benarkah disebut juga dengan potensiometer ? dan apa pula Rheostat ? Diskusikan bersama teman-temanmu, dan cari informasi tersebut selengkap mungkin melalui internet dan literatur-literatur lainnya. Presentasikan bersama kelompokmu. Untuk lebih memahai tentang resistor variabel, coba kalian persiapkan ; 1. Potensiometer 100 KΩ 2. 2 buah resistor tetap masing masing 150 KΩ dan 5 KΩ 3. Sumber tegangan variabel 0 - 30 VDC 4. Kabel penghubung. Prosedur Pengamatan 1. Susun rangkaian berikut : 2. Berikan catu daya sebesar 24 Volt 3. Atur potensio ke nilai minimum, amati arus yang mengalir pada rangkaian, masukan pada tabel 4. Ukur tegangan pada R1 Dan R2, masukan pada tabel 5. Matikan catu daya. Lepas potensio dari rangkaian, ukur dengan ohm meter nilai resistansinya, catat pada tabel 6. Pasang kembali potensio pada rangkaian, putar ¼ putaran, amati kembali arus yang mengalir pada rangkaian Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 151 7. Nyalakan kembali catu daya, ulangi langkah 3 sampai 6 dengan posisi putaran potensio ½ putaran, ¾ putaran dan posisi maksimal, amati arus yang mengalir pada setiap putaran potensio tersebut dan nilai resistansi potensionya pada tabel Tabel pengamatan resistor variabel Potensio Putaran VR volt VR2 volt VR Pot volt I rangkaian mA R potensio Kohm 0 putaran ¼ putaran ½ putaran ¾ putaran 1 putaran

6. Hukum Kirchoff 1

Tugas 6 Perlu di pelajari Pada gambar tersebut, titik pertemuan kawat A aliran arus listrik yang masuk ; I1, I2, I3 dan I4 berkumpul di titik A dan keluar menuju titik B yaitu Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 152 titik I5. Jika aliran arus listrik yang masuk kita sebut aliran listrik plus, dan aliran listrik yang keluar dari titik itu kita sebut minus, maka kalian bisa menuliskan rumusnya yaitu :.......................... Coba kalian jelaskan keadaan titik-titik A dan B menjadikan definisi dari hukum Kirchoff 1 Mengamati kuat arus pada rangkaian yang tidak bercabang Untuk mempelajari hukum kirchoff ini maka kalian harus mempersiapkan : 1. Sebuah ampermeter yang memiliki batas ukur 0 – 1 Amper 2. Dua buah baterai 1,5 V 3. Dua buah lampu 1,25 V Pengamatan 1 : 1. Susunlah rangkaian tidak bercabang seperti berikut : 2. Mula-mula pasanglah ampermeter pada posisi 1, kemudian posisi 2, posisi 3, dan posisi 4. 3. Pada setiap posisi ampermeter, bacalah kuat arus yang ditunjukkan oleh ampermeter. Tabel pengukuran arus pada rangkaian tidak bercabang Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 153 No I mA Amp 1 Amp 2 Amp 3 Amp 4 Dari hasil pengamatan diatas. Simpulkanlah oleh kalian kuat arus pada rangkaian yang tidak bercabang tersebut Sekarang mari kita selidiki kuat arus pada rangkaian bercabang, siapkan : 1. Tiga buah ampermeter 2. Satu biah baterai 1,5 V 3. Dua buah lampu 1,25 V 4. Susun rangkaiannya sepeti berikut : 5. Bacalah kuat arus pada ampermeter A1, A2 dan A3 ketika ketiga switch di tutup dan ketika secara bergantian tiap switch dibuka Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 154 6. Pada langkah 5, banduingkanlah kuat arus pada A3 dengan jumlah kuat arus pada A1 dan A2. Tabel pengukuran arus pada rangkaian bercabang Switch Ampermeter mA S1 S2 S3 A1 A2 A3 on on on on off on off on on Nyatakan kesimpulan kalian tentang kuat arus pada rangkaian bercabang Apa yang didapat oleh penunjukan ampermeter A1 dan A2 dan A3 ? Review : Perhatikan rangkaian gambar dibawah, tentukan kuat arus yang melalui R2, R3, R6 dan R7, dan kemana arah aliran arusnya tandai dan lengkapi dengan arah panah Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 155 Pengamatan 2 : Siapkan peralatan dan bahan untuk kegiatan ini; 1. Catu daya variabel 2. Experimentor Peaching Unit 3. Multimeter 4. Resistor R1 – R6 = 2200 Ohm 5. Kabel penghubung Ukur dan catat terlebih dahulu nilai resistansi tiap resistor Resistor R1 R2 R3 R4 R5 R6 nilai Rakitlah rangkaian seperti berikut Berikan catu daya sebesar 30 V pada sirkit, kemudian ukur dan cata didalam tabel tegangan jatuh serta besarnya arus pada masing-masing resistor. Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 156 Tabel pengukuran arus dan tegangan pada rangkaian kombinasi A V Resistansi volt I Resistansi mA R1 R2 R3 R4 R5 R6 IR1 IR2 IR3 IR4 IR5 IR6 Langkah Pencegahan Amati semua langkah pencegahan mengenai pemakaian ampermeter saat pengukuran arus. Yakinkan bahwa catu daya mati sebelum melakukan perubahan dalam sirkit Coba sekarang kalian lepaskan R1 dari rangkaian dan ulangi pengamatan dari awal. Catat kembali hasilnya pada tabel R2 R3 R4 R5 R6 Itotal E volt I m A Review Tuliskan rumus untuk mencari arus total It dari rangkaian diatas, dan hitung pula besarnya tegangan pada VR4 dan VR2 ? Pembagi tegangan berbeban Dari suatu pembagi tegangan tanpa beban, jika sebuah beban terhubung padanya, maka menjadi suatu pembagi tegangan berbeban dan dengan demikian berarti menjadi suatu rangkaian campuran lihat gambar..... Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 157 I U R b U b I q I Arus komponen quadrat I Arus beban b q R 1 I b R 2 Gambar 4.10 Pembagi tegangan berbeban Tegangan jatuh pemakaian tegangan beban terletak pada tahanan parallel R 2,b . Tegangan total U berpengaruh pada tahanan total R 1 + R 2,b Dengan demikian sebagai rumus pembagi tegangan berlaku: U U R R R b 2,b 1 2,b +  Rumus pembagi tegangan pembagi tegangan berbeban R R R R R 2,b 2 b 2 b +   R 2b tahanan parallel dalam  R 1 tahanan bagian dalam  U tegangan total dalam V U b tegangan beban dalam V Soal : Tentukanlah tegangan U b untuk pembagi tegangan berikut ini a dengan tahanan beban b tanpa tahanan beban Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi 158 U=140V R =10k b U b I q R =20k 1 R = 40k 2 I I b Gambar 4.11 Pembagi tegangan berbeban Pengayaan lanjutan Menarik perhatian, bahwa melalui pembebanan tegangan keluaran berkurang sangat besar. Penyebabnya, bahwa melalui tahanan beban maka tahanan total rangkaian mengecil, dengan begitu penyerapan arusnya meningkat dan tegangan jatuh pada tahanan R 1 lebih besar oleh karenanya tegangan U b menjadi lebih kecil. Untuk memperkecil perbedaan tegangan pada pembagi tegangan dari tanpa beban ke berbeban, tahanan beban terpasang harus lebih besar dari tahanan total pembagi tegangan. Tetapi dalam hal ini harus diperhatikan, bahwa tahanan pembagi tegangan jangan sampai menjadi terlalu kecil, disini jika tidak, maka akan mengalir arus I q yang besar dan terjadi kerugian yang besar. Pemakaian: oleh karenanya pembagi tegangan berbeban hanya dipasang, jika dia tidak ada kegunaannya, untuk menetapkan suatu pembangkit tegangannya sendiri atau hal tersebut tidak mungkin atau, jika arus yang melalui beban dapat dipertahankan kecil.

7. Hukum Kirchoff 2