Erosi tanah Alat dan Bahan

Gambar 3 Cara pengambilan sampel tanah utuh menggunakan ring sampel tanah b. Contoh tanah biasa disturbed soil sample Pengambilan contoh tanah biasa digunakan untuk analisa sifat kimia seperti pH, KTK, kadar air, dan kandungan hara. Kegiatan pengambilan contoh tanah dimulai dengan membersihkan permukaan tanah dari tanaman, daun dan sisa kotoran kemudian tanah diambil secara kompsit dari 5 titik dengan menggunakan cangkul dan pisau pada kedalaman 0 – 20 cm, kemudian cicampur menjadi tanah komposit sebanyak 1 Kg. Contoh tanah dimasukan kedalam kantung plastik dan diberi label dan dimasukkan ke dalam cool box agar terjaga kelembabannya. Terakhir tanah dianalisa di laboratorium.

2. Erosi tanah

Besarnya erosi tanah yang terjadi di lokasi penelitian ditentukan melalui pendugaan menggunakan metode Universal Soil-Loss Equation USLE. Metode tersebut akan digunakan pada setiap penutupan lahan yang berbeda. Metode 8 cm 5 cm a. ring sampel b. Ring sampel di tekan ke dalam tanah Tutup ring sampler Permukaan tanah Rumput Ring sampler USLE ini dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith pada tahun 1978. Metode USLE dirancang untuk memperkirakan rata-rata erosi tanah dari erosi lembaran dan erosi alur. Pendugaan tersebut tidak menghitung jumlah deposit dan hasil endapan dari erosi parit, dasar sungai dan tebing sungai. Metode ini digunakan pada petak contoh berukuran kecil berdasarkan penilaian di penampilan fisik lahan yang mengendalikan secara kuat terjadinya erosi tanah. Ukuran lahan yang kecil menjadi persyaratan utama dalam upaya meminimumkan keragaman penampilan fisik lahan sehingga meningkatkan keakuratan nilai laju erosi tanah yang prakirakan. Metode USLE dirancang untuk memprediksikan rata-rata kehilangan tanah yang disebabkan oleh aliran permukaan dalam jangka panjang pada area yang memiliki sistem pengelolaan dan tanaman yang spesifik. Metode ini juga dapat digunakan pada lahan non pertanian Wischmeier dan Smith, 1978. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut : PCSLKRA..... = ........................................................ 1 dimana : A = banyaknya tanah tererosi dalam ton per hektar per tahun R = faktor curah hujan dan aliran permukaan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan yang merupakan perkalian antara energi hujan total E dengan intensitas hujan maksimum 30 menit I 30 tahunan. K = faktor erodibilitas tanah L = faktor panjang lereng lahan S = faktor kemiringan lahan C = faktor penutupan lahan P = faktor tindakan konservasi tanah Untuk mendapatkan nilai erosivitas hujan R pada setiap kejadian hujan digunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith 1978 ∑ = i n EI R 30 ...................................................................... 2 Dimana : R = erosivitas hujan rata-rata tahunan n = jumlah kejadian hujan dalam kurun waktu satu tahun musim hujan Energi kinetik hujan diperoleh dari persamaan yang dikemukakan oleh Lenvain 1989 dalam Asdak, 1995 : EI 30 = 2,21 P 1,36 ....................................................................... 3 Dimana : EI 30 = Indeks erosivitas bulanan P = Rataan curah hujan cm pada suatu bulan Nilai faktor K ditetapkan berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh Wischmeir et al. 1971. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai K ini menggunakan nomograf erodibilitas tanah. Nomograf ini disusun berdasarkan lima parameter yaitu fraksi debu dan pasir sangat halus, fraksi pasir, bahan organik, stuktur tanah, dan permeabilitas tanah. Faktor indeks topografi L dan S, masing-masing mewakili panjang lereng dan kemiringan lereng yang diintegrasikan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Foster dan Wischmeier 1973 : [ ] 249 , 2 249 , 1 503 , 1 sin sin 5 , cos 22 α α α + = C l LS m .............. 4 Dimana : m = 0,5 untuk lereng 5 atau lebih 0,4 untuk lereng 3,5-4,9 0,3 untuk lereng kurang dari 3,5 C = 34,7046 α = sudut lereng l = panjang lereng m Untuk penentuan nilai faktor penutupan lahan C dipergunakan pendekatan yang digunakan oleh Arsyad 1989 Lampiran 1. Penentuan besar faktor faktor tindakan konservasi tanah P digunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Arsyad 1989 Lampiran 2.

3. Infiltrasi