33
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles and Huberman dalam Sugiyono, 2008, hlm. 337 yang menjelaskan
“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Seluruh data yang diperoleh melalui studi literatur dan wawancara semiterstruktur disusun secara sistematis. Kemudian, data diolah dan dianalisis
untuk memecahkan masalah yang diteliti serta dapat diketahui korelasi dalam setiap masalah. Data-data tersebut diolah dengan cara sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan adalah data wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara direduksi. Reduksi data yang telah
terkumpul saat di lapangan yaitu memilih, mensortir, mengklasifikasikan atau mengkategorikan setiap data pada hal-hal pokok yang berhubungan dengan
masalah penelitian, yakni hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini adalah dengan memasukan data yang telah direduksi dan dikorelasikan dengan literatur ke dalam teks naratif yang
memaparkan permasalahan
yang terjadi
dan menggambarkan
atau mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah mengalami proses analisis kedalam
bentuk tulisan.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan gambaran atau deskripsi yang
menjawab rumusan masalah yaitu kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi. Setelah kesimpulan didapatkan, maka dilakukan penyusunan
skripsi sebagai laporan penelitian yang telah dilakukan.
128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kesalahan penggunaan bentuk jenis
konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi. Data- data hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan bentuk jenis
konjungsi yang terdapat dalam karangan narasi siswa yaitu kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif dan subordinatif.
Kesalahan bentuk jenis konjungsi koordinatif diantaranya kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif penjumlahan, pertentangan, dan pengurutan.
Sedangkan kesalahan bentuk jenis penggunaan konjungsi subordinatif diantaranya kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif penyebaban, persyaratan,
kesewaktuan, dan perbandingan. Dari kedua kesalahan tersebut, kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif penjumlahan dan lebih banyak dari pada
kesalahan penggunaan konjungsi lainnya. Hampir seluruh siswa menggunakan konjungsi ini dalam karangan narasi, tetapi penggunaannya tidak tepat sehingga
terjadi kesalahan penggunaan konjungsi. Jumlah seluruh kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi
siswa kelas V SD Negeri 3 Nagarawangi sebanyak 43 kesalahan yang terdiri atas 34 kesalahan atau 79,08 kesalahan konjungsi koordinatif dan sembilan
kesalahan atau 20,96 kesalahan konjungsi subordinatif. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif lebih banyak dari pada kesalahan penggunaan konjungsi
subordinatif. Hal ini terjadi karena konjungsi koordinatif banyak digunakan siswa dalam menulis karangan narasi. Namun, siswa tidak mengetahui penggunaan
konjungsi tersebut dengan tepat. Kesalahan penggunaan konjungsi terjadi akibat siswa lupa terhadap materi
konjungsi yang telah diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat guru kelas yang mengatakan bahwa pembelajaran konjungsi telah diajarkan sudah lama, sehingga
siswa tidak ingatlupa. Penyebab lainnya adalah siswa jarang menggunakan 128