Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data

perpustakaan, terjual di toko-toko buku maupun tersimpanterdokumentasikan di kantor-kantor terkait.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang yang berkonflik, tokoh agama, dan birokrat kota Bogor. Dengan demikian penulis lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell 2010; 264 dan Bogdan dan Biklen 1982: 33-36 tentang ciri-ciri kualitatif khususnya dalam instrumen penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan manusia. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yang meliputi studi wawancara mendalam, studi dokumentasi, studi literatur dan observasi. Pengambilan data dilakukan dengan metode snowball sampling dengan proses jumlah kecil informan kemudian melibatkan pihak yang terkait dengan informan awal untuk dijadikan informan dan seterusnya sehingga menjadi besar seperti bola salju snowball. Untuk menggali informasi dari sumber data yang dipilih digunakan sejumlah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. a. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data dengan menyaksikan secara langsung realitas sosial, fakta sosial, atau peristiwa sosial yang menjadi objek penelitian. Pengamatan ini dilakukan pada lingkungan Kota Bogor dimana peristiwa konflik antara sekelompok kaum muslim dengan jemaat gereje GKI Taman Yasmin terjadi, yang diteliti secara non partisan, terutama untuk menyaksikan bagaimana para pelaku konflik bergerak dan berhubungan dengan pihak-pihak luar yang berkaitan dengan konflik itu untuk membangun resolusi konflik. b. Wawancara mendalam indepth inverview dilakukan dengan para informan baik secara formal maupun informal, interaktif, dan melalui pertanyaan dan jawaban yang terbuka. Walaupun pada awalnya peneliti sudah mempersiapkan daftar pertanyaan, pada pelaksanaannya, tidak kaku mengikuti daftar pertanyaan yang telah dibuat. Wawancara mengalir sesuai dengan respon atau jawaban informan. Hal terpenting dari kegiatan wawancara adalah dapat menggali semua data yang dicari.Seperti pada tradisi fenomenologi sebagaimana dikemukakan Creswell 1998:122 “for a phenomenological study, the process of collecting information involves primarily in-depth interviewrs”, maka dalam penelitian ini wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data yang diutamakan. Hasil-hasil wawancara terdokumentasi dalam perekam audio tape recorder dan perekam gambar hidup handycam dan foto. c. Studi Dokumentasidilakukan untuk mempelajari sumber-sumber tertulis baik berupa laporan penelitian, dokumen resmi negara, buku teks, surat edaran, pamplet, selebaran, artikel di media massa, dan catatan-catatan pribadi, makalah, dan artikel di jurnal, Studi dokumentasi ini dipilih atas dasar bahwa dalam sumber-sumber tertulis tersebut akan dapat diperoleh ungkapan pemikiran dan pernyataan sikap dari para pakar, birokrasipolitisi, para pelaku konflik, para pihak yang terlibat dalam membangun resolusi konflik, dan para pengamat dalam bidang yang menjadi pusat perhatian penelitian ini. D. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, teknik penentuan subjek penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala kompleksitas yang berkaitan dengan analisis resolusi konflik antarumat beragama melalui pendekatan kewarganegaraan. Meskipun demikian, pemilihan subjek penelitian tidak dimaksudkan untuk mencari persamaan yang mengarah pada pengembangan generalisasi, melainkan untuk mencari informasi secara rinci yang sifatnya spesifik yang memberikan citra khas dan unik. Kriteria pertama adalah latar, yang dimaksud adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni di dalam dan di luar sekolah, wawancara di rumah, wawancara di kantor, wawancara formal dan informal, berkomunikasi resmi, dan berkomunikasi tidak resmi. Kriteria kedua, pelaku, yang dimaksud adalah orang terkait dengan konflik Yasmin. Kriteria ketiga adalah peristiwa, yang dimaksud adalah pandangan, pendapat dan penilaian tentang resolusi konflik antarumat beragama yang telah dilakukan di Yasmin.

2. Lokasi Penelitian