Latar belakang Gambaran Kontaminasi Soil Transmitted Helminths pada Kuku dan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060891 Kecamatan Medan Baru tentang Infeksi Cacing Tahun 2010

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010, Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembangunan nasional, yaitu tujuannya untuk mewujudkan manusia yang sehat, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi. Anak merupakan golongan masyarakat yang akan menjadi generasi dan sumber daya akan datang negara, artinya kita harus memberi perhatian dari segala aspek supaya mereka memiliki aspek fisik dan intelektual yang baik nantinya. Menurut WHO 2004, infeksi cacing dan penyakit yang disebabkan helminthiasis amat besar angkanya yaitu kira-kira 2milyar orang terkena di seluruh dunia. Helminthiasis cacingan ini menjadi penyakit umum terutamanya di negara-negara miskin dan juga negara-negara yang sedang membangun. Dimana terdapat masalah kemiskinan, kurang nutrisi, kurang sanitasi serta kurang penjagaan kesehatan WHO, 2004. Penyakit kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh karena masuknya parasit berupa cacing ke dalam tubuh manusia. Jenis cacing yang sering ditemukan menimbulkan infeksi adalah cacing gelangAscaris lumbricoides, cacing cambukTrichuris trichiura, dan cacing tambangNecator americanus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminthiasis. Kerugian yang ditimbulkan akibat kecacingan sangat besar utamanya terhadap perkembangan fisik, intelegensia, dan produktivitas anak yang merupakan gerasi penerus bangsa dinkes Jatim 2005 Dalam hubungan kesehatan anak dengan infeksi cacing, ternyata dalam beberapa penelitian bahwa anak usia sekolah dasar merupakan golongan tertinggi terutama infeksi cacing yang penularanannya dengan tanah Soil Transmitted Helminths Depkes RI, 2004. WHO, 2004 juga menyatakan pada anak-anak umur 5-15 tahun yang paling tinggi terinfeksi cacing. Cacingan dapat saja berakibat buruk terhadap anak-anak seperti perkembangan tubuh, kecerdasan dan kognitif serta kurang aktif di sekolah. Kingston, 2007 Universitas Sumatera Utara Hasil survey prevalensi kecacingan yang dilaksanakan pada murid kelas VI sekolah dasar di SDN 030375 dan SDN 034807 Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tahun 2007 oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan, dari 128 sampel yang faecesnya diperiksa ditemukan 55 anak 42,96 terinfeksi kecacingan BTKL Medan, 2007. Infeksi oleh Soil Transmitted Helminths STH sering dijumpai pada anak usia sekolah dasar karena anak pada usia ini paling sering kontak dengan tanah WHO, 2004. Beberapa spesies dari STH yang sering dijumpai adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Telurlarva cacing-cacing ini menjadi infektif saat di tanah dalam kurun waktu sesuai dengan spesies masing-masing Babiker, 2009. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Tembakau Deli dan Rumah Sakit Pirngadi Medan melaporkan jumlah penderita askariasis 55,8 , trikuriasis 52 dan ankilostomiasis 7,4 Djali D et al, 1981. Selain itu, dari 300 sampel tinja yang terdiri dari siswa Sekolah Dasar dan SMP Muhammadiah Kecamatan Medan Perjuangan, dalam penelitian laboratorium RSU Dr Pirngadi Medan beserta Forwakes diperoleh hasil sebesar 53 persen menderita cacingan. Redaksi, 2009. Transmisi telur atau larva cacing dapat terjadi melalui kuku yang mengandung telurlarva cacing kemudian masuk ke mulut bersama makanan apabila anak tersebut tidak mencuci tangan sebelum makan ataupun tidak menjaga kebersihan kukunya Faust Russell,1964; Mardiana, 2000. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai aspek hidup. Salah satunya adalah pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan serta dari pengalaman yang dialaminya sendiri. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Djarismawati 2007, menyatakan kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan juga sangat berperan dalam penularan kecacingan. Vince dalam Poespoprojo dan Sadjimin 2000 menyatakan bahwa infeksi cacingan pada manusia dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan tempat tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan, misalnya tidak tersedianya air bersih dan tempat pembuangan faeces yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Universitas Sumatera Utara Menurut Ismid. S, 1996 salah satu cara penularan cacing usus adalah melalui kuku yang tercemar oleh telur cacing yang infektif, terutama pada anak pra sekolah yang selalu berkontak dengan tanah. Mahfudin dkk 1994, pernah melakukan penelitian dengan menggalakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan sesudah buang air besar BAB ternyata dapat menurunkan infeksi cacing usus. Kurangannya pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta infeksi cacing menjadi faktor dasar seorang anak berperilaku sedemikian rupa sehingga memudahkan anak tersebut mendapat infeksi khususnya infeksi oleh Soil Transmitted Helminths STH. Mahzumi 2000 melaporkan bahwa terdapat penurunan angka kejadian infeksi cacing pada anak sekolah dasar setelah diberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan segala penemuan diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai kontaminasi kuku oleh Soil Transmitted Helminths serta menilai pengetahuan siswa tentang cacingan.

1.2 Rumusan masalah