optimal hanya dalam waktu 1 minggu, sedangkan pembuatan pupuk organik cair tanpa menggunakan starter bakteri kurang efektif karena membutuhkan waktu yang relatif lama
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
4.2.3. Analisa Kadar C-Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium dari Pupuk Organik Cair
Pada tabel 4.2. menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengomposan, maka kadar C- Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium dari Pupuk Organik Cair yang dihasilkan dengan
menggunakan bakteri mengalami peningkatan. Dalam minggu pertama pengomposan, kadar C-Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium dari Pupuk Organik Cair yaitu 0,5478 ,
0,5406, 0,0507 dan 0,3234. Sedangkan dengan proses pengomposan selama 2 minggu, kadar C-organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium yang didapat yaitu 0,5534,
0,5554, 0,0639 dan 0,4721. Dan proses pengomposan dengan waktu 3 minggu, kadar C-Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium yang didapat yaitu 0,5631, 0,5612,
0,0741 dan 0,5162. Pupuk organik cair dari limbah sayur pasar pagi di dominasi oleh limbah sayuran
kubis dan sawi. Limbah dari kedua jenis sayuran tersebut paling banyak ditemukan di pasar pagi. Kandungan unsur-unsur N,P, K dari pupuk organik yang dihasilkan berasal
dari limbah sayur tersebut. Sayur kubis memiliki kandungan protein 0,2 , dimana protein tersebut sebagai penyumbang unsur nitrogen dalam pupuk organik cair yang
dihasilkan. Sayur kubis juga memiliki kandungan unsur Posfor 0,00026 dan unsur Kalium 0,053. Sayur sawi memiliki kandungan protein 0,25 , kandungan unsur
Posfor 0,0037, dan kandungan unsur Kalium 0,067 . Bakteri merupakan mikroorganisme yang berperan penting dalam proses
dekomposisi bahan-bahan organik. Bakteri membantu proses penguraian bahan-bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana, dimana senyawa-senyawa sederhana
tersebut seperti Nitrogen, Kalium, Posfor dan C-Organik sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Penggunaan bakteri dalam pembuatan pupuk menjadikan waktu
Universitas Sumatera Utara
fermentasi menjadi lebih efisien karena dapat menghasilkan hasil yang optimal dalam waktu yang relatif singkat. Semakin lama waktu fermentasi maka proses dekomposisi
senyawa organik menjadi semakin sempurna. Kadar unsur-unsur seperti Nitrogen, Kalium, Posfor dan C-Organik yang dibutuhkan oleh tanaman akan semakin meningkat
pula seiring semakin lama nya waktu fermentasi. Pembuatan pupuk organik cair tanpa menggunakan bakteri kurang efektif. Proses
fermentasi membutuhkan waktu 3 minggu untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kadar unsur Nitogen, Kalium, Posfor dan C-Organik juga lebih rendah dibandingkan
dengan pembuatan pupuk organik cair dengan menggunakan bakteri. Analisa kadar C- Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium dari Pupuk Organik Cair yang dihasilkan tanpa
menggunakan bakteri, didapatkan hasil yaitu 0,5345, 0,5027, 0,0376 dan 0,1352. Proses fermentasi tanpa menggunakan bakteri menyebabkan proses dekomposisi yang
kurang sempurna, sehingga kadar unsur-unsur tersebut juga lebih kecil dibandingkan dengan pembuatan pupuk dengan menggunakan bakteri.
4.2.4. Pengujian Pupuk Organik Cair terhadap Tanaman