Penyuluhan Bahaya Pernikahan Dini

5. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Aula SMKN 2 Kintamani 6 3 Jam 18 Jam 6. Dokumentasi Aula SMKN 2 Kintamani 3 1 Jam 3 Jam 7. Evaluasi Kegiatan Posko KKN 6 1 Jam 6 Jam Total 9 jam 49 Jam C. Kelompok Sasaran dan Pihak yang Terlibat Kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah generasi muda terkhusus siswa SMP dan SMK. Sedangkan, pihak yang terlibat dari kegiatan ini adalah mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat Desa Songan B. D. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan diawali dengan survey ke pihak BKKBN Bangli untuk menanyakan mengenai narasumber. Setelah itu, membuat surat permohonan izin pembicara, permohonan permakluman ke Kepala Desa, peminjaman gedung, dan mencari siswa sebagai peserta dari kegiatan ini. Pada hari pelaksanaan, di pagi hari tim melakukan persiapan teknis seperti brefing, mempersiapkan alat, gedung dan konsumsi. Peserta berjumlah 50 orang terdiri dari 44 siswa SMK dan 6 siswa SMP. Narasumber terdiri dari pihak BKKBN Bangli dan Polresta Bangli. Kegiatan penyuluhan dimulai pada pukul 09:00 Wita dan berakhir pukul 12:00 Wita. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama serta makan siang. E. Hasil Pelaksanaan Hasil dari penyuluhan BKKBN mengenai pencegahan bahaya pernikahan usia dini adalah remaja siswa-siswi SMK dan SMP aktif untuk bertanya mengenai bahaya pernikahan usia dini di saat penyuluhan sedang berlangsung. Pihak sekolah sangat mengapresiasi kegiatan penyuluhan ini. Diharapkan melalui penyuluhan ini, remaja yang ada di Desa Songan dapat sadar tentang bahaya serta dampak dari pernikahan usia dini dan mereka mampu mengurangi angka pernikahan dini. F. Kendala Adapun kendala yang dihadapi ketika pelaksanaan kegiatan yaitu terkendala dalam biaya yang lumayan banyak. Selain itu, pada awal sebelum pelaksanaan kegiatan, terkendala pula dalam mencari narasumber. G. Solusi Solusi yang dapat dilaksanakan akibat kendala yang terjadi adalah bantuan kerjasama dari pihak BKKBN Bangli yang sangat meringankan beban anggaran, sehingga anggaran yang sebelumnya telah dikeluarkan dapat ditekan dan menghemat kas kelompok KKN. Sedangkan, untuk solusi dalam masalah menentukan narasumber, pihak BKKBN sudah bersedia menyediakannya. Gambar 3.4 Penyuluhan Bahaya Pernikahan Dini

2. Mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang

A. Deskripsi Mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang secara inovatif dan kreatif bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa SD Songan B, serta memperkenalkan bahasa asing sejak usia dini. Desa Songan B adalah salah satu obyek wisata di Bali yang dikenal sebagai Geopark, maka dari itu sangat wajar bila anak-anak SD Songan B mempelajari bahasa asing agar suatu saat nanti dapat memperkenalkan budaya desa Songan B pada orang asing atau para wisatawan. B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tabel 3.10 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang