5
2. Luka lecet vulnus abrasi Adalah luka yang hanya mengenai lapisan paling luar dari kulit dan
sangat dangkal. 3. Luka sayat vulnus incisi
Adalah luka yang diperoleh karena trauma benda tajam, jaringan yang hilang boleh dikatakan tidak ada.
4. Luka robek vulnus laceratum Luka yang pinggirnya tidak teratur atau compang-camping, sebagian dari
jaringan umumnya hilang. Disebabkan oleh trauma benda tumpul. 5. Luka tusuk vulnus punctum
Luka yang disebabkan tusukan benda berujung runcing seperti paku. Tapi luka mungkin terdorong ke dalam luka kecil, tetapi dapat sangat dalam.
Apabila luka tusuk ini menembus suatu organ, maka luka yang masuk selalu lebih besar dari luka keluarnya. Terkadang luka ini baru diketahui setelah
timbul abses di telapak kaki. 6. Luka tembak vulnus sclopetorum
Apabila luka tembak ini menumbus suatu organ, maka luka keluarnya lebih lebar dan lebih compang-camping. Apabila tembakan dilakukan dari
jarak dekat, maka pada luka masuk dapat ditemui jelaga. Pada luka keluar tidak jarang di temui pula bagian-bagian organ yang diterjang peluru. Keluar
tidaknya peluru atau sampai dimana kerusakan yang ditimbulkannya tergantung
dari jenis
senjata, peluru
jarak dan
arah tembakkan.
6
7. Luka granulasi Adalah luka yang diatasnya tumbuh jaringan granulasi. Luka granulasi
dapat dimulai oleh ulkus. 8. Vulnus ulkus
Suatu luka yang dalam, karena infeksi,tumor ganas, atau kelainan pembuluh darah.
9. Luka gigitan vulnus mortum Dapat ditemui pada bekas gigitan, terdapat nyeri, panas,
dan udem.
Dapat menyebabkan shock anafilaktif dan membawa masuk bakteri atau parasit kedalam tubuh. Luka gigitan lipan meyebabkakn gelisah dan muntah.
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan gejala nuerotoksik, hemolitik, atau kombinasi. Gejala nuerotoksik adalah kelumpuhan termasuk kelumpuhan
otak dan pernapasan Ridhwan Ibrahim, 2002.
2.2 Vulnus Sclopetorum
Vulnus sclopetorum adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru ke dalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan dengan
tubuh. Luka tembak dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru masuk pada suatu
objek dan tidak keluar lagi, sedangkan pada luka tembak keluar anak peluru menembus objek secara keseluruhan. Pada luka tembak biasanya juga ditemukan
kerusakan pada pembuluh darah tulang dan jaringan sekitar. Berdasarkan jarak
luka tembak juga
7
dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu kontak, jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh
Umboh, dkk, 2013.
2.3 Etiologi
Vulnus sclopetorum termasuk dalam “punctured vulnus”, apabila luka tembak ini menumbus suatu organ, maka luka keluarnya lebih lebar dan lebih compang-
camping. Apabila tembakan dilakukan dari jarak dekat, maka luka masuk dapat ditemui. Pada luka keluar tidak jarang di temui pula bagian-bagian organ yang
diterjang peluru. Keluar tidaknya peluru atau sampai dimana kerusakan yang ditimbulkan tergantung dari jenis senjata, peluru jarak dan arah tembakkan Ridhwan
Ibrahim, 2002. Vulnus sclopetorum pada hewan sebagian besar disebabkan oleh manusia,
karena itu pengawasan terdahap
hewan peliharaan
dan besarnya tingkat pengertian dari manusia itu sendiri sangat penting pada kasus ini.
2.4 Tanda Klinis a. Luka tembak masuk
Ciri luka tembak masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling efek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi
tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun
eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin
8
dengan ketebalan yang sama, disebabkan saat peluru masuk secara tegak lurus ke dalam kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk
sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris
mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai kulit. Eka Nilawati, 2011.
b. Luka tembak keluar
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar. Ketika senjata kaliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya
tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak keluar.
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka tembak keluar berbeda dengan luka tembak
masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah slitlike, seperti bintang, iregular, atau berjarak gaping. Bentuk luka tembak keluar tidak
dapat di prediksi. Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tidak teratur,
tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi, laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur
komunitif. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan
anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit