Bidang Longsor Distribusi Tegangan Vertikal

Persamaan garis keruntuhan : 4.12

4.5 Bidang Longsor

Beberapa anggapan mengenai bidang longsor : 1. Pengukuran struktur tanah bertulang Schlosser dan Elias menunjukkan bahwa penyebaran gaya tarik pada tulangan relatif kecil pada muka dinding namun semakin meningkat sampai keadaan maksimum pada jarak tertentu di belakang dinding. Bidang longsor hampir berimpit dengan lokasi-lokasi gaya tarik, namun bergantung pada tipe struktur dan sistem penulangannya. 2. Beberapa penelitian menganggap bidang longsor berasal dari kaki dinding penahan tanah menuju ke atas bersudut 45 + ø2 terhadap horizontal 3. Ada anggapan bidang longsor berbentuk spiral logaritmik. 4. Bentuk-bentuk yang lain seperti bentuk dua garis linear bilinear atau campuran bidang longsor lingkaran dan linear Goure dkk, 1992 5. Permukaan bidang longsor untuk dinding vertikal dengan tanah bertulang, tulangannya mudah meregang, umumnya dianggap berimpit dengan bidang longsor Rankine keruntuhan terjadi di sudut 45 + ø2 terhadap bidang horizontal. Berikut pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dijelaskan mengenai perbedaan bidang longsor saat tanah tanpa tulangan dan dengan tulangan : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Dinding Penahan Tanah tanpa Tulangan Gambar 4.8 Dinding Penahan Tanah dengan Tulangan

4.6 Distribusi Tegangan Vertikal

Ada tiga anggapan mengenai tegangan vertikal untuk perancangan dinding penahan tanah bertulang : Universitas Sumatera Utara 1. Tegangan vertikal untuk sembarang kedalaman dianggap terbagi rata, yaitu sama dengan tekanan overburden Lee, dkk1973 : 4.13 γ = berat isi tanah z = kedalaman 2. Tegangan vertikal dihitung berdasarkan metode Meyerhoff Juran dan Schlosser, 1978 4.14 K a = koefisien tekanan tanah aktif z = kedalaman γ = berat isi tanah L = lebar dinding 3. Tegangan vertikal dianggap mengikuti distribusi trapezium Bolton, dkk, 1978 ; Murray, 1980. Tanah dianggap sebagai struktur yang kaku. Tekanan tanah yang bekerja di belakang dinding penahan bertulang cenderung menggulingkan struktur sehingga akan terjadi tegangan vertikal maksimum di bawah dinding penahan tanah dan minimum di bagian belakang. Persamaan tegangan vertikalnya menjadi : 4.15 Universitas Sumatera Utara Dengan syarat, kondisi tanah timbunan dianggap tanah berbutir dengan kohesi c = 0, dan struktur tidak terbebani beban merata di atasnya.

4.7 Distribusi Tegangan Horisontal